Bagian 2

966 78 5
                                    

❝Bohong bila kukatakanaku membencimu, karenatiada hari bagiku tanpamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bohong bila kukatakan
aku membencimu, karena
tiada hari bagiku tanpamu.

- O2 -


Menjadi bagian dari dunia tidaklah mudah, hidup pun sama sulitnya. Perasaan ingin menghilang terkadang ada, namun tidak hadir tiap waktu. Eunsang menyadarinya, ia membenci dirinya sendiri, menyalahkan orang lain atas alasan yang ia buat, menyalahkan Dongpyo atas hatinya yang remuk oleh dunia. Eunsang cukup tau ia dusta, namun dirinya terus mengelak, membenarkan diri dengan membalik fakta-fakta yang ada. Dengan begitu dia tidak pernah merasa lebih baik, malahan hatinya memburuk, hidupnya hampa, ia kehilangan gairah untuk bicara dan menutup diri dari orang lain.

Ia bukan merasa bersalah, ada sebuah perasaan yang tak mampu ia jelaskan. Bahkan mungkin tak mampu ia rasakan seorang diri, hingga itu membuatnya benci pada diri sendiri. Remaja selalu punya pola pikir bercabang-cabang dan penilaian yang naif sama halnya dengan Eunsang yang hingga menginjak delapan belas tahun ini tidak mampu untuk bicara tentang dirinya sendiri didepan orang lain termasuk sang kakak.

Pagi ini canggung kembali menyerang, meja makan hening dengan suara nafas masing-masing. Udara pagi memang sedikit lembab, siapa sangka kemarin malam hujan lebat. Eunsang menyendok makanannya dengan pelan, tak peduli jarum jam yang terus melaju. Wajahnya masih lebam, terpaksa harus mengenakan masker pagi ini.

Sesaat setelah kecanggungan itu, Eunsang melirik kearah Dongpyo yang duduk diseberangnya dengan wajah sendu yang manis seperti biasanya. Entah apa yang sudah ia sesali saat terjebak dalam situasi ini dengan Dongpyo. Hatinya sedikit terenyuh saat sang kakak hanya mampu membuatkan makanan sederhana pagi ini.

"Kak Randi," panggilnya, meletakkan sendok. "Aku hanya ingin bilang, maafkan aku." ucapnya lirih.

Dongpyo buru-buru mengadah kearah Esah, menggeleng. "Kamu tidak salah..."

"Aku berangkat sekarang," ucapnya tanpa memikirkan ucapan kakaknya, ia bangkit dari meja dengan menyisahkan sedikit sarapannya.

Dongpyo terdiam melihat kepergian Adiknya. Matanya melirik kearah piring kotor itu, hatinya menciut ketika melihat sedikit nasi disana.

"Aku melakukan kesalahan buruk, Ya Tuhan..."

Tangisnya pagi itu berlanjut.


- ✦ D e s a h ✦ -



Siang ini sekelas tampak ribut membisik-bisik perihal kondisi Junaedi, siapa yang tidak dengar gosip-gosip tentangnya. Terlebih pagi ini dia muncul dengan muka lebam dan mata biru, tanpa masker, tanpa penutup. Para gadis dikelas pun mulai menerka-nerka apa yang terjadi padanya. Beberapa diantaranya mulai sok tahu dan malah membuat rumor besar diseisi sekolah.

Desah || EunpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang