Chapter 15

8.7K 1K 158
                                    

Wanita dengan dress berwarna merah muda serta rambut yang terurai itu menghentakan stilletto nya dengan keras di sebuah ruangan.

"Kau! Kau yang membuat semua kekacauan ini!" Wanita itu menunjuk dengan tegas lelaki berbalut jas formal di balik meja kerjanya.

"Tidak akan sekacau ini jika kau mau menjadi istriku sejak dulu" ucap lelaki bersurai hitam kelam dengan berbalut jas mahal.

"Aku tidak mencintaimu. Aku mencintai Chanyeol. Sudah ku tegaskan sejak lama"

"Kau hamil anak ku"

"TIDAK! DIA BUKAN ANAKMU!"

"Park Chanyeol tentu sudah mengetahuinya. Tak ada lagi alasan untuk menyembunyikannya, sayang" ucap Nickhun dengan pembawaan yang tenang. Dan tentu sikap Nickhun membuat amarah Tiffany semakin meliar.

Tiffany membanting semua apa yang ada di depannya. Wanita itu ingin menunjukan kepada Nickhun bahwa ia sedang marah besar. Namun lelaki itu masih sama. Duduk dengan tenang di balik meja sedang mata tertuju pada wanita hamil di depannya.

"Aku akan membunuh anak ini. Aku tidak akan pernah sudi menikah denganmu! Kau pembunuh suamiku!"

Nickhun menyeringai. Kedua tangannya saling bertaut di depan dada dengan masih memperhatikan Tiffany.

"Aku akan membunuh siapapun yang merebutmu dariku. Termasuk Chanyeol"

Tiffany menggeram, tangannya terkebal erat ketika mendengar ucapan Nickhun yang terdengar seperti seorang Pshycopath.

~ooOoo~

6 bulan kemudian...

Usia kandungan Baekhyun sudah memasuki bulan ke 7. Perutnya sudah membuncit, langkahnya semakin memberat. Dan Chanyeol menjadi pria posesif akhir-akhir ini. Ia tidak akan membiarkan Baekhyun memasak ataupun mendekati kolam renang dan hal-hal yang menurutnya berbahaya untuk Baekhyun.

Ia pun memilih untuk tidak 'bermain' dengan Baekhyun sampai bayi itu lahir. Chanyeol sangat amat berhati-hati. Karena ini adalah kali pertamanya mengurus wanita hamil. Dan ini adalah anak pertamanya.

"Apa? Apa? Kau ingin apa? Akan aku ambilkan" ucap Chanyeol ketika melihat kaki Baekhyun terjulur keluar dari ranjang.

"Aku tidak menginginkan apapun. Aku hanya bosan berdiam diri disini sepanjang hari" decak Baekhyun lalu memberikan rengutan lucu di bibirnya membuat Chanyeol gemas bukan main. Wanita itu semakin sexy dan menggemaskan.

"Aku hanya tidak ingin kau lelah, Sayang" Chanyeol mengusap kedua pipi Baekhyun menggunakan jemarinya. Tak lupa ia menyematkan satu kecupan pada bibir mungil yang mengerucut lucu.

"Lagipula kenapa kau tidak pergi bekerja?"

"Siapa bilang aku tidak bekerja? Aku bekerja"

Chanyeol meraih ponsel yang tergeletak di nakas lalu memperlihatkan email yang sedari tadi masuk kepada Baekhyun.

"Kau harus pergi ke kantor dan menangani pekerjaan mu sendiri"

"Kenapa harus? Aku memiliki sekretaris yang bisa di andalkan selagi aku mengurus ibu hamil ini"

Baekhyun mengingat Tiffany. Ia tak pernah bisa mengabaikan wanita itu. Tanpa sepengetahuan Chanyeol, Sehun dan juga Jongin menjadi mata-mata untuk mengamati bagaimana kondisi Tiffany selama ini.

Tiffany beberapa kali dalam sebulan terus menerus berusaha mencari keberadaan Chanyeol. Dengan perut membuncitnya. Wanita itu tidak pernah menyerah mencari keberadaan mereka berdua. Ia masih marah dan terus mengumpati Baekhyun sepanjang hari.

ALL WITH YOU ✓ [SUDAH DI BUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang