Chapter 7 : Jealous

6 4 0
                                    


"Heh, lo mau ngapain sama hape gue?!" Pekik Hanum mencoba meraih iPhone miliknya yang dipakai oleh Jisya beberapa jam yang lalu. Perasaan kacau balau sudah ada semenjak Jisya meminjam handphonenya dengan beralasan 'Balas Dendam' entah ke siapa.

"Han, sini,"
"Paan?"

Melihat sepupunya itu tak beranjak dari duduknya, terpaksa Jisya- lah yang menghampiri cewek berambut sebahu itu sembari menyerahkan iPhone Hanum. "Han, lo serius kan mau bantu gue?"
Hanum mendelik ke arahnya lalu membuang pandangannya dari Jisya. "Tadinya sih iya, tapi sekarang gak!" Jisya merasa geregetan dengan sikap Hanum yang benar-benar membuatnya semakin gila dengan keadaan.

"Gue putus sama Radit,"

Tak ada reaksi terkejut, atau bahagia yang terpancar di wajah Hanum, yang ada cewek itu hanya terdiam sembari memainkan ponselnya. Dengan refleks, Jisya memukul lengan Hanum dan membuat cewek itu mengaduh kesakitan seraya mengusap lengannya. "Sakit alig!"

"Makanya dengerin gue!"
"Iyaa, gue denger lo putus sama Radit, kan? Terus hubungannya sama gue apa?" Cecar Hanum dengan malas berdebat dan beradu mulut dengan Jisya.

"Lo bantu gue. Kalo misalkan lo berhasil, lo akan gue kasih giveaway! Gimana?" Terdengar decihan dari mulut Hanum yang seolah-olah penawarannya itu tidak menarik. "Giveaway? Wey, yang kemarin aja utang lo sama gue belum lunas, mau kasih gue giveaway. Jangan-jangan giveaway yang lo maksud itu potongan dari hutang lo itu? No, no, no!" Tolak Hanum sembari mengibaskan tangannya.

"Gak, hutang besok gue lunasin. Pokoknya, giveawaynya itu menarik rik rik. Itu pun kalo lo berhasil,"  ucap Jisya meyakinkan. "Janji? Awas lo, gue rekam nih lo ngomong tadi. Sampe lo ingkar, gue bakalan laporin lo sama Mami lo!" Jisya menganggukan  kepalanya setuju lalu beralih duduk berhadapan dengan Hanum.

"Emang bantuin apaan?" Tanya Hanum dengan menatap lurus ke arah Jisya. "Kalo Radit nembak lo, gue mau lo nerima Radit jadi pacarnya, ngerti?"

Ketika mendengar permintaan Jisya, dengan cekatan Hanum menyentakkan tangan Jisya lalu mundur dari cewek berbadan tinggi itu. "Enggak, pokoknya gue gak mau  bantuin lo kalo ada sangkut pautnya sama tuh orang." Jawab Hanum dengan kesal. Entah mengapa, ketika Jisya menyebut nama Radit membuat mood nya menjadi buruk apalagi di suruh menerima cinta dari Radit. Itu sama saja Hanum merakit bom bunuh diri untuknya sendiri.

"Lo belom denger giveaway dari gue kan?" Hanum berdecak jengkel sembari memutar kedua bola matanya. "Giveaway nya adalah, kalo lo berhasil membuat Radit sakit hati, gue bakal kasih lo novel keluaran baru yang best seller, terus sama iPhone keluaran baru. Gimana?"

"Soal hutang? Mmm?" Pertanyaan Hanum berhasil membuat Jisya terdiam sesaat lalu menyerahkan uang dua ribuan dari saku seragamnya. "Dua rebu aja lo perhitungan, tuh lunas." Hanum tersenyum lalu mempersilahkan Jisya melanjutkan perjanjian mereka.

"Kalo lo gagal, berarti lo harus turutin apa kemauan gue daan... lo harus bantu Radit balik sama gue. Bagaimana? Apakah anda sepakat?"

Hanum membulatkan matanya sempurna ketika mendengar permintaan yang selalu ada nama Radit di sana. "Yaudah, kalo gitu gue gagal aja, terus suruh Radit balik sama lo. Selesai, kan?" Jisya hanya menanggapinya dengan senyuman simpul lalu beranjak dari duduknya.

Mata Hanum hanya mengikuti kemana arah Jisya melangkah. Ternyata, cewek itu hanya ke meja belajarnya dengan menenteng beberapa lembar kertas. "Lo mau LKS lo ini gue kasih sama Ayah atau sama.. mama lo? Hmm..."

✩✩✩

"Han, lo kenapa sih nerima dia?! Padahal lo tau kan kalo dia bukan cowok baik-baik!"

Hanum & RaditTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang