10

8 3 0
                                    

Sesampainya ditempat tujuan mereka hanya bermodalkan petunjuk yang diberikan oleh sopir itu.
"kalian benerankan kesini nggak salah kan" tanya sopir itu
"iyhaa bapak.." kata Fathur
"emang kenapa sii pak?" tanya Nanda
"hutan ini suka di sebut hutan labirin jadi kalian harus bener bener hafal jalan yang kalian lewati. Terus disini juga tidak ada signal jadi bakalan sulit deh komunikasinya" jelas bapak itu
"tuhh kan," kata Vera
" tadi kan udah dibilang kaalau nggak mau ikut nggak usah ikut" tegas Ali
"gapapa deh yang penting ada  bebeb Bimo.. Hehe" kata Aulia

Disa dan Nanda langsung pergi menuju tempat yang akan dituju tanpa menghiraukan teman teman nya itu.
Pito juga menyusul kemudian Ali dan semuanya juga menyudahi percakapan dan mengikuti Disa.
"duhhh ini bener gak jalan ke sini?" kata Disa
"bener" kata pito dengan wajah yang didekatkan ke Disa.
"tuh tuh liat mereka lagi modus modusan tuhh." kata Dika
"iyha.. Gitu tadi ngamuk ngamuk"kata Zaki
"takut kepergok kali"kata Vera
"kalian bisa diem gak" bentak Nanda
"tuh mulut selagi masih bisa digunakan dengan baik mending jaga aja deh sebelum mulut kalian ilang" kata Fathur
"iyha siap siap aja kalian dapet balesan" kata Bimo
"ishh bebeb aku galak ya"
"dan lo jangan sok kenal sok deket deh, kita bukan siapa siapa jadi gausah lah panggil bebeb bebeb an lagi" kata Bimo sambil menunjuk pelipis Aulia
"heh lo jangan mainin Aulia,"
Bimo tak menghuraukan dan berangsur pergi meninggal kan
4 anak pembuat onar itu.

Setelah lama berjalan menurut insting seorang Disa mereka pun sampai ke Air terjun tujuan mereka yang mereka juga nggak tahu nama nya apa. Hari juga sudah sore menjelang malam. Mereka mendirikan tenda dan menata barang barang barang mereka. Disa bersama Nanda,Aulia dan Vera. Sebenarnya Disa enggan tidur bersama Aulia,dan Vera tapi Disa juga gak tega buat nyuruh Mereka tidur diluar.
"awas aja kalo lo lo pada buat ulah gue gigit pala lo bedua" ancam Nanda sambil mendelik ke arah Aulia dan Vera
"ihh gitu amat sii by" kata Vera
"tenang aja..asal Disa gak macem macem lo tenang aja" tutur Aulia sambil melirik sinis ke arah Disa
"kalian semua bisa diem gak! Bantuin gue niih malah bacot sendiri sendiri" bentak Disa sambil mendelik sinis ke arah teman teman nya.
"ya maaf sini gue bantuin dehh.. Jangan marah marah dong"kata Nanda memelas
"makanya bantuin" kata Disa menurunkan nada bicaranya

Mereka merakit tenda. Setelah itu waktu menunjukan pukul 16.00. Mereka memutuskan untuk mencari kayu bakar untuk api unggun nanti malam. Tapi ada yang aneh dengan Aulia dan Vera mereka tiba tiba meminta maaf.
16.05

" Nanda sini gwe bantu." tawar Vera
" ga perlu"
"ishh gwe mau bantuinn"
"gak usahhh... Lo mau apa lagi dari gwe haa!!??"
"ihh gwe mau minta maaf atas kejadian waktu itu"
"waktu apa?" tanya Nanda mulai bingung
"arghh intinya gwe mau minta maaf karena  gwe udah jahat banget ama lo dan Disa" kata  Vera sambil memasang wajah sungguh sungguh
"gak gue gak bakal maafin lo atas apa yang lo udah perbuat sama gue dan Disa. Lo bisa bayangin kan gimana rasanya difitnah,lo tahu nggak,kalau lo tahu lo nggak akan tega membuat temen lo sendiri tersakiti," bentak Nanda
" tapi bener kok"
"haah"
"gak, eh maksudnya gu gue be bener bener minta maaf ama lo" kata Vera sambil memasang pupy eyes yang membuat Nanda muak, karena Nanda tidak suka cewek yang kayak gitu karena terkesan sok.
" Disa mana?"
"haah emmh ngg..ngak tahu  lah gwe lah gwe dari tadi disini bantuin loo.

16.05
"Disa bantuin gwe cari sinyal yuk" ajak Aulia
"gak ah males" balas Disa sambil memutar bola mata malas
"ayolah,gwe juga sekalian mau minta maaf soal selama ini gwe selalu fitnah lo"
"lo sadarkan gimana rasanya difitnah?"
"gwe minta maaf... Pliss"
"yaudah deh tapi gwe masih agak nggak percaya ama lo"
"pokok nya ayo anterin dulu gwe takut"
"ehmm yaudah ayo"

Disa dibawa ke tengah tengah hutan tanpa sepengetahuan teman temannya,karena Aulia sudah sekongkol dengan geng sok iye nya Aulia. "ehmm guwe mau pipis dulu ya tungguin disini" bohong Aulia yang sebenarnya ingin balik ke base camp tempat tenda mereka
"iyha tapi jangan lama lama ya"
"iyah"

Sudah beberapa menit Aulia tidak mengeluarkan suara,Disa khawatir pada Aulia. Beberapa kali Disa memanggil manggil dan menyusul ke tempat Aulia pipis tadi,tapi tidak ada siapa siapa disana hanya sepi. Takut. Itu yang Disa rasakan tiap kali dia sendirian. Kali ini bukan menghawatirkan Aulia lagi tapi Disa mengkhawatirkan dirinya sendiri.
Disa berjalan sambil nangis Disa nggak tahu harus jalan ke arah mana.
"hiks hiks.. HP "
Disa membuka HP nya.
"argh siall aku nggak punya kuota.. Ihh..  "
Disa takut,takut nggak bisa ketemu Nanda nggak bisa ketemu Pito.
"hwaa..haahhaaha.... Haaaaa... Kakak.. Kakak dimana,aku takuutt.. Pitoo aku disini..Hwaha.... Haa...ha.... "
Setelah tangis Disa mereda dia kembali berkata
"Maa..Paa.. Apa mungkin abis ini kita ketemuu.. Maa..Pa..aku juga pengen ketemu kalian tapi aku masih pengen sekolah maa..pa... Selametin akuuu.."

Hari sudah gelap,tapi Disa masih ditengah hutan. Tapi Disa memutuskan untuk tidak menangis lagi. Disa lelah berjalan terus tanpa arah. Akhirnya Disa berdiam diri di bawah pohon.

Sementara di base camp mereka. Nanda sibuk menangis karena Disa nggak kunjung ditemukan. Hari sudah malam mereka memutuskan mencari Disa dengan berpencar.
Tapi Pito memilih mencari Disa seorang diri.
"ini gimana sih kok bisa kayak gini"
"hiks tadi hiks tadi kita lagi cari hiks kayu bakar tapi tiba tiba gwe cariin dia, dia udah nggak ada ditempat..hwaha...haa..." kata Nanda terbata bata
"yaudah sekarang kita mencar buat nyari" perintah Ali

Pito udah masuk ke dalam hutan tapi masih jauh dari tempat Disa sekarang berdiri.

Jauh dari Pito ada Disa yang kini sedang jalan sambil berusaha tetap stay cool,eeaa..Tapi dalam hati kecilnya dia sangat takut, bahkan walaupun sudah stay cool,kaki Disa tak mau berhenti bergetar. Disa berjalan dengan hati hati. Tiba tiba ada Disa melihat ke semak semak karena ada suara aneh dari semak semak itu.
Disa memberanikan diri mendekati semak semak itu dan karena Disa tiba tiba menginjak ranting Disa pun kaget dan langsung ngacir kabur sambil nangis nangis.

Disa nggak tahu harus ngapain lagi.
"mama,papa jemput akuu... Aku takuttt..mama.... Maaa..."
Karena teriak teriak suara Disa jadi serak,dan hampir habis. Disa kembali mendengar suara samar namun terdengar sangat dekat. Disa langsung menyalakan lampu senter hp nya ke sekitar dan... "hwaaaa... Ularrr... Mama.... Jemput akuuu..." jerit Disa sembari berlari namun karena Disa tidak melihat jalan karena sangat takut,Disa pun tersandung akar dan jatuh sebelum jatuh Baju Disa nyangkut di pohon dan... Robek. Bukan hanya bajunya yang robek celananya juga robek terkena tanah,dan apalagi tangan nya luka kakinya juga lebam.
"aarghhh bangsatt... Sakit...gak gue nggak boleh lemah... Tapi sakit.. Pitooo.... Nandaaaa..kalian dimana sihh.." kata Disa lemah karena suaranya

Tidak jauh dari Disa ada Pito yang tereak tereak kayak orang utan. Karena Disa, Pito juga nggak ngerti sama pikirannya kenapa dia bisa sekhawatir ini kepada seorang Disa Amara Clarisa.
"Disaaa... Woyy... Lu dimana bangkeee... DISAAAA... "
" CAPEK NIHH GWE TEREAK TEREAK KAYAK GINI NONGOL DONG"

Sementara Disa mendengar suara itu hanya bingung, Disa bingung harus ngapain. Mau teriak suaranya serak,mau jalan nyamperin kaki nya sakit, AHA..HP Disa mengeluarkan HP nya senter dihidupkannya dan dengan sekuat tenaga dan keringat yang bercucuran serta air mata yang sedari tadi tak mau berhenti keluar. Disa berdiri sambil melambaikan HP nya memberikan sinyal. Dengan suara serak juga Disa mulai berteriak
"gwe disini.. PITOO.." Kata Disa.

Pito yang melihat ada cahaya dan SUARA DISA ya Pito langsung berlari menuju ke arah Disa dan
What Disa sedang senyum senyum sambil nangis.

Hate But Love  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang