Chapter 4 : Orchidaceae

1.6K 229 45
                                    

"Peristiwa buruk dapat menuntun pada sesuatu ya indah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Peristiwa buruk dapat menuntun pada sesuatu ya indah"

       Perkiraan dan dugaannya meleset jauh. Rose pikir ia akan diantar ke seberang Kapel, tempat dimana tidak sengaja melihat Jungkook. Ternyata bukan, sepertinya dirinya mulai percaya dengan ucapan Joy. Jika Jungkook memang tidak suka membuka privasinya.

      "Ini tempat apa ya pak?" Mobil berhenti di samping pagar kayu meranti yang alami tanpa plitur. Supir itu menoleh ke belakang, sambil membuka kaca mobil.

       "Toko tanaman hias bu."

       "Toko....gak kayak toko ya?" Jawab Rose seraya mengedarkan pandangan, lebih terlihat seperti tempat tinggal seseorang—karena kesan yang ditunjukkan. Tidak ada bangunan seperti toko pada umumnya. Alam terbuka, Bias sinar matahari bisa menembus tempat ini melalui celah-celah dedaunan hijau di atasnya yang dilindungi pepohonan tinggi yang rindang. Benar-benar sepi. Hanya suara kicauan burung, cengkerik saja yang bisa Rose dengar. Dari luar tidak terlihat manusia. Kecuali pot-pot gerabah yang disusun rapi di rak-rak khusus berbagai model. Ada yang sangat indah seperti kincir air.

         "Saya tinggal sebentar isi bensin bu. Bapak sudah menunggu di dalam."

Wanita ini mengangguk, kemudian melangkah keluar dari mobil. Tahap kedua Rose bingung harus masuk lewat mana. Di pinggir jalan utama keadaan sunyi, hanya alat transfortasi yang ingin keluar kota saja yang melintas. "Ini gak ada orang lewat sama sekali." Setelah melintas susunan pagar kayu tidak rapi itu, Rose terpesona dengan apa yang ia lihat.

        "Hampir semuanya Orchidaceae. Beneran nggak nyasar kan ya...."

         Akhirnya, menemukan dua orang pria, berdiri di dekat pohon pisang yang bentuknya tidak biasa, daunnya sejajar rapi dari kiri ke kanan seperti sensu. Salah satu pria itu bertubuh lebih tinggi dengan topi, satu tangannya memegang pot bunga dan memunggunginya. "Permisi, maaf. Ini lewat mana ya. Saya cari pak Jungkook...." salah satu dari pria itu menoleh, kemudian tersenyum, melepaskan topi hitam yang ia kenakan, merapikan ujung-ujung rambut depannya.

         "Oh...saya kira tadi bukan pak JJ...nggak tau kalau bapak ganti model rambut." Rose menggaruk ujung kepalanya disertai meringis.

          Jungkook tersenyum lebih lebar dari sebelumnya, hingga terlihat salah satu lesung pipinya. "Ujung rambut saya rusak. Makanya saya potong. Nggak cocok ya..."

         "Cocok pak. Keliatan lebih fresh apalagi pas senyum tadi." Rose menunjukkan ibu jari tangannya, dua detik kemudian tersadar dan menurunkan kembali ibu jarinya kikuk. "Hehe, maaf, maaf pak." Lalu berdehem salah tingkah.

Keduanya tertawa bersama. Sebelum akhirnya memilih duduk di bangku bundar yang terbuat dari sisa potongan kayu besar.

           "Saya sudah baca laporan yang kamu kirimkan." Jungkook membuka suara, tangannya memegang analisa tertulis yang Rose buat dalam satu malam di dalam map snelhecter merah.

           "Begini pak," Kata Rose, ia mengeluarkan dokumen untuk berjaga-jaga. Ternyata benar firasatnya jika Jungkook akan membahas tentang pekerjaan. Dalam hidup biasakan membuat 2-3 rencana cadangan selain rencana utama. Sangat efektif.

            "Sebenarnya pabrik baru kurang tepat menurut saya, masih bisa dengan yang sudah ada. Tapi saya baru masuk kerja pas sudah hampir 90% prosesnya selesai. Padahal ada opsi lain. Saya lihat rekap data satu tahun terakhir. Grafik yang bagus pada penjualan hasil laut. Tapi pembangunan malah dialokasikan untuk pabrik perkebunan. Saya bingung kenapa. Memang tidak ada yang salah. Tetapi bukankah kurang tepat pendanaan kesana pak. Nih coba pak JJ lihat." Kemudian Rose menunjukkan dengan beberapa metode analisis untuk kuartal depan. Mulai dari jika terjadi hambatan dari human error atau force majeure. Jungkook mendengarkan dengan seksama. Tidak jarang ia terlihat lebih fokus kepada wajah si pembicara ketimbang isi materi. Menopang dagunya,

        "saya sebenarnya udah gak begitu ngurusin lagi. Itu kenapa saya serahkan semuanya sama kamu. Mungkin ini juga yang buat Eunwoo sensi. Dulu gak masalah, karena dia yang ngurus dibantu pak Daniel. Sekarang saya lepas tangan. Langsung di take over sama kamu. Saya lebih banyak mendekatkan diri sama Tuhan aja, ikut kegiatan amal. Inget mati." Tuturnya panjang lebar, dengan merentangkan tangan di atas tubuh seolah-olah pemanasan sebelum berolahraga. Tiba-tiba melengkungkan garis bibirnya. "Saya nyaman dekat sama kamu kayak kenal lama, aneh sih. Tapi, kayaknya kita pernah ketemu dimana ya. Eh, nggak mungkin, kamu dari dulu tinggal di Sichuan kan? oke, itu aja yang kita bahas. Saya pusing, Roseanne. Ini bunga anggrek saya pertumbuhannya kurang bagus, padahal tanaman lainnya yang saya punya sehat wal afiat."

            Ingin tertawa tetapi sungkan, Rose menekan kedua bibirnya sebagai bentuk pertahanan. Semakin mengenal Jungkook, ternyata pria itu jauh dari pria seperti penggambaran bos besar yang mengerikan, bertindak semaunya, dan arogan. "Coba pakai urin kelinci pak jangan pake air. Semprot ke batang dan arangnya setiap pagi, dan sore. Lihat perubahannya satu minggu. Tapi bisa juga sementara gak pake arang pak. Kosongan aja potnya."

           "Ampuh gak tuh. Kamu pernah coba?"

           "Selalu pak, eco friendly lebih aman. Pestisida alami juga saya lebih suka bikin sendiri. Mau simple, bapak bisa pelihara kelinci. Jadi gak perlu beli urinnya."

           "Hah."

           "Agak mirip sama pak JJ kalau bapak senyum. Bercanda pak, haha." Sekarang tidak ada tawa yang ditahan atau disembunyikan. Jungkook yang kebingungan, menutup wajahnya sambil tersenyum. Wajah Rose juga sampai berubah jadi merah karena gelak tawanya sendiri. "Ehemm, saya pamit balik ke kantor pak." Menyibak-nyibakkan tangan ke depan wajahnya agar kembali normal.

           "Hati-hati di jalan," pesan Jungkook, ia mengantarkan Rose sampai ke depan.

Muka gue mirip kelinci ya, masa sih...



Sengaja part-nya dikit. Gak mau mengganggu momen mereka dengan momen yang lainnya...

Rote - Seide || Rosékook [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang