Dendi memicingkan matanya lalu melangkah mundur satu langkah dengan berkacak pinggang menatap penampilan Radit."Lo yakin?" Tanya Dendi dengan ragu ketika melihat penampilan Radit yang notabenenya berpenampilan lusuh, bahkan atribut pakaian yang cowok itu pakai tidak lengkap setiap harinya. Tetapi hari ini sangat berbeda, cowok itu berpakaian rapih lagaknya seorang murid yang sesungguhnya.
Entah mengapa Dendi mengira Radit terlalu berlebihan dalam misi mendekati Hanum yang sampai-sampai rela mengubah penampilannya 180˚. "Gue yakin banget, choy! Demi dapetin Hanum apapun gue lakuin. Yang terpenting gue jadian sama dia, setelah dua atau tiga hari gue putusin. Selesai," Balas Radit seraya memperbaiki kerah bajunya lalu mengeratkan dasi miliknya.
"Dit, kok lo tumbenan kayak gini demi tuh cewek? Biasanya sama yang laen aja beda, ada apakah gerangan?"
Radit memberhentikan aktifitasnya lalu menatap Dendi yang kini duduk di atas meja dengan kaki yang menyilang. "Gue pengen beda aja, supaya dia yakin bahwa gue lebih baik dari si Aziel," jawab Radit dengan senyuman kemenangannya.
"Kalo misalkan lo jatuh hati beneran sama Hanum, gimana?" Radit memutar bola matanya asal ketika Dendi menanyakan hal itu seolah-olah dirinya akan terperangkap dalam permainannya sendiri, mustahil!
"Lo tenang aja, gak akan pernah!"
/● ●\
Rea dan Kaifa sedari tadi saling melempar pandangan ketika melihat Radit berpenampilan berbeda dari hari-hari sebelumnya bahkan cowok itu tak segan-segan menawarkan bantuannya kepada teman sekelasnya dengan cara menyapu, mengepel lantai padahal cowok itu paling tidak suka melakukan hal tersebut.
"Re, foto, foto, kirim ke Hanum!" Pekik Kaifa disertai mendorong bahu Rea dengan tidak sabaran. Buru-buru Rea mengeluarkan iPhone miliknya lalu memfokuskan kamera ke arah Radit yang tengah menyapu itu. "Kirim," Ucap Rea dan Kaifa secara bersamaan ketika foto itu berhasil terkirim ke Hanum.
"Kesambet apaan tuh orang?" Tanya Rea dengan masih memperhatikan Radit yang kini tengah bergaul dengan Jerry. "Jangan-jangan dia kesambet penunggu di sekolah?!" Pekik Kaifa sembari menutup mulutnya diikuti Rea.
"Emang ada, ya?"
"Ish! Lo gak tau cerita itu?" Rea menggelengkan kepalanya lalu mengubah duduknya dengan menghadap ke arah Kaifa yang kini terlihat sangat serius. "Lima tahun yang lalu, ada murid yang bunuh diri tepatnya di kelas kita. Namanya, siapa ya? Ee.. ee... pokoknya gue lupa. Dia itu salah satu murid yang paling baik, rajin, dan paling di senangi guru karena kepribadiannya. Konon, dulu kelas kita ini adalah laboratorium ketika orang itu melakukan hal nekat itu dan lo tau apa yang membuatnya bunuh diri? Waktu pembagian rapor, dia berada di peringkat pertama dan ada satu hal yang membuatnya frustasi, yaitu nilai Fisikanya di bawah 9. Ketika hendak pulang, Ayahnya marah-marah karena nilai anaknya itu tidak memuaskan dan akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri daripada harus lama-lama tertekan."Rea merasakan bulu kuduknya meremang ketika Kaifa menceritakan hal tersebut dengan penuh penjiwaan, lain lagi ketika melihat Radit malah membuatnya semakin merinding. "Merinding gue sumpah," ujar Rea seraya mengusap tengkuknya.
"Untung aja bokap, nyokap gue terima sama nilai gue yang di bawah rata-rata. Kalau gak, bukan gue yang bunuh diri, tapi bokap sama nyokap gue liat nilai gue tiap tahunnya semakin menurun." Ucap Kaifa sembari terkekeh tak lupa pula disertai memukul pundak Rea. Entah apa permasalahan cewek ini.
"Lo bisa gak sih kalo ketawa gak usah pake gebukin gue segala?!" Dumel Rea dengan kesal. Bukannya meminta maaf, Kaifa malah melayangkan pukulannya tepat di paha Rea membuat cewek berkulit kuning langsat ini mengaduh kesakitan. Merasa tak terima, Rea memberikan jurus andalannya. Jurus jambakan maut.
Rea mengambil ancang-ancang lalu mengepalkan tangannya ke udara lalu secara perlahan turun mulai menjambak rambut Kaifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanum & Radit
Teen FictionHanum Ashari namanya... Dia gadis paling menjengkelkan dan mengesalkan yang pernah ada. Tetapi, hanya dia yang mampu membuat seorang Radit Azkarajatma si biang onar ini jatuh hati dan berupaya mendekati dengan berbagai cara. Teruntukmu Hanum... Aku...