Sabtu pukul 20.00 P.M
Suasana Gala berlangsung sejak are pukul lima. Joy menjadi perwakilan kantor yang tiba lebih awal. Jungkook lebih memilih menghabiskan waktu seharian sampai malam dengan istrinya di rumah ketimbang pergi sore hari untuk acara Gala. "Istri lo dah cerita hasil rapat kan?."
"Yap."
"Menurut lo gimana?"
"Analisis dia bagus, dan tipikal istri gue, dia gak pernah selalu kasih liat keuntungan, laba, laba. Lebih sering bikin perencanaan dengan banyak analisis kerugian. Itu yang gue suka dari dia."
"Wonu ke kantor, lo tau."
"Tau. Joy telepon gue."
"Tsk...alasan gue paksa lo tinggal di Sydney. Mereka semua disini ganggu hidup lo. Roseanne tau?"
"Tentang?"
"Wonu?"
"Istri gue gak pernah ikut campur urusan pribadi. Dari dulu. Sebelum nikah, sampe jadi istri pun selalu punya space untuk urusan keluarga gue. Kecuali gue yang buka omongan atau cerita ke dia."
"Ya sih, gue setuju. Berarti bullshit dong pernyataan lo cuman Reanne yang ada di hati lo dan yang lo sayang. Tai kuda...."
Jungkook menyumpal mulut Saerom dengan tangannya, agar tidak berisik.
Joy seperti seorang yang bertugas menyambut tamu, berdiri di luar menyapa setiap orang yang masuk di kediaman Jaehyun. Padahal ia bertujuan hanya menyambut Jungkook dan Saerom saja. "Pak, ada yang cari pak JJ tadi."
"Saya setor muka aja sebentar, langsung pulang. Nanti Saerom pulang bareng kamu. Bilang ke pak Hwang."
"Baik pak. Ada bu Yein pak."
Jungkook berdehem melirik sahabatnya. "Saerom, kamu gabung sama Joy. Saya mau keliling sendiri." Titah Jungkook membuat wanita bermata tajam itu berhenti melangkah. "Sinting ya—semua orang gak tau kalau dia udah nikah. Ada pawangnya. Berasa perjaka aja masih hidup lo. Makanya cewek pada nyariin. Yein siapa lagi..."
"Siapa yang nikah bu." Mulut Joy melebar sempurna. Mengira yang bukan-bukan.
"Nikah apa, saya diem aja kok dari tadi."
"Bu Saerom sama bos ya. Selamat bu. Kapan rencananya."
"Duh kamu gak nyambung. Saya laper. Ada yang enak gak menunya. Pak Jaehyun sudah kamu sapa kan."
"Sudah bu, istrinya juga. Ada beberapa menu yang enak bu."
❄️❄️❄️
Minggu pukul 09.00 A.M
Ketukan berkali-kali di depan rumahnya sangat menggangu. "Sebentar." Memastikan sekali lagi jika ikat rambut ekor kuda sudah kencang. Tangannya beralih membuka pintu, Jungkook tersenyum lebar. "Pagi love." Sapaan ramah yang membuat Roseanne merinding."Kamu tinggal masuk aja, kenapa pake bikin ribut, heboh depan rumah."
"Tutup mata kamu sebentar."
"Mau ngapain. Jangan aneh-aneh ya Jung. Ini kita jadi massage sama ke mall kan?"
"Jadi sayang. Makanya tutup mata dulu. Biar cepet berangkat."
"Awas aneh-aneh." Ancam Rose, sedetik kemudian mau menutup mata walaupun ragu. "Sekarang buka matanya."
Setelah membuka kelopak mata perlahan, mengintip di balik bulu matanya yang lentik. Ternyata ada dua dokumen yang digulung dan diikat dengan pita merah muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rote - Seide || Rosékook [END]
Fanfiction[M] [COMPLETED] "Segalanya dimulai dengan kebohongan" Diberikan catatan kecil dan sebuah foto keluarga yang belum pernah Roseanne lihat dari sang nenek, sebelum beliau wafat. Disampaikan pula cerita singkat yang sebenarnya terjadi di dalam keluarga...