3 Bulan berlalu....

6.2K 498 52
                                    

Aku terbangun dari tidur panjangku...
Dokter bilang sudah 3 bulan aku koma..
Sesaat setelah operasi sesar selesai asupan oksigen tidak masuk ke dalam otakku, darahpun tidak memompa dengan baik, hingga jantungku kewalahan..
Sempat berhenti berdetak beberapa detik..
Pendarahan hebat terjadi..
semua orang didalam ruang operasi panik..

Mereka bisa menyelamatkan nyawaku.. tapi tidak bisa menyelamatkan kesadaranku..
Aku dinyatakan koma...
Prediksi koma ku hanya beberapa hari.. namun bahkan dokter tak menyangka mengapa bisa sampai 3 bulan koma ini baru berakhir...

Bahkan suster sempat bisik-bisik kepadaku..dia bertanya, apa sebelumnya aku sedang stress berat, sehingga aku tak bisa mengatur oksigen dalam tubuhku sendiri?

Suster itu mengatakan, sesaat setelah operasi sesar kabarnya kematianku terlihat sudah sangat dekat...
Allah masih memberiku kesempatan dan kekuatan sekali lagi...

Mungkin Allah ingin aku masih bisa merawat ke empat anakku..

Oh tuhan..
Aku baru ingat.. mana anakku?
Apa dia sudah bisa bernafas normal tanpa harus bantuan oksigen dan inkubator lagi?

***

"Ibu...." panggil Bella... suara kecil dari gadis cantikku terdengar...
Membuat aku benar-benar sadar 100%

"Bella...bella sayang ada disini?." Tanyaku..aku terkejut, mengapa bella ada disini..

"Semuanya ada disini bu.. ada ka angga, ka arsita juga ada... bu.. dede bayi lucu.. dia udah bisa tengkurap..udah bisa angkat kepala.. udah bisa masukin mainan ke mulut..." ucap bella dengan suaranya yang menggemaskan..
Aku meraih tangannya dan mencium keningnya..

"Tengkurap?." Tanyaku bingung..
Ah... aku ingat.. itukan perkembangan bayi usia 3 bulan..
Ya Allah.. sebegitu lama nya kah aku terbaring koma... ini dimana?
Mengapa suasana nya berbeda...

"Nak.. sekarang kamu lagi dijakarta.. Rumah sakit cipto.."  ucap seorang wanita paruh baya.. aku mencoba memperjelas pandanganku yang masih remang-remang...

"Ibu?." Panggilku pelan..
Ya tuhan...
Sudah berapa lama lagikah aku tak sadarkan diri..
Ternyata saat aku terbaring koma, aku sampai harus dirujuk ke jakarta...
RS Cipto, rumah sakit ini tak cukup jauh dari kediamanku...

Aku melewatkan banyak hal selama koma..

***

Ibu menghampiriku dan mencium keningku..
"Allhamdulillah.. ibu senang kamu sudah sadar..."
Gumam ibu lembut.. aku membalas senyumnya.. tak banyak yang bisa kukatakan.. tubuhku masih terasa lemah..

"Bu.. dimana angga?." Tanyaku..
Namun tiba-tiba pria bujang itu berdiri disampingku..

"Angga disini bu..." jawab angga tersenyum..

"Ya Allah nak..maafkan ibu.. ibu baru sempat bertemu denganmu..
Selamat ulang tahun sayang.. bujangnya ibu.. sehat-sehat ya.. jadi anak sholeh dan jaga adik-adikmu..."
Ucapku... kalau 3 bulan berlalu, artinya ulang tahun anakku ini sudah terlewat, biasanya aku bisa membuat nasi kuning dirumah untuk anak-anakku yang ulang tahun, namun sayang kesempatan kali ini terlewati...

"Gak apa-apa bu.. harapan angga.. semoga ibu sehat kembali dan kebahagiaan ibu segera kembali.. maafin angga yang udah ingkar janji sama ibu...
Angga udah ceritain semua kelakuan ayah pada nenek dan kakek.. maafin angga ya bu.. angga ga bisa diam aja melihat ibu menderita.."
Gumam angga, aku melihat buliran air mata mengalir di pipinya perlahan..
Walau hatiku sedih.. angga sudah ingkar janji.. namun aku bisa apa.. semua ini angga lakukan agar aku segera mengambil keputusan..memulai hidup baru dan berbahagia...

"Arsita juga minta maaf ya bu.. arsita bantu ka angga menceritakan semua.."
Tiba-tiba terdengar suara gadis cantik anak kedua ku..

Aku menganggukan kepalaku pelan, air mata ikut mengalir di wajahku.. aku menggenggam tangan arsita dan tersenyum kepadanya..
Memastikan pada anakku, bahwa ibunya baik-baik saja...

"Ayah dimana?." Tanyaku pada anak-anak..

"Dia ada didepan..." jawab bapakku tiba-tiba..

"Biar bapak panggilkan.." ucapnya lagi..
Lalu, ibu dan bapakku meninggalkan ruangan perawatan ku..
Mungkin mereka ingin membiarkanku suamiku, aku dan anak-anaknya berkumpul tanpa diganggu...

Sesaat setelah ibu dan bapak pergi, arfa masuk kekamar perawatanku..
Sungguh pemandangan yang mengejutkan..
Arfa datang sembari menuntun perempuan itu 'Riska'
Didepan anak-anak !
Riska bahkan menggendong seorang bayi..
Aku tahu, itu pasti anak bungsu ku..

"Arfa ...." ucapku pelan..ingin marah, tapi bagaimana caranya? Haruskah anak-anak melihat perkelahian kami?

"Kamu kehilangan banyak darah...
Golongan darahmu sama dengan Riska..dialah yang sudah mendonorkan darahnya untukmu.. berterimakasihlah...
Bahkan riska yang merawat bayi ini selama kamu koma.. jangan sampai kamu lupa mengucapkan terimakasih..."
Ucap Arfa tegas... aku menatap mata arfa.. kupandangi wajahnya, kuperhatikan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Sesekali ku melirik kearah perempuan itu ...

Perempuan itu.. mengapa seperti tiada berdosa?
Dan kini aku harus mengucapkan terimakasih kepadanya?
Bukankah stress, luka bathin dan kelelahan bekerja karena harus pontang panting menafkahi anakku sendirian adalah beberapa alasan yang membuatku harus melahirkan premature??

Lalu.. aku harus mengucap terimakasih kepadanya?
Bukankah dia penyebab semua kekacauan ini?

Siapa yang salah?
Siapa yang harus minta maaf?
Siapa yang harus berterimakasih..?
Aku muak..
Aku muak bayi kecilku tidur dipangkuannya !
Andai aku berdaya .
Sudah kerebut bayi itu .
Dan takkan kubiarkan perempuan jalang itu menyentuhnya 1 centi pun...😭😭😭

Tuhan....
Tolong aku !!

Ijinkan aku bersamamu di "5 Kota" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang