1. Euphoria

5.1K 460 9
                                    

Kim Namjoon bekerja dibalik monitor komputer dengan puluhan berkas perkara yang menumpuk didepannya. Seingat Namjoon dia sudah bekerja dan menyelesaikan beberapa kasus sebelumnya, lalu sekarang sepertinya berkas itu tidak berkurang selembar pun. Menjadi bagian dari anggota kepolisian yang bergerak dalam penyelidikan dalam kasus berat bukanlah hal yang mudah untuknya. Kim Namjoon dengan segala kelebihannya harus berperan menjadi seorang kakak yang berusaha untuk menemukan waktu untuk bekerja dan untuk bersama Jungkook disaat yang bersamaan.

Kedua orang tua Namjoon harus terbunuh didepan mereka berdua. Namjoon yang kala itu masih SMA harus berjuang sendiri untuk membuat Jungkook sembuh dari depresi dan kesedihan yang mendalam. Namjoon juga harus meneruskan pendidikan untuk membuat kehidupannya dan Jungkook jadi lebih baik.

Tapi kini adiknya itu sudah menemukan waktu untuk memperbaiki hatinya. Jungkook mengobati lukanya sendiri. Namjoon hanya memiliki Jungkook sebagai alasan untuk dia berjuang. Namjoon selalu menekankan pada Jungkook untuk selalu menyayangi dirinya sendiri. Namjoon juga tidak pernah lelah memberikan peringatan bahwa Jungkook tidak boleh terlalu lelah dan menjaga kesehatan.

Hanya dengan modal itu, Jungkook mampu sembuh dari traumanya. Karena pembunuhan itu dilakukan tepat didepan mereka. Dimana orang asing yang langsung menembak kepala Ayah dan Ibu mereka lalu menembak kepalanya sendiri.

Kasus pembunuhan itu terjadi karena ayahnya yang harus memanipulasi sebuah artikel berita yang mengatakan bahwa anak yang dibunuh dengan suntik Eutanasia adalah wajar dikalangan medis. Pelaku tersebut adalah orang tua anak itu yang tidak terima dengan pemberitaannya.

Menyangka bahwa Ayah Namjoon dan Jungkook sudah dibayar untuk itu semua. Ah... Namjoon membenci ada orang yang memfitnah semena-mena seperti itu.

Kehidupannya sebagai seorang polisi sebenarnya sudah sangat berat. Ditambah dengan berhadapan pada kasus berat dan tersangka yang teramat rumit. Namjoon benar-benar harus pandai dalam menyelidiki kebenaran dari perkara yang ia usut.

Namun dari semua itu, saat malam hari ia berjalan pulang seperti ini adalah favoritnya. Malam penuh bintang dengan cahaya redup menenangkan, Namjoon melangkah dibawah langit sambil mendengarkan berita melalui radio ponsel melalui earphonenya. Suasana tenang dan damai adalah impian Namjoon yang sebenarnya,

Kak, aku mau ayam goreng

Jangankan ayam goreng, jika Jungkook mau makan ditempat manapun pasti akan Namjoon turuti.

Namjoon akui ia terlalu memanjakan Jungkook. Tapi ya mau bagaimana lagi. Satu hal, Jungkook juga bukan anak yang manja. Dia pekerja keras dan selalu belajar dengan tekun. Selalu membahagiakan Namjoon dengan nilai-nilainya yang cemerlang. Namjoon mencintai anak itu. Ia terlalu menyayanginya.

***

Rumahnya gelap gulita. Jungkook itu pulang sekolah sore hari. Hari ini juga bukan hari dia harus berangkat les. Jungkook juga bukan anak yang akan pergi tanpa ijin dari Namjoon.  Kemungkinan terakhir adalah Jungkook terlalu lelah sehingga ia harus tertidur di kamar pada waktu sore hari.

Namjoon membuka kamar Jungkook dan tidak ada adiknya disana. Namjoon mulai panik tapi dia tetap tenang. Namjoon meraih ponsel untuk menghubungi Jungkook. Memastikan adiknya dalam keadaan baik-baik saja disuatu tempat. Mungkin ia sedang bersama teman-temannya mengerjakan tugas. Pemikiran yang cukup gila. Waktu larut dan Jungkook sudah seharusnya ada di rumah.

Happy birthday to you

Happy birthday to you

Happy birthday Kak Namjoon

Happy birthday to you

Suara merdu yang sangat mirip dengan suara ibunya membuat Namjoon harus mematung beberapa saat sebelum ia memutar badannya dan melihat Jungkook sedang membawa kue tart. Raut Jungkook yang disinari lilin diatas kue menjadi fokus utamanya saat ini.

"Lupa?" tanya Jungkook yang penasaran sambil mendekatkan wajah raut jahil pada kakaknya yang sudah berkaca-kaca. "Itulah. Kakak hanya mengingat tanggal kejadian perkara dan tanggal persidangan di pengadilan. Makanya jadi lupa pada hari lahir Kak Namjoon sendiri. Kak Namjoon juga butuh istirahat dari semua itu dan hari ini Kak Namjoon bertambah usia, eoh? Kak Namjoon harus sering-sering mengingat kalau Kak Namjoon sudah tua".

Karena masih dalam mode kosong Namjoon tidak menjawab berbagai utaian kalimat jahil itu. Ia masih merasa terharu dengan kejutan kecil tapi sangat manis dan berhasil membuatnya berada dalam berbagai perasaan.

"Jika Kak Namjoon tidak segera meniup lilinnya maka tanganku ini akan pegal dan aku tidak bisa segera makan kuenya, Kak"

Barulah Namjoon tersadar dan merapalkan doa terbaik untuk Jungkook dan dirinya sebelum ia meniup lilin. Namjoon mengambil kue itu dan meletakannya diatas meja didekat mereka sembari menyalakan lampu. Namjoon memeluk Jungkook seerat-eratnya lalu memainkan kedua pipi gembul adiknya segemas-gemasnya.

"Kamu itu, terima kasih, ya"

Jungkook mengangguk lucu dan cepat lalu sekali lagi merengkuh kakaknya singkat. Jungkook menarik Namjoon menuju kamarnya dan kini yang Namjoon lihat adalah dekorasi kamar yang luar biasa.

"Aku ingin setiap Kak Namjoon pulang. Kak Namjoon bisa istirahat dengan nyaman di kamar. Jadi, aku ganti posisinya dan ada beberapa pajangan didinding yang aku pasang. Sebelumnya kamar Kak Namjoon hanya polos saja aku tidak mau Kak Namjoon merasa bosan pada kamar Kak Namjoon sendiri"

Jungkook menutup pintu kamar Namjoon. Ia masih menarik Namjoon untuk Jungkook bawa menuju meja makan. Yang diatas meja itu bukan makanan tapi ada sebuah kotak besar dengan kertas kado yang membungkusnya.

Jungkook menarik lagi lengan Namjoon untuk ia bawa mendekat pada kado tersebut. Setelah ia dan kakaknya duduk lesehan dan dalam jarak dekat, Jungkook mengambil kotak itu dan memberikannya pada Namjoon.

"Kak Namjoon, ini bukan sesuatu yang mahal tapi semoga ini berarti"

Namjoon segera menerimanya. Ia membuka kado dari adiknya dengan pelan namun pasti.

"Suka?"

Namjoon menggelengkan kepala tidak percaya, "Dek, ini-"

"Aku tau Kak Namjoon sekarang sudah bertugas dalam kepolisian penyelidikan yang tidak harus memakai seragam. Kak Namjoon sepatunya hanya itu-itu saja dan pakaian Kak Namjoon juga hanya itu-itu saja"

"Terima kasih, Dek. Sebenarnya jika kau punya tabungan maka gunakan itu untuk pendidikanmu"

Jungkook menggelengkan kepalanya hanya satu kali. "Kak Namjoon yang sudah bekerja untuk pendidikanku. Uang yang aku gunakan itu juga uang saku dari Kak Namjoon".

Namjoon kemudian memeluk Jungkook dan berucap terima kasih. Entah ini adalah ulang tahun keberapa kalinya tanpa kedua orang tua tapi mereka masih sangat bahagia.

Namjoon tidak akan pernah membiarkan siapapun melukai kebahagiaan mereka. Tidak akan!

Our Magic Shop // EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang