2 tahun begitu cepat berlalu hubunganku dengan kak jungkook semakin renggang ,entah apa penyebab masalahnya.
Setelah kelulusan kak jungkook pindah rumah, Dan aku tinggal sendirian sejak saat itu, hidup mandiri, Dan sudahn tak polos - polos amat..
Sakittt rasanya ditinggal sendiri orang Yang di sayang...
Sejak aku selalu berhubungan sexdengan kak jungkook, aku selalu membanyang -banyang kak jungkook sedang menyutubuhiku.
Dan inilah kehidupanku sekarangRose
Cuaca panas disiang hari ini membaut sepasang mataku menyipit dan meninggalkan kerutan disetiap sisi mataku, tanganku mengibas gerah kearah leherku yang sudah berpeluhan telebih dengan rambut sepunggung yang sejak tadi pagi aku biarkan tergerai menutupi leher, bahu dan punggungku.
Mataku semakin menyipit saat aku melihat temanku, Jennie yang tengah duduk santai dibawah pohon sambil menikmati es cream.
Jennie tersenyum kearahku saat ia melihatku, dan menaikkan es cream yang tengah ia makan kearahku, aku berjalan sedikit menghentak sebal kearah Jennie
"Woow, yang sudah tua masih saja mukanya masam."
Jennie mengejekku yang merajuk kepadanya, salah satu kebiasaanku adalah merajuk dan itu selalu ada meski kini aku sudah berumur 20 tahun.
Aku memelototi Jennie yang masih asik menikmati makanannya sedangkan aku sedang gerang oleh cuaca dan dirinya, tidakkah dia harusnya memberiku selamat karena aku sudah bertambah umur?.
Anak ini benar-benar ajaib, disaat orang-orang terdekatku memberiku ucapan selamat dan hadiah, kini Jennie yang dasarnya adalah sahabatku sedari SMA kini malah bertingkah acuh akan diriku.
Bangsat, aku menggeram marah ketika ada seseorang menjatuhkan air minumannya kebajuku, bajuku yang awalnya berwarna putih kini berubah menjadi merah karena minuman itu.
Ok, tempat ini tidak aman untuk dijadikan tempat santai, beberapa orang berlalu lalang dengan berdempetan, dan jangan lupa pedagang kaki lima yang berada dipinggiran jalan hingga semakin membuat jalan semakin senpit.
Aku heran mengapa Jennie masih anteng-antengnya menikmati makananya sedangkan ada banyak orang rusuh dihapannya.
Jennie menyerahkan selembar sapu tangan kearahku, dan aku menyambutnya sembari membersihkan sisa-sisa kehancuran dibajuku.
"Kenapa milih tempat kayak gini sih?"
Aku berujar kesal padanya, sedangkan Jennie hanya menanggapinya dengan senyum.
"Bukankah kita yang belajar dijurusan hukum harusnya menertibkan mereka?"
Ujar Jennie yang sudah menghabiskan makanannya lalu membuang kearah tong sampah yang ada di hadapannya.
Gila, ini benar-benar gila, apa Jennie sudah segila itu makan di depan tong sampah tanpa jijik sama sekali?
"Maksudnya?"
Aku bertanya dengan setengah hati, hey untuk apa dia bicara hukum direngah kandang ayam begini? Ok aku memang keterlaluan mengatai manusia jorok ini kandang ayam, tapi hey mereka harusnya diberi ketertiban untuk sekedar menjaga lingkungan.
Mataku membola kala mendapati apa yang sedang Jennie maksud, aku menatapnya kagum.
"Jadi kita hurus gimana?"
Tanyaku lagi, aku harus tau apa yang sedang Jennie fikirkan tentang sampah-sampah yang mondar mandir ini.
"Ikut bergabung dengan mereka."
