DEVIN bangsat!
Tahu-tahu melihat segerombol cowok masuk ke ruang tengah rumahnya, kontan Revanda merasa dongkol.
Segera dia menyelam ke dasar kolam, biar nggak terlihat oleh para tamu, yang hanya terpisah glass sliding door dan teras selebar tiga meter dari posisinya sekarang.
Oke, nggak seharusnya dia bersembunyi.
Hanya saja, pakaian renang yang dia kenakan sekarang agak ... revealing. Biarpun berenang di kolam rumahnya sendiri, muncul dengan penampilan seperti ini di hadapan cowok-cowok yang lagi pubertas bukanlah ide bagus.
Pelan-pelan cewek itu muncul ke permukaan. Menoleh ke handuk di sun lounger dan ruang tengah—yang pintunya kini terbuka—bergantian.
Kalau keluar sekarang, nggak mungkin nggak jadi tontonan.
Tapi keluar dari kolam, mengambil handuk, lalu memakainya, kira-kira hanya butuh kurang dari sepuluh detik. Kalau beruntung, dia bisa menyelesaikannya sebelum ada yang sempat melihat.
Sambil melongok lebih jauh ke atas, cewek itu memperhitungkan situasi.
Satu orang sedang bengong menatap halaman belakang. Sisanya sibuk mengobrol sambil makan.
Sebelum kehilangan kesempatan, cepat-cepat dia mengeluarkan diri dari air—yang suara percikannya membuat sebagian orang di ruang tengah menoleh—lalu menyambar handuk dan memakainya.
Sialan. Dipetoloti setengah lusin pasang mata membuatnya mati gaya.
Berusaha terlihat santai, dia pastikan handuk menutupi tubuh dengan sempurna, lalu mengemasi handphone dan jus jeruk yang belum tersentuh. Lanjut berjalan cepat memasuki rumah.
"Kok udahan, Shan? Nggak apa-apa kali, lanjutin aja latihannya. Kita nggak niat ganggu, kok." Thomas, anak tetangga sebelah, menegur saat dia lewat, sementara sisanya cuma memandang terang-terangan tanpa berani SKSD.
"Shan?" Yang disapa menautkan kedua alis, bingung.
"Shaaantik." Thomas mesem, membuat yang digombali ingin balik nyebur lagi ke kolam.
"Aku naik dulu." Tidak berniat menanggapi, Revanda mengulas senyum tipis biar nggak dikatain sombong. Berjalan cepat ke arah kamarnya, setelah sebelumnya melempar pelototan ke Devin yang sedang membuat es di dapur.
Merasa tengkuknya meremang, setengah jalan melewati tangga, cewek itu menoleh sekali lagi.
Dan benar saja, sepasang mata yang tidak dikenalnya masih memandang lekat ke arah punggungnya.
Who is he?
#TBC
[rev: 31/7/23]
Kalo pembaca lama masih ada, wow, w terharu banget sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Priit, Kartu Merah!
Teen FictionRevanda sudah merasa nyaman dengan hidup 'tidak terlihat' selama dua tahun lebih di sekolah. Tapi mendadak namanya jadi trending topic pasca ketahuan berbohong: mengakui omnya sendiri sebagai pacar, hanya demi menolak Refi. Sekarang dia kalang kabut...