Keesokan harinya
07.30 +Silau, ah aku lupa menutup gorden gendela kaca kamarku tadi malam, ah kenapa mataku berat sekali dibuka. Sial, kerak air mata ya, sepertinya tadi malam hanyalah mimpi.
Mengusap pelan pinggiran mataku yang berkerak karena air mata tadi malam, mataku menjelajahi setiap sudut kamarku, menatap kosong ruang kamarku kini aku melangkahkan tubuhku menuju kamar mandi yang berada dikamarku.
Mimpi itu terasa nyata dan ketika aku bangun rasanya sangat sakit didadaku, mimpi sialan yang kuharap menjadi nyata, ah apa yang kukatakan? Semua itu tidak akan mungkin terjadi... kan?.
Mataku menatap pantulan dari diriku dicermin, mataku bengkak dan kantong mata yang menghitam serta warna kemerahan pada leherku, ah aku tidak- tunggu...
Bercak kemerahan apa ini? Kenapa tidak seperti bentolan saat digigit nyamuk? Rasanya bahkan tidak gatal lagi, ini gila, mana ada nyamuk dikamarku yang sudah terlindungi dari parasit bernama nyamuk itu.
Lalu... tanda apa ini?
Apakah ada hantu? Ini lebih gila lagi, mana ada hantu didunia ini aku tidak percaya sama sekali, lalu apa?
Apa aku alergi sesuatu? Yang kuingat tadi malam aku hanya minum air putih dan makan kue ulang tahunku saja itupun sedikit, apakah aku akan mati karena bercak kemerahan ini?.
Tidak-tidak itu tidak akan mungkin, riwayat pemeriksaatku dirumah sakit aku terbebas dari penyakit mematikan ah apa jangan-jangan aku terjangkir seseorang?
Siapa?
Tadi malam banyak yang memberiku selamat dan yang merangkulku hanya... kak Eunha? Jennie? Masa iya kak Eunha memiliki penyakit menular? Tubuhnya bersih menurutku.
Lalu dari mana asal bercak merah ini? Mataku yang bengkak kini mengeluarkan air mata kembali, apa aku akan mati?.
Aku takut.
Aku bahkan belum menyatakan cinta kepada kak Jungkook, dan aku bahkan belum menikah dan bekerja sama sekali, aku tidak mau mati sebelum melakukan semua itu..
Aku mondar-mandir didalam kamar mandi tanpa memperhatikan tubuhku yang bungil serta jangan lupa bercak merah yang menyebar diseluruh leher dan dadaku, bagaimana mungkin ada tanda ini ditubuhku.
Apakah ini semacam penyakit mematikan?
Tidak-tidak-tidak aku tidak mau mati konyol hanya karena penyakit ini.
Ah mungkin aku harus menghubungi Jisoo salah satu dokter atau lebih tepatnya calon dokter, ia adalah sahabatku yang pasti tau aku sedang terkena virus apa.
Ah iya, mungkin aku harus segera menghubungi Jisoo sebelum manusia gila dibawah sana menanyanyi tentang keadaanku ini.
Segera saja aku mandi dengan terburu-buru, fikiranku hanya tertuju kepada bercak merah misterius yang ada pada leherku ini, demi Tuhan aku masih ingin hidup dan melakukan hal yang belum pernah kulakukan.
Skip
Langkahku terburu menuju pintu utama dikediamanku sendiri, aku bahkan menghiraukan kakak yang sedari tadi telah menatapku dari atas tangga. Eh?
Tunggu... kakak?
Mataku melihat kearah meja makan yang penghuninya mengarah kepadaku, dan disana ada kakak? Kak Jungkook!!
What the...
Ok aku harus bersikap sebiasa mungkin, tapi kenapa ada kak Jungkook disini? Eh iya ya ini kan juga rumahnya, aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal lalu mataku menunduk demi melihat kerah bajuku yang tinggi mengenai daguku yang lancip.