Zwei

626 46 10
                                    

Yeondae University.

Universitas yang cukup terkenal si Korea Selatan. Untuk masuk ke universitas ini, harus melalui seleksi yang sangat ketat jadi tentu saja seluruh mahasiswa di sini adalah mahasiswa unggulan.

Mereka beberapa kali turun tangan dalam tindakan aksi ataupun unjuk rasa. Jika mereka sudah turun, maka pemerintah tidak bisa lagi berkutik. Sekali senggol, pemerintah yang akan dihakimi dunia mengingat banyak mahasiswa Yeondae yang sudah menyabet berbagai penghargaan dari berbagai negara.

Di lorong yang cukup ramai, tiga orang pemuda dan seorang gadis berjalan beriringan. Mereka tampak menonjol di antara mahasiswa lainnya.

Salah satu pemuda adalah unggulan jurusan seni tari. Pemuda lainnya menjadi unggulan jurusan arsitektur. Sang gadis adalah primadona jurusan seni dan terakhir, pemuda berjas putih yang memperlihatkan jelas asal jurusannya.

Mereka asyik berbincang. Sepenuhnya mengabaikan tatapan memuja yang dilayangkan manusia-manusia di sekitarnya.

"SAMCHON!!!"

Mereka menoleh serentak. Senyum terukir lebar di bibir pemuda bermata doe. Ia berlari menghampiri sosok pemanggil dan menarik mereka ke dalam pelukan hangat.

"Nanti jas doktermu kotor."

Pemuda itu mendongak. Bertemu pandang dengan netra hitam milik kakak perempuannya.

"Tidak masalah, Noona. Aku sangat merindukan mereka."

"Hyunjin-ah, kamu kangen sama Samchon ya?"

"Iyaaaaaa!!!"

"Beomgyu?"

"Kangen huhu..." Beomgyu membuat ekspresi pura-pura menangis.

"Dohyon tidak kangen?"

"Kangeeennn!!!"

Pemuda itu kali ini berdiri. Mengambil alih bayi di gendongan kakaknya. Hwan tertawa, memukul pelan pipi Samchonnya menggunakan tangan mungilnya.

"Samchon juga rindu kalian semua," keempat anak itu dipeluk erat-erat, "Ayo main!"

Tanpa mereka sadari, orang-orang di sekitar mereka memperhatikan dengan intens.

Ayolah, kapan lagi mereka bisa melihat Min Jungkook, si dingin dari jurusan kedokteran, bersikap manis seperti ini.

"Yoongi Eonni."

Si gadis melangkah mendekat. Menubruk tubuh Yoongi begitu saja.

"Hei, aku bisa mati sesak kalau kamu memelukku terlalu erat begini, Jimin-ah."

"Eonni sekarang jarang main, sih!"

"Kamu bisa datang ke rumahku kapanpun kamu mau, tau kan?"

"Iya tau," cengiran tak bersalah muncul, "Tapi aku malas. Rumah Eonni jauh."

"Noona mau ke mana?" Yugyeom memotong. Di pelukannya terdapat helai kain berwarna biru yang Yoongi tebak adalah kostum untuk menari.

"Ke Jinhwan. Lalu kakak iparku," sahutan terdengar. Yoongi melangkah tenang di samping Jimin sambil sesekali mengobrol dengan gadis itu.

"Yugyeom-ah."

"Ne?"

"Kamu ada lomba tari lagi?"

"Oh. Bukan...ini pertunjukan tari."

"Oh ya? Dimana?"

"Lotte World."

"Uwah! Itu keren! Bolehkah aku datang?"

"Tentu saja! Aku akan sangat senang!"

Sret

WreckageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang