Karena sampai pada hari ini, Kami tersenyum bahagia.
Namjoon masih memandangi Jungkook yang begitu pulas tertidur disampingnya. Namjoon mengulum senyum tapi bukan hanya itu saja yang dia lakukan. Tangan kanannya mulai jahil. Ia terkadang menggunakan jari telunjuknya untuk memainkan hidung dan kedua kelopak Jungkook yang masih tertutup.
Adiknya tidak terusik sama sekali. Wajah yang sudah polos semakin terlihat polos. Wajah itu menjadi favorit Namjoon saat ini. Wajah dari adik kecil yang dulu bahkan masih ia gendong dengan kedua tangannya sekarang sudah tidak bisa lagi.
Eeunggh....
Lenguhan itu berhasil membuat Namjoon mengerutkan alisnya dan tersenyum hanya dalam satu helaan nafas. Dia benar-benar seperti tertidur dengan bayi besar.
Namjoon menunggu dengan antusias kedua kelopak itu terbuka. Jungkook yang sudah bangun melihat raut bahagia Namjoon yang juga membuat senyumannya mengembang. Pasti selalu seperti ini. Ia yang selalu terlambat bangun sedangkan Namjoon mungkin sudah bangun saat fajar.
"Nyenyak?" tanya Namjoon jahil. Lalu dibalas oleh adiknya dengan kedua tangan yang memeluk lengan tangannya. "Sekolah. Kenapa jadi beringsut mendekat pada Kakak begini?", Namjoon menepuk-nepuk punggung Jungkook dan berusaha membangunkannya. "Bangun adik kecil. Ya..."
Jungkook mengangguk dulu dan mengubah posisinya perlahan. Ia mengucek mata sambil berjalan menuju kamar mandi. Membuat Namjoon harus berdoa agar Jungkook tidak tersandung atau kepalanya membentur sesuatu.
Kegiatan setiap Namjoon sudah terbangun adalah memasak dan membersihkan rumah yang tidak terlalu berat untuk dikerjakan pastinya. Dua itu harus menjadi hal yang ia lakukan karena ia akan pulang malam sementara Jungkook pasti juga akan sibuk dengan urusan sekolah. Maka dari itu sarapan selalu sudah ada dimeja makan saat Jungkook sudah selesai bersiap seperti sekarang.
"Kak, malam ini kita makan diluar, yuk. Aku sudah sangat lama tidak pergi kemana-mana sama Kak Namjoon"
Namjoon mengunyah makanannya pelan. Tapi Jungkook benar. Ia dan Jungkook jarang menghabiskan waktu bersama dibeberapa tempat. Mereka keluar bersama hanya pada saat keluar belanja bahan makanan dan itupun hanya beberapa kali dalam sebulan. Sangat wajar jika Jungkook merindukan momen kebersamaan mereka. Meski setidaknya itu hanya makan di warung kecil tapi bagi Jungkook itu pasti sangat berarti.
"Pulang sekolah jam berapa?"
"Aku hari ini pulang cepat, Kak. Jam lima Aku sudah ada di rumah"
Namjoon mengangguk-angguk dan kemudian memberikan senyuman pastinya. "Kalau begitu, Kak Namjoon usahakan akan pulang dan sampai di rumah jam tiga sore. Kita akan makan diluar dan menghabiskan waktu berdua malam ini"
Jungkook menarik nafas tidak percaya tapi sedetik kemudian kedua kakinya ia hentak-hentakan sambil menjerit kesenangan. Senyumannya selalu menjadi favorit Namjoon. Senyum ibunya yang bisa ia lihat lagi. Suara menggemaskan Jungkook yang selalu menjadi obat saat ia lelah.
Lalu bukan hanya itu saja. Jungkook yang langsung memeluk lehernya erat adalah kesukaan Namjoon juga. Adiknya itu saking bahagianya sampai melupakan sarapan yang belum ia makan barang sesuap.
"Sudah Jungkook kau akan terlambat jika begini terus" ucap Namjoon sambil mengusap-usap lengan adiknya. Berbeda dengan Jungkook yang makin beringsut dalam peluknya. Jungkook sudah menangis saking senangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/204822119-288-k652698.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Magic Shop // End
FanfictionNamjoon hanya seorang kakak yang harus bertanggung jawab untuk adiknya, Jungkook.