OMG CESIL!
Teriakan serentak dari gengnya tersebut membuat gendang telinganya hampir lepas.
"Oh my god, oh my god, oh my god Sil lo pasti udah tahu berita gosip kemarin kan waktu lo nggak masuk kemarin?" tanya Oca dengan nada yang tak biasa hingga ia menjadi sorotan mata di kelasnya sekarang.
Cesil terdiam masih berfikir bagaimana bisa manusia sedingin es itu bisa memeluk wanita yang statusnya masih menjadi anak baru di sekolahnya, sedangkan ia sudah mengejar mati-matian dari kelas 9 hingga kelas 12 sekarang tak dipandang sedikit pun oleh Julliant.
"Gimana kalau sepulang sekolah nanti kita labrak tuh anak Sil?" tanya Kinan memanfaatkan keadaan.
"Oke gue setuju, tapi jangan sampai ada yang main tangan," jawab Cesil mengingatkan.
***
Hari ini jam 08.30 adalah jadwal olahraga dari kelas 12 IPA 1 dan 12 IPA 2, lebih tepatnya itu adalah kelas dari Julliant dan Audrey, entah ini ketepatan saja atau malah bikin bencana, tapi jadwal itu tidak dapat dirubah lagi karena sudah ditetapkan sebelum Audrey masuk di sekolah ini.
"Lo yakin mau sendirian aja ke lapangan drey?" tanya keyla"Iya lo duluan aja sama Velin gue mau cari seragam gue sindiri biar lo pada nggak telat," jawab Audrey jelas, karena ia tak mau teman-temannya ikutan telat karena keteledorannya dalam menaruh barang.
"Yaudah deh serah lo, gue duluan ya sama Keyla moga seragam olahraga lo cepet ketemunya," balas Velin
Sudah lebih dari 5 menit ia mencarinya dari loker meja hingga didalam tas namun ia belum saja menemukannya, namun ia mencoba mengingat-ingat dimana ia manaruh seragam olahraganya.
"Oh my god, kenapa gue baru inget kalau gue nggak bawa seragam olahraga, bangke! Sia sia dong gue nyari dari sudut kelas sampe ke loker anak-anak, tolol banget sih gue."
Terpaksa hari ini ia tak bisa mengikuti jam pelajaran olahraga, Audrey melewati beberapa kelas hingga langkahnya terhenti di depan loker pria dan berdiam mematung melihat kehadiran Julliant keluar dari loker dengan memakai seragam olahraga yang belum sepenuhnya terpasang di tubuhnya.
Sekarang hanya satu yang ada dalam pikiran Audrey yaitu, "Tampan, tubuh sempurna bagaikan malaikat tanpa sayap turun kebumi hanya untuk dirinya seorang" ia tak ingin mengalihkan pemandangan langkahnya yang sekarang ia lihat, bahkan ia rela ditinggalkan temannya setiap hari jika ia harus menyaksikan kesegaran mata yang Haqiqi ini.
"Puas lo lihatin gue, huh!" jelas Julliant dengan ekspresi datar.
Suara tersebut membuat Audrey tersadar dari khayalannya yang tak jelas itu.
"Ehmm gue nggak sengaja kok lihat lo tadi, ehmm mungkin ketepatan aja pas gue lewat sini," jawab Audrey dengan nada sedikit gagap.
"Please berhenti berhayal Audrey dia cuman cowo resek dalam hidup lo" (Batin Aidrey)
"Dasar cewek mesum," gumam Julliant pelan dan meninggalkan Audrey begitu saja.
"Eh maksud lo apa bilang gue cewek mesum, gue masih denger ucapan lo tadi," panggil Audrey sambil mengejar Julliant yang masih tak jauh darinya.
Dduuukk....
Audrey tak sengaja mencium dada bidang cowok yang ia kejar yang tak bukan adalah Julliant yang secara mendadak membalikan badannya dan berhenti seenaknya.
Julliant menatap Audrey yang lebih pendek darinya dengan raut muka yang masih datar, sedangkan Audrey kesal tak mengerti apa maksud dari manusia kutub ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Know Why
Teen FictionKetika tembok es mencair karna hangat sinar matahari. Ketika batu yang keras perlahan terkikis karna tetesan air. Ketika waktu yang berjalan mengubah perasaan benci jadi nyaman. Julliant dan Audrey, dua insan yang tak pernah akur. Memiliki kedua si...