7

5 3 0
                                    

Disa hanya mengerjap ngerjapkan matanya karena tidak bisa menahan tangis. Marchel disitu juga menangis.
Keesokan paginya Disa harus pergi kesekolah. Hari Senin. Seperti biasa saat hari Senin selalu diadakan upacara bendera. Disa berangkat sekolah mengendarai sepeda gayungnya. Disa bangun kesiangan dan alhasil Disa terlambat kesekolah dan dihukum. Tapi bukan hanya Disa saja yang terlambat ada 3 anak lainya termasuk Pito. Mereka yang terlambat juga masih mengikuti upacara bendera tapi setelah selesai mereka akan melaksanakan hukuman yang telah ditentukan.

Setelah upacara bendera selesai tiba tiba guru killer yang pernah menghukum mereka kini akan menghukum untuk yang kesekian kalinya.
"yaah bapak lagi... Bapak lagi" kata salah satu dari mereka.
Dari mereka yang terlambat hari ini hanya ada 1 anak perempuan yaitu Disa.
" kalian ini sudah dibilang kalau hari Senin itu masuk jam setengah tujuh, jadi kalian harus berangkat  sebelum jam setengah tujuh ini apa jam tujuh kalian baru dateng kalian tu mau jadi apa..?" kata guru menyebalkan itu.
"yaelah gitu aja pakk" rengek yang lain
Sedabgkan Pito dan Disa  hanya sibuk dengan pikiran mereka.
"lihat disana ada dua sapu. Yang cepat bisa ambil 2 sapu itu nyapu halaman ini dan yang nggak dapet sapu nanti dapet hukuman sendiri. 1...2...3.." kata guru itu lagi.
Karena Disa sedang males malesnya jadi mereka tidak mendapat sapu, akhirnya mereka harus menghadap guru killer itu lagi.
"karena kalian nggak dapet sapu kalian sekarang bersihin ruang komputer di atas yaah." katanya sambil nunjuk ruangan yang dimaksud.
Yang disuruh tidak menjawab dan langsung aja ngluyur ke tempat yang dimaksud.
"Dis," kata Pito membuka pembicaraan saat sedang berjalan menuju ruang komputer di lantai 2
"apa?" tanya Disa
"ehmm.. Gak jadi deh"kata Pito
"hemh" kata Disa singkat

Mereka membuka ruangan yang sudah lama tidak digunakan dan hanya dibuka satu tahun sekali saat kelas 3 SMP UNBK.
"Kamu kok diem aja sih, marah ya?" tanya Pito lembut
"nggak"
"kamu kalo ada masalah tu ngomong jangan bikin orang jadi bingung,kalo ditanya jawabnya gapapa, tapi sebenernya banyak yang pengen diceritain" kata Pito
Yang di ceramahi malah nangis
"tukan guwe suka kalo lo ada masalah lo itu luapin walau pun dengan cara nangis, seenggaknya lo itu nggak nahan nahan sendirian yang malah akhirnya buat lo sakit sendiri."kata Pito
"gue tau lo itu lagi sedih lo boleh cerita ke gue karena gue sekarang sahabat lo" kata Pito lagi
"gue nggak tau harus cerita sama siaapaa hiks gue sedih. Udahlah ngapain ngomongin ini nggak penting juga mending sekarang kita cepet nyapu ini biar cepat selesai." kata Disa sambil mengusap air matanya

Mereka membersihkan ruang komputer itu hmm lebih tepatnya gudang,
" sumpah kotor buanget" kata Pito.      " untung selesai yok balik" ajak Pito sambil menarik pergelangan tangan Disa dengan lembut.
" BTW bentar lagi kita SMA lohh,tinggal bulan depan kita ujian yang terakhir dan kita bisa masuk ke jenjang yang lebih tinggi." kata Pito sambil menghibur Disa yang terlihat tidak semangat.
"iya." kata Disa

Pito memilih diam dari pada merasa tak dainggap mereka kembali kekelas dikelas sedang jamkos atau sedang tidak ada guru. Jadi pantas saja suasana kelas jadi ramai banget.
Disa masuk kekelas dan langsung menaruh kepalanya dimeja. Tidur. Pito ingin sekali menghampiri  Disa tapi entah mengapa tidak bisa Disa pernah bilang dia tidak mau terlihat lemah dihadapan teman teman nya. Disa juga tidak ingin banyak orang mengetahui masalah nya dan tidak ingin dikasihani.
"heei diem diem bae. Ehh tumben tunbenan lo telat kenapa." tanya Nanda
"gapapa"
"tukan selalu aja gini kitakan udah sahabat masak kamu masih mau rahasia rahasiaan lagi siih.. Kan kasian sahabat kamu yang imut dan cantik ini.. Hehe" kata Nanda yang bermaksud menghibur Disa karena dia tahu apa yang Disa rasakan.
Akhirnya Disa bisa tersenyum karena kata kata dari Nanda. Disa sangat senang karena bisa memiliki sahabat sebaik dan sepengertian seperti Nanda.
"bulan depan kita ujian yang terakhir dan cuss kita bisaa santuyy." kata Nanda
"iya" kata Disa dengan malas
"lhoh badan kamu panas banget sih kamu sakit ya? Yaampun gimana nihh ke uks aja gimana?" kata Nanda setelah memegang dahi Disa
"nggak usah ah"
"tapi badan kamu panas loo"
"nggak usah beneran"
"nggak! Pokoknya harus ke UKS lagian juga lagi ga ada guru kok."
"tapi,"
"nggak.... Pokoknya harus nurut!"
"hemh"

Mereka ke UKS dan saat sedang diperiksa oleh penjaga UKS yang seorang dokter juga ternyata Disa mengalami anemia Disa diberi tablet tambah darah. Disa hanya disana bersama penjaga UKS karena guru tadi sudah kekelas. Saat jam istirahat belum ada yang menjenguk Disa.

Sementara Pito sedang malas malas nya. Dia pengen ada Disa disampingnya tapi Disa sedang sakit dan nggak mungkin diganggu,pikirnya.
" ke UKS aja lah bawain jajan aja, kali dia mau" kata Pito pelan

Pito pun pergi ke kantin dan segera berlari ke UKS sesampainya di UKS betapa terkejutnya dia saat menemukan Disa sedang bersama Ali. Kenapa rasa seperti ini datang lagi?
Kenapa Disa bahagia banget deket sama Ali?
Apa gue jatuh cinta?
Aarghh gue gue gak mungkin jatuh cinta sama sahabat gue sendiri, pikir Pito
"kalo mau masuk cepet gausah pake ngelamun kali!" pinta Disa
Pito tersentak karena ketahuan sedang melamun
"hehe nggak kok tadi cuma liat liat orang lewat sambil nglepas sepatu." jawab Pito santai
"waaah baik banget sahabat gue yang satu ini sampe bawa bawain makanan.. Yaampun.." kata Dusa sambil merebut makanan yang di beli di kantin tadi
"gue kebagian dong" kata Ali membuka suara
"kebagian dong masa nggak" kata Disa "ngapain sih lo ikut ikut segala.. Itu cuma punya Disa sama gue!." tegas Pito
"Pito! Lo kok kayak gitu sii kasian tau si Ali!" tegas Disa
"kenapa jangan jangan lo suka sama Ali. Iyaa?" bentak Pito
" cuma dia tadi yang jagain gue.  bahkan yang gue anggap sahabat malah gak kesini,sekalinya kesini marah marah kamu itu kenapa sii.?" kata Disa dengan nada melemah
"loo itu yaa gak tahu terimakasih dibaik baik kin juga malah ngelunjak!." kata Ali yang kemarahan nya sudah memuncak
Satu tonjokan dari Pito tepat disudut bibir Ali, Ali terhuyung dan terjatuh.
Pito menarik kerah baju Ali dan siap menonjok Ali lagi
"STOOPP! kalian ini apa apaan sihh" kata Disa
Pito melepaskan Ali
"Pitoo nggak seharusnya yaa lo kaya gini, gue kecewa sama lo sekarang lo keluar!" kata Disa sambil matanya meneteskan air mata
"Disa.. "kata Pito lemah
Kenapa kamu lebih pentingin orang yang pernah buat kamu sakit hati ketimbang sahabat kamu sendiri.. Lanjutnya dalam hati.
"KELUARR" tangis Disa pecah
Pito tidak ingin memperkeruh suasana lebih memilih pergi. Saat keluar pintu tiba tiba Nanda datang.

Pito memilih pergi ke bas camp Pito bersama teman temanya. Di belakang sekolah di belakang mushola yang katanya angker. Sebenarnya tidak terlalu angker hanya saja geng Pito hanya ingin menakut nakuti orang yang lewat disitu.

Hate But Love  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang