Jam 12 siang esok hari, suamiku sudah menunggu di lobi kantorku, saat aku tiba dia terlihat sedang membaca koran sambil sesekali melihat jam tangan terlihat terburu_buru.
"Arfa.. " sapaku.
"Hey sar.. ada apa? kalau mau ngomong disini aja ya, saya buru-buru jam setengah 1 ada meeting."
"oke ar.. aku cuma mau bilang... kalau aku setuju dengan perceraian kita."
jawabku tegas.
"oke..terus?." tanya nya santai
" tapi.. sebelum anak ini lahir..aku mau ajak kamu pergi ke 5 kota.."
ucapku seraya tersenyum
"Maksud kamu?."
"Dalam 1 bulan sebelum aku lahiran.. aku mau kita pergi ke 5 kota.. ini permintaan terakhir aku sebagai istri..
aku sudah mengajukan cuti dan sekarang giliran kamu mengajukan cuti.. aku harap kamu tidak akan menolak..karena jika kamu menolak..
tidak terbayangkan bagaimana rasanya permintaan terakhirku diabaikan.."
"oke.. kenapa engga? toh setelah itu bisa saja kita tak pernah bertemu lagi..aku setuju dengan permintaan kamu..yaaa.. hitung-hitung sebagai bukti tanggung jawab aku terhadap anak ini."
"Oke.. nanti kita lanjut lewat telepon.. sekarang yang terpenting..kamu harus dapat ijin cuti dulu dari perusahaan kamu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ijinkan aku bersamamu di "5 Kota"
РазноеSebuah kisah perjuangan sarah merawat 4 anak nya yang masih kecil sebagai single parent yang ditinggal suaminya 'Arfa' demi wanita bernama 'Riska'
