Bagian 7

480 48 15
                                    

Hai, aku kembali...

❝Kendala m a n u s i a untukBerkembang adalah perasaanmereka yang terlalu kuat hinggaKehilangan i n t u i s i

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kendala m a n u s i a untuk
Berkembang adalah perasaan
mereka yang terlalu kuat hingga
Kehilangan i n t u i s i.

_________________________________

"Apa perasaanmu sejalan denganku?"

Riuh kelas seolah angin lewat bagi Eunsang. Panggilan-panggilan ribut tak ia pedulikan, hanya lamunan-lamunan asa tentang kejadian kemarin siang juga beberapa hal yang mengcongkel kembali kenangan masa lalunya.

Junho mengeryitkan alisnya memperhatikan teman sekelasnya yang kini duduk berjauhan, Yohan yang duduk di sebelahnya ikut menatap penuh tanda tanya. Esa ngapain sih bagitu pikirnya.

"Esah kenapa?" tanya Yohan pada Junho.

"Mana kutahau," balas Junho dengan ketus, "Sejak bolos kemarin, rasanya dia agak berbeda," lanjutnya.

"Kesambet kali?"

Kembali keduanya menatap kearah Eunsang, dan ketiganya bertemu pandang, Eunsang mengulas senyum kemudian berjalan kearah dua teman sejawatnya. Dua orang yang pura-pura membuang rasa penasaran akibat gengsi.

"Belum akrab sama si Marzi ya?" tanya Junho, kalau dengan Eunsang dia memang agak lembut.

Eunsang mengangguk, "Kalian memang sudah akur?"

"Gak sama sekali," balas Junho.


Yohan protes dan mereka kembali ribut soal hal kecil, ribut disini dalam artian bercanda tentu saja. Eunsang terkekeh geli melihat dua temannya yang sedang saling memanggil dengan nama orangtua.

"Cahyo ngeles terus ae!" ejek Yohan.

"Kukuh pada pendirian dong Yanto, kamu sih ngasih argumen gak jelas!"

Ya, seengaknya mereka masih bisa memanggil nama bapak tanpa beban sedikit pun, Eunsang sebaliknya, dia tidak berani berucap apapun tentang almarhum orangtuanya.

"By the way, kalian nama bapaknya Yanto sama Cahyo ya?" sebuah suara membuat ketiganya menoleh. Pemuda dengan surai yang mengembang serta dengan sorot mata ramah, terlihat melukiskan senyum di bibirnya.

"Yanto itu bapaknya Cahyo..." balas Eunsang ngelantur, seketika mendapatkan sentilan dari Yohan dikepalanya. Ia mengeluh.

"Si Esah kebiasaan ngelantur, eh lu gak bareng golongan radit, zi?" tanya Yohan.

Minhee tersenyum, "Gua abis dari kantin sih, cuma si Radit lagi bareng ceweknya ya mendingan gua tinggal."

"Awkowkowko, Nyamuk everywhere!" tawa Yohan menggelegar.

Desah || EunpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang