💡 *_PESAN POSITIF HARIAN_* 💡
*RENDAH HATI LAH DALAM BELAJAR*
Angin pagi berhembus sejuk di teras rumah. Menemani seorang ayah dan anaknya yang sedang duduk santai sambil menikmati teh hangat aroma melati.
"Gimana pengajian Subuh tadi di masjid?" Ayahnya membuka pembicaraan lebih dulu.
"Entahlah Pak, hari ini sudah kajian keberapa kali yang saya hadiri, tapi susah sekali buat ngerti apa yang disampaikan Ustadznya Pak."
Jawaban itu dibalas dengan senyum penuh kebijaksanaan dari ayah yang duduk di sebelahnya, yang hanya dibatasi oleh sebuah meja kecil di tengah-tengah mereka berdua.
"Kamu mau tahu penyebabnya apa? Bapak akan tunjukkan. Coba kamu isi cangkir ini dengan teh dan perhatikan baik-baik."
Sang anak tidak mengerti apa maksud perintah tersebut. Ia hanya menjalankan saja dengan penuh tanda tanya. Diraihnya teko berisi teh hangat yang ada di atas meja, lalu ia tuangkan ke sebuah cangkir yang juga tergeletak di sana sejak tadi.
"Cukup!" Ayahnya menghentikan perintah tersebut saat cangkir baru terisi setengah penuh, kemudian ia memegang cangkir itu dan diangkatnya tinggi-tinggi dengan tangannya.
"Sekarang dari posisi teko yang kamu pegang itu, cobalah isi kembali cangkir Bapak saat ini."
"Bagaimana mungkin Pak? Cangkir Bapak sekarang posisinya lebih tinggi dari teko yang saya pegang ini?"
"Nah apakah kamu paham maksud Bapak? Jika cangkir berada lebih rendah dari teko, ia dengan mudah kamu tuangkan air. Tetapi begitu cangkir berada lebih tinggi dari teko, maka mustahil ia bisa mendapat kucuran air."
Sang ayah meneguk teh dari cangkir yang ia pegang itu, kemudian ia biarkan anaknya berpikir tentang penjelasannya tadi. Tampaknya analoginya berhasil dipahami dengan baik.
Sang ayah tahu, bahwa putranya kini bukan anak kecil lagi. Melainkan sudah menjadi sarjana dari kampus ternama di kotanya. Pekerjaannya pun sudah mapan di perusahaan bergengsi.
Maka ia sudah bisa menebak, setiap kali hadir kajian di masjid, ada perasaan tinggi hati dalam diri putranya itu. Mungkin ia merasa Ustadz yang mengisi pengajian tidak satu level dengannya, mungkin pula ia merasa ilmu yang disampaikan membosankan dan tidak bermutu, dan lain sebagainya.
Dengan keadaan tinggi hati dalam diri, maka ilmu tak akan didapat. Karena ilmu bagaikan air, ia mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Setiap muslim yang ingin meraih kenikmatan ilmu, pertama ia harus rendahkan dirinya di hadapan gurunya. Tepat sekali pesan dari Al-Imam Sahl bin Abdullah Ats-Tsauri,
حرام على قلب أن يدخله النور وفي شيء مما يكره الله عز وجل
“Tak akan mendapat cahaya ilmu bagi hati yang padanya terdapat sesuatu yang dimurkai Allah.”
Maka jagalah sifat rendah hati kepada siapapun yang menyampaikan kebenaran kepada kita. Dan tetaplah muliakan ilmu seolah-olah kita baru pertama kali mendengarnya.
✍🏻 Ust. Arafat
_Reposted by :_ @pesanpositifharian•┈┈┈┈• ❀ 💫⭐💫 ❀ •┈┈┈┈•
KAMU SEDANG MEMBACA
Pejuang Hijrah
Spiritualini hanya sekedar tambahan ilmu untuk yang ingin memperbaiki diri dan memotivasi diri untuk lebih semangat dalam memperbaiki diri. semoga yang Istiqomah di jalan Allah SWT. dimudahkan dan dilancarkan... aamiin. semangat...