1 Minggu kemudian...

6.3K 450 20
                                    

"Nak.. kenapa denganmu.. sejak tadi pagi kamu melamun terus?."

Tanya bapak, pertanyaannya tentu saja membuyarkan lamunanku, aku yang tadi berbaring kini beranjak duduk di sofa..

"Maafin sarah ya pak.. sarah udah repotin ibu dan bapak...bahkan diusia kalian.. kalian masih harus repot ikut urus anak-anak..." ucapku lirih..

"Soal anak-anak..bapak tidak apa-apa..tapi ini soal kamu... bapak tidak mau kamu sedih berkepanjangan... kasian nichol.. karena kamu terlalu banyak fikiran.. akhirnya tidak ada ASI yang bisa diberikan untuk bayi itu.." ucap bapak lagi, wajahnya menoleh kearah nichol yang terlihat sedang memegang mainan didepan Ruang TV, aku pun ikut menatap anakku dari kejauhan...

Selain kasian tidak mendapat ASI sama sekali dari ibunya, aku justru juga kasian pada orang tuaku.. yang harus kerja keras untuk mencari uang beli susu formula untuk nichol..belum termasuk mencari uang untuk anak-anakku lainnya, mulai dari makan dan jajan mereka..

Air mataku tak terbendung.. aku meneteskan air mata didepan bapak..
Aku merasa gagal..
Sudah setua ini.. haruskah aku masih merepotkan orang tua ku yang sudah usia senja..

Aku harus bangkit... aku tidak bisa terus begini..
Aku harus melakukan sesuatu..

***

Tak menunggu besok, aku langsung bergegas menyiapkan lamaran kerja, aku harus kembali berpenghasilan.. aku tidak mau penderitaanku membuat anak-anak dan orang tua ikut menderita..
Soal arfa.. aku tak perduli lagi..
Aku tak mau berlarut..
Walau setiap ingat kelakuan arfa dan riska aku pasti menangis, namun aku yakin semua ini pasti berlalu .
Akan ada masanya.. tawa dan bahagiaku kembali..

Yapp.... aku akan memulai kehidupan yang baru..

**

Waktu menunjukan pukul 1 siang, aku meminjam mobil bapak untuk pergi keliling jakarta..
Berharap menemukan banner bertuliskan lowongan kerja..

Sekitar 1 jam aku mencari, akhirnya pencarianku terhenti disebuah Laundry Dry and Cleaning.. ada lowongan kerja sebagai kasir disana..

***

Beruntungnya aku, dengan sekali percobaan melamar aku langsung diterima.
Aku bisa bekerja dari senin sampai jumat saja dan yang membuat hatiku senang, gajiku dibayar harian, aku digaji 75 Ribu sehari, belum termasuk Tip jika ada pelanggan yang memberi tip..

Walau dulu bekerja di perusahaan pak dylan aku bisa mendapat gaji jauh lebih besar dari ini..aku tetap bersyukur dan menerima nya.. dari pada aku hanya nganggur dan berdiam diri..
Aku tak mau jadi benalu bagi orang tuaku..
Setidaknya.. jajan dan susu anak-anakku harus aku yang menanggungnya   ..

Ijinkan aku bersamamu di "5 Kota" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang