10

15K 385 10
                                    


POV rose.

sudah sedari tadi aku duduk diam di sini namun tidak ada satu patah kata sedikit pun yang terucap dari bibir kak Jungkook yang sedari tadi membuat ku bergairah, oh bibir yang sangat ingin ku lumat habis andai aku bisa melakukannya.

sedari tadi tanganku asik mencengkram ujung bajuku yang kian lama lusuh karena tanganku sendiri, kami sudah sampai di depan tempat Jisoo dan aku janjian sedari 10 menit yang lalu tapi kak Jungkook masih tidak membukakan kunci pintu mobil hingga aku terperangkap di sini tanpa kata sedikit pun.

aku menikmati kebersamaan ku bersama kak Jungkook namun tidak jika tanpa pembicaaran begini, sungguh akan membuat ku mati kutu sendiri.

sedari tadi kak Jungkook tidak bicara begitu pula aku yang bingung memilah pembicaraan yang tepat untuk dibicarakan, mengingat sudah cukup lama ku dan kak Jungkook tidak saling berinteraksi satu sama lain.

"kak." panggil ku. setidaknya kak Jungkook harus tau jika aku harus keluar dan menemui temanku, tapi kulihat kak Jungkook hanya bergumam tanpa melihat ke arahku.

ingin rasanya aku menarik rambut ku sendiri saking kesal nya dengan ketidak pekaan kakakku yang sialnya ku cintai ini, bagaimana mungkin ia mengurung ku di tempat ini dalam kesepian meski ia ada?

ok yang kukatakan cukup berlebihan tapi hell ini benar-benar membuat ku bingung, sebenarnya apa yang diinginkan kak jungkook?

"kakak ingin ikut ke dalam?" bibir bangsat, bagaimana mungkin bibir ku menawarkan sesuatu yang harusnya tidak boleh kulakukan, di sini di dalam sebuah cafee ini, aku ingin bertemu dengan Jisoo dan memeriksakan keadaan leher ku yang dengan misterius merah-merah ini dan aku tidak mau kak Jungkook tau tentang penyakitku .

kulihat kak Jungkook mengangguk lalu keluar dari mobil, aku segera menepuk jidat ku menyesali kebodohan ku sendiri, ku lihat ia menunggu ku di luar mobil, dan dengan amat terpaksa aku keluar dari mobil dan membawanya ke dalam cafee untuk menemui Jisoo sahabat ku, semoga saja Jisoo sadar dan tidak menanyakan perihal keadaan ku.

kulihat kak Jungkook melirik ku melalui sudut matanya yang tajam dan aku sadar jika ia menunggu ku untuk segera membawanya ke dalam cafee.

Tuhan selamatkanlah aku

Ting! tringg!

bunyi lonceng yang terletak manis di pintu, dan ketika kau membuka pintu atau pun menutup pintu maka kau akan mendengarkan suara lonceng kecil itu berbunyi dengan cantik.

aku mengedarkan pandanganku menyapu semua orang demi mendapati sahabat ku Jisoo duduk di tempat paling pojok dekat jendela cafee, selera yang bagus bukan?

"woy." sapa ku dan langsung membuat Jisoo melonjak kaget karena sapaan ku atau karena aku membawa kakakku?

aku mengulum senyum ku saat kulihat Jisoo dengan wajah pucat nya menatap ku dan kakakku bergantian, sungguh aku ingin tertawa melihat wajahnya saat ini, jujur saja jika sebenarnya Jisoo ini takut dengan wajah sangar kakakku yang saat ini berada di hadapannya dan duduk di samping ku.

"hallo rose dan hallo kak Jungkook" sapa Jisoo dengan mimik wajah ingin menangis menatap ke arah ku.

kulihat kak Jungkook menatap Jisoo dengan wajah bingung saat ia menangkap gurat kegugupan yang terpampang jelas di wajah Jisoo.

"santai saja." ujar kak Jungkook seakan membuat ku ingin tertawa antara ingin mengejek Jisoo atau ingin mengejek diri sendiri, sungguh malang nasip kita yang dihadapkan oleh lelaki kaku seperti kak Jungkook ini Jisoo.

aku menghela napas diikuti helaan napas dari Jisoo, sepertinya pertemuan ini akan menguras tenaga yang tidak berguna sama sekali.

aku mengangkat tanganku ke arah seorang pelayan, dan memesan makanan kepadanya, kulihat kak Jungkook menatap lekat pada seorang yang ada di hadapan kami yang hanya terhalang satu meja saja dari tempat kami duduk.

My Brother [ROSEKOOK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang