Note: Mengandung muatan eksplisit secara seksual. Tidak ada maksud melecehkan visualisasi idol yang saya gunakan, karena ini sebagai penggambaran peristiwa yang terjadi dan menjadi bagian alur cerita. Silahkan mundur teratur bagi yang tidak menyikapi dengan bijaksana...Trims.
❄️❄️❄️
SYD, Aussie 01.20 AEST
Selama perjalanan Rose bergumam tidak tertata struktur kalimatnya. Meracau, bahkan tertawa cekikikan sendiri. Jungkook yang masih memiliki kesadaran enam puluh persen. Menyelesaikan mengurus tubuh lemas Rose lalu menggendongnya ke kamar. Mengubah cahaya lampu di atas plafon yang terang benderang dengan lampu tidur. Ia tidak mengganti pakaian Rose, hanya membantu melepas sepatu saja dan melempar tas di sofa kamar. Menarik selimut supaya tubuh Rose hangat. Tetapi kedua kaki wanita ini menendang-nendang tidak ingin ada benda di atas tubuhnya. "Panas banget sih. Pak Jung jangan pergi." Kedua lengan Jungkook yang bersiap pergi mendadak ditarik kembali menjadi lebih parah, setengah tubuhnya mengungkung tubuh Rose karena tarikan kuat dari wanita itu.
Libidonya memang sudah naik dalam keadaan setengah mabuk ini. Ditambah dengan pemandangan yang ia lihat, Rose membuka tiga kancing kemejanya. Warna bra yang digunakan juga terlihat jelas, begitu pula bentuk payudaranya. Rose lebih terangsang setelah ia mengetahui ini adalah tempat tidur. Menggigit bibirnya sendiri dengan tatapan meminta sesuatu pada Jungkook. Terus-menerus memperhatikan bibir pria itu. "Saya gak menarik ya..." Keluh Rose sambil terkekeh penuh arti, mengusap-usap pipi Jungkook, yang berusaha untuk tidak terprovokasi menjadi liar. "Kamu menarik, cantik, cerdas, berbakat. Sudah saya jawab. Sekarang kamu tidur. Saya juga mau istirahat."
"Haha senangnya mendapat pujian. Haha. Saya suka pak JJ. Tapi sayangnya bapak suka orang lain."
Jungkook membulatkan kedua matanya menjadi semakin lebar mendengar itu. Tidak ada bayangan Rose mengatakan kalimat roman picisan. Ia berfikir jika dirinya bukan tipe pria idaman Roseanne. Muncul ide menaruh ponselnya di atas nakas setelah menyalakan perekam suara. Agar menjadi bukti jika ia tidak memanfaatkan kondisi Rose yang sedang mabuk. "Bisa diulang kalimat yang kamu ucapkan tadi."
"Yah, gak kedengaran yaa. Saya teriak nih biar pak Jung dengar. Haha...saya suka bapak—yeay, kedengeran kaaannn...karena aura pak Jung miliki beda dari aura laki-laki yang pernah saya temui. Kharismaaa. Misterius, seksi...haha." Rose memegang sisi wajah Jungkook dengan kedua tangannya. Menatap lekat-lekat manik matanya. Lalu mengecup singkat bibir pria itu secara tiba-tiba. Tubuh Jungkook mematung, dan...semakin liar di luar akal sehat. Roseanne meraba perut, hingga tangannya berani turun membuka zipper celana Jungkook. "Roseanne...jangan kamu pegang disituu, jangan ditekan-tekan. Oh God, kamu bikin dia bangun." Membuat pria itu kehilangan kendali dirinya. Mati-matian menahan libidonya. Malah, bagiannya penting itu ingin merasakan sesuatu yang di-idamkan. "Making love pak." Bisik Rose di telinga Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rote - Seide || Rosékook [END]
Fanfiction[M] [COMPLETED] "Segalanya dimulai dengan kebohongan" Diberikan catatan kecil dan sebuah foto keluarga yang belum pernah Roseanne lihat dari sang nenek, sebelum beliau wafat. Disampaikan pula cerita singkat yang sebenarnya terjadi di dalam keluarga...