Episode 23

651 49 0
                                    

"Huuuffttt...." Agen Alicia menatap aku dan Ray. Sepertinya tugasnya kali ini membuat dia Frustasi.

"Kenapa harus aku yang melatