4

7 4 0
                                    

"huu..  Hu..  Huuu... Mama... Hiks mama jangan pergi hiks Pitoo aku nggak mau mama pergi...haaaa.. Haaaaa"isak ku sambil tetap memeluk Pito.
"sssstt.. "kata pito sambil mengankat wajah ku supaya menatapnya.
"kamu nggak boleh ngomong kayak gitu itu tandanya kamu itu nggak yakin kalau mama mu itu bisa,sekarang kamu harus yakin kalau mama mu sedang berjuang didaalam sana dan pasti berhasil.Kamu harus tenang. "nasehat Pito pada Disa.
Disa masih tetap terisak dan malah mempererat pelukanya pada Pito.

Setelah agak lama Disa terisak akhirnya Disa mengankat kepalanya dan menatap Pito
"Pito..."panggilnya lemah
"mm apa? "katanya
"aku capek... "katanya sambil menahan air mata yang hendak turun
"yaudah tidur sana."katanya Pito
"ihhh bukan......"kata Disa lagi sambil melepas pelukanya kepada Pito karena kaget.
"ehh maaf"kata nya saat melepas pelukan.
"ehh patur ma bimo mana? "kata Pito mengalihkan pembicaraan.
"boodooo"akhirnya Disa bisa tersenyum karena Pito.
"tukan tukan senyum cieee gitu dong senyum capek aku tuu nungguin kamu senyum"kata Pito
"iiihh aku laperr gimana niihh, mama.... Mama belum bangun. "kata Disa sambil menggigit bibir bawahnya menahan air mata.
"nanti kita kan kesini lagi"
"hehe iya"kata Disa lagi

Mereka pergi kekantin rumah sakit karena saat itu sudah malam jadi kantin rumah sakit sepi dan mereka bisa leluasa memesan makanan. Disa bisa tersenyum saat ada Pito entah kenapa apa Disa sebenarnya jatuh cinta pada Pito.itu yang dipikirkan oleh Disa.
Sesudah memesan mereka langsung makan dan kembali kekamar mama Disa
"lhoh kamu nggak pulang ya, ntar kamu dicariin mama kamu tau rasa. " cecar Disa
"aku nggak punya mama aku nggak punya orang tua inget itu. "bentak Pito
"biasa aja kali  dasar.. "eejek Disa yang sebenarnya sakit hati.
" udah lah ayo kita balik aja kesana" kata Pito malas
"lhoh beneran nih kamu nggak balik ke rumah"kata Disa
" apaan sihh" kata Pito sambil berlalu meninggalkan Disa,tapi ditahan oleh Disa
" kamu itu yaahh ngg, " kata Disa tapi langsung dipotong oleh Pito
"kalo ngomong lo gue aja deh gak usah aku kamu jijik gue" kata Pito.
"tapi aku kan nggak terbiasa" kata Disa memelas
"serah loo"
Sambil berlalu pergi tapi tiba2 Disa langsung menarik tangan Pito,karena Pito kuat dan tidak sebanding dengan kekuatan Disa dan Disa pun tertarik dan menabrak punggung Pito
"aaa... Maaf2 aku eh gue nggak sengaja"kata Disa agak terbata
"biasa aja kali" katanya dan langsung pergi

Setelah agak jauh Pito pergi Disa membatin, "sombong banget sih jadi anak ,tapi bentar2 katanya tadi dia nggak punya orang tua, terus siapa dong yang waktu itu." pikir Disa
"lhoh kak ngapain kesini? " tanya Disa cuek
"mama,mama dimana dek"
Disa keget mendengar kata yang keluar dari mulut kakak nya itu.
" haahh kakak.. Kakak bener cari mama? "tanya Disa tidak percaya
Dito malah memeluk Disa sambil menangis
"mama mana dekk aku mau ketemu.." katanya dengan suara bergetar
"kak ini beneran kakak" kata Disa dengan senyum mengembang
"ayo kak aku tunjukin"kata Disa sambil menggandeng tangan Dito.

