Sech

275 24 1
                                    

⚠️ buat bagian flashback kayak gini bahasa nonbaku ya





Daegu, 2008



Suasana kelas yang ramai mendadak sunyi ketika seorang guru yang usianya sudah tak lagi muda masuk bersama seorang gadis berambut coklat panjang.

Tentu saja. Murid baru.

Beberapa anak laki-laki yang duduk di pojok, berborong pindah ke depan, berniat melihat sang murid baru lebih dekat.

"Ekhem," Mr. Choi—panggilan untuk guru bahasa Inggris mereka—berdeham, "Kenalkan, murid baru di kelas kalian. Namanya Lee Minhyuk."

"Selamat pagi, namaku Lee Minhyuk dari Seoul."

"Wah, anak kota!" salah seorang anak menyeru.

Entah Minhyuk harus senang atau sedih mendengarnya, bagaimanapun nadanya terdengar mengejek.

"OLEH-OLEHNYA MANA NIH?"

"NGAPAIN TUAN PUTRI MAIN KEMARI? NYARI COWOK KAMPUNG?"

Celetukan itu disahuti tawa teman-teman sekelasnya. Minhyuk menunduk dalam, sudah siap menitikkan air mata. Ia malu. Sangat malu.

Brak!

Pintu kelas terbuka tiba-tiba.

"Yang barusan ngomong keluar deh. Malu-maluin kelas gue aja lo."

Seorang gadis melangkah masuk. Tersenyum tipis pada Minhyuk sebelum beralih pada Mr. Choi, "Maaf saya telat, ban motor saya bocor."

"Tidak masalah, duduklah."

Selama gadis itu melangkah ke tempat duduknya, Minhyuk diam-diam memperhatikan penampilannya.

Perawakannya mungil, rambut hitamnya dicepol asal. Jaket berwarna hitam dengan garis kuning di lengan menempel apik di tubuhnya. Kulitnya sangat pucat.

"Minhyuk-ah, saya tinggal ya. Saya ada jadwal mengajar. Kamu bisa duduk di tempat yang kosong."

Minhyuk mengangguk, membiarkan Mr. Choi menepuk pelan kedua pundaknya sebelum melangkah keluar kelas.

Netra hazelnya meneliti seisi kelas. Ada satu bangku kosong yang sialnya tepat di seberang gadis tadi.

Ia melangkah ragu, "Anu...gue boleh duduk di sini?"

Sosok teman sebangkunya mendongak, "Duduk aja. Gue Kyungsoo."

Ia buru-buru duduk. Memperhatikan sekitarnya. Kelas ini tidak besar, tapi tampak lebih nyaman daripada kelasnya di Seoul dulu.

"Hai."

Minhyuk melotot.

"Biasa aja ngeliatnya. Gue bukan makhluk jadi-jadian."

"L-lo ngomong sama gue?"

"Sama siapa lagi?" sosok di depannya tertawa, "Udara? Lo lucu deh."

WreckageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang