Sudah hampir 6 bukan belakangan ini, semenjak kejadian Halwa suka dengan Arkana, Haifa pun menjadi jaga jarak dengan Halwa, mereka berdua bukanlah menjadi sahabat akrab lagi, sekarang bisa dibilang seperti tidak mengenal satu sama lain.
Arkana juga sudah mulai akrab dengan Halwa, dan Ia mulai menjauh dan berhenti mencari tahu tentang Haifa pada akhir akhir ini.
Haifa menatap jendela kamarnya yang dibasahi rintik hujan, sambil menikmati secangkir teh buatan Bunda dan cereal kesukaan Haifa. Haifa mengingat akan pertemuan pertamanya dengan Arkana saat itu.
Rasa itu tidak bisa di bohongi, apalagi kalau ini Rasa yang pernah ada dan yang paling terindah. Tapi bisa apa, jika kita menyukai seseorang, namun sahabat kita juga menyukainya, kita akan tetap memilih Sahabat, walaupun rasa sakit itu pasti akan timbul seiring waktu.
Haifa menghabiskan cereal nya dan langsung meneguk secangkir teh hingga menyisakan beberapa tetes air. Haifa membaca beberapa quotes galau yang hadir di beranda instagram nya. Teringat akan Arkana jika ia terus menerus membuka quotes quotes galau itu. Akhirnya Haifa menutup aplikasi instagram nya dan mulai memejamkan mata untuk melakukan aktivitas nya esok.
---
"Pagi sayang" Sapa bunda dari ujung meja makan
"Pagi bun, sarapan apa kita hari ini?" Tanya Haifa yang tengah antusias membuka tudung saji diatas meja makan
"Haifa, gua jalan bareng lu ya, gaada penolakan" Kata Yoga yang baru saja keluar dari kamar nya
"Gaada ah, kan ka Yoga ada mobil, kenapa harus bareng gua, sempit elah" Tolak Haifa
"Mobil gua mogok di deket tikungan sana, udahlah terima aja si, kapan lagi coba berangkat bareng kakak lu yang tampan ini"
"Makanya jangan suka nikung orang, akhirnya mogok di tikungan kan tuh mobilnya" Celetuk Haifa yang membuat Yoga melayangkan sendok kearahnya
"Ga nyambung, bego bat si punya ade"
"Kalo Haifa bego, kenapa Haifa naik kelas dan slalu dapet peringkat 3 besar?" Jawab Haifa santai
"Sudah sudah, sarapan dulu, lanjut nanti aja adu bacot nya, udah jam 06.25 nih, nanti kamu telat fa, kan kamu piket" Kata bunda yang berusaha menengahi pertengkaran Haifa dan Yoga
---
BRUKK..
"Astaga, sakit... " Keluh Haifa yang terjatuh terkena pot tanaman sekolah yang berdiri tegak di dekat koridor
"Maaf.. Gua gaada waktu sorry" Kata sesosok cowok berpostur tubuh yang lumayan di kenal Haifa, ya.. Dia adalah Arkana.
Arkana berubah sikap seperti awal pertemuan nya dengan Haifa, menjadi lebih cuek, lebih dingin, lebih tidak peduli dengan cewek, kecuali teman dekat atau yang mempunyai hubungan khusus dengan Arkana.
"Tanpa lo bantu, gua udah bisa bangun sendiri" Teriak Haifa yang berusaha menyindir Arkana agar ia dengar
Arkana sedikit mendegar teriakan Haifa, dan Arkana berhenti tepat di depan kelasnya.
"Melupakan tapi ber proses lama atau Bertahan tapi menyakitkan itu pilihan yang berat" Ucap Arkana sambil duduk di depan kelasnya menatap layar Handphone yang tiada notif dari siapapun
---
Hujan membasahi tubuh Haifa saat ini, tidak ada alat apapun yang bisa menutupi tubuhnya kecuali Jaket yang ia pinjam di "PINJAMAN SEKOLAH" itu pun jaket nya sudah basah kuyup.
Dengan mata terbuka, Haifa melihat sesosok cowok yang ia galau kan selama 6 bulan terakhir ini sudah bisa tertawa lepas menikmati hujan bersama sahabat akrab nya sejak dulu yaitu Arkana dan Halwa.
Halwa menghampiri Haifa yang tengah duduk di ruang tunggu, Ruang tunggu SMA masih dalam perbaikan, makanya hujan bisa menembus ruang ini.
"Haifa, mau balik bareng gua gak? sama Arkana sekalian" Ucap Halwa yang seenak kata menawarkan Haifa pulang bareng dengannya dan dengan cowok yang Haifa hindari saat ini.
Arkana menatap Haifa saat ini, entah dengan perasaan yang sama dengan dulu, atau menatap hanya sebatas teman? Entahlah..
"Udahlah wa, kita pulang aja, udah hujan gini, daripada kamu sakit kan" Ucap Arkana yang sebegitu khawatir nya dengan Halwa
Entah perasaan apa yang ada dalam diri Haifa saat ini, seperti tersayat sayat. Mungkin Haifa tidak bisa menyimpulkan bahwa dirinya menyukai Arkana, karena satu alasannya yaitu Halwa, ia rela berkorban perasaan demi sahabat.
---
Semesta alam selalu mempunyai cara untuk menyatukan dua rasa yang seharusnya menyatu, Mungkin menurut Haifa, dirinya dan Arkana bukanlah dua rasa yang harus disatukan
Mungkin semuanya akan jauh lebih baik jika Haifa tidak lagi bertemu Arkana di sekolah, Arkana pun berfikir seperti itu. Dua insan ini belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, makanya kali ini sakit hati pertamanya yang bukan main main.
Haifa ingat kata kata Raqila, sahabat nya itu kalau "Membenci bukan satu satunya jalan untuk melupakan seseorang"
Sumber patah hati itu adalah Harapan, Berharap dan ternyata tidak terpenuhi, ya itu yang dirasakan Haifa dan Arkana saat ini
Hujan yang membasahi tubuh Haifa pada saat kemarin membuat Ia terjatuh sakit saat ini. Yoga membuka pintu kamar Haifa dan membawakan adik kesayangan nya itu Makan Malam pilihan Haifa hari ini dengan menu Roti Panggang + Cereal + Susu + Buah.
Yoga mengerti keadaan Haifa sekarang, ia butuh teman curhat, dan ia juga butuh istirahat. Mungkin jika curhat sekarang tidak memungkinkn waktunya, karena Haifa juga sedang sakit dan yang paling tepat adalah sekarang waktunya Haifa makan malam juga istirahat tak lupa minum obat sesuai anjuran dokter.
Haiii, gimana part ini? Seru ga? Hehe.. Maaf ya jarang banget upload, soalnya lagi sibuk²nya (hehehhehehe sok banget ya aku)
Jangan lupa di vote, di baca dan di comment yaaa! Tengkyu ☀😍
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA usai HUJAN
General Fiction"Kenapa Lo suka senja fa?" - Arkana "Gue sih suka karena keindahan nya, biasanya orang yang selalu nemenin gue liat senja akan selalu gue kenang dalam hati" - Haifa "Emangnya tipe yang akan dikenang di hati Lo tuh gimana sih? Penasaran, Kalo sama or...