Mereka hampir sampai dikamar mama mereka Disa menunjuk kamar mama nya,Dito langsung berlari ke tempat tidur mama nya.
"maaa...  Maafin aku, maa... Bangun aku janji bakal berubah aku bakal berubah aku mau jadi yang terbaik buat mama... Mama bangunnn... "isak Dito
"kak sabar aku juga kaget denger mama punya penyakit seperti ini kakak sabar." kata Disa
"iya dek."kata Dito sambil mengusap air matanya
Mereka keluar kamar itu. Hening. Hanya hening tidak ada yang membuka pembicaraan, sampai akhirnya Dito berkata dengan suara serak.
"dek " katanya
"iya kak gimana? "kata Disa
"dek maafin kakak. ehemm.. Kakak selama ini selalu bersikap kasar ke kamu ke mama tapi kalian selalu berbuat baik ke aku aku. Aku sadar sekarang aku cuma orang yang gak berguna buat kalian, menyusahkan,jahat,nggak ada gunanya,anarki,aku gak berguna...." katanya sambil menunduk
"lupain aja kalo masalah kasar ke aku,aku udah selalu maafin kakak kok. Tapi kalo mama kayanya kakak harus minta maaf deh sebelum terlambat." nasehat Disa.

Mereka kembali masuk ke kamar mamanya. Dan Dito langsung memeluk mama nya dan meminta maaf. Mereka lama menangisi mama nya yang juga belum kunjung sadar.

Tapi saat pukul 03.30 pagi hari Disa terbangun dan melihat mama nya sudah bangun dan sedang dusuapi oleh Dito. Seketika senyum Disa langsung mengembang.
"mama... Mama udah bangun ya maa mama lama banget tidur nya aku khawatir banget maa mama jangan kayak gitu lagi yaah. " kata Disa sambil memegangi tangan mama nya
"iya sayang mama juga seneng banget kalo kakak mu ini, yang nakal ini,baik banget ternyata... Hehe" kata mama dengan wajah berseri
"ihh kan aku tadi juga udah minta maaf, dimaafin kan? "
Mama Disa dan Disa serempak
"iyaaa"
Mereka tertawa bersama seperti tidak mengalami masalah apapun.

Pukul 04.00
"kamu nanti sekolah kan?"  Tanya mama Disa
"ehmm pengen tapi males pengen nemenin mama.  Boleh gak? "kata Disa sambil memasang pupy eyes
"ehh ya gak boleh gitu kamu harus sekolah! "perintah mama Disa
"ehmm yaudah dehh. Lhohh tapi mama terus yang jaga terus siapa katanya kakak sudah dapat kerja? " tanya Disa.
"kan ada suster oiya Dokter Ryo juga ada" kata mama Disa
"ohh yaudah" kata Disa mengalah karena tidak mau membantah mama nya itu.

05.00
Disa pergi ke kantin untuk membelikan makanan untuk mamanya. Tiba tiba ada yang menarik tangan Disa.
"hai Disa kan? " tanyanya
"iya, siapa  ya?" tanyaku
"gue marchel anak SMA Taruna" jawab nya

Marchel adalah musuh Pito karena dulu Pito pernah mencintai seseorang tapi telah direbut oleh Marchel.
Jadi waktu itu Pito. Alvito Mahardian. Yang dikenal dengan sebutan Pito itu dulu pernah pacaran dengan anak yang bernama Vita Arina wanita baik baik yang sering di sapa Arin oleh Pito.
Suatu hari Pito melihat Arin sedang berduaan dan yang lebih parah lagi mereka berpelukan dan sepertinya Arin sangat nyaman dengan Marchel.
Keesokan harinya Pito melihay Arin menjauhi nya Pito pun geram dan langsung menarik kasar pergelangan tangan Arin sampai ia menemukan sosok Marchel
" kalo lo mau dia ambil aja jangan tiba tiba nusuk dari belakang,cowok brengsek kaya loo itu gak pantes buat idup!!" singkat tapi menohok
"maksud lo apa? gue," belum sempat menyelesaikan tiba tiba Pito langsung melayangkan pukulan bertubi-tubi
"heii apa apaan sih Pito,PITOO STOPPP!!"tiba tiba Arin berteriak sanbil menangis dan saat itu juga Marchel  langsung tak sadarkan diri. Arin lebih memilih meminta tolong ke teman temanya yang saat itu masih di area sekolah. Saat itu juga ada guru yang langsung menyeret Pito ke ruang kepala sekolah.

Hate But Love  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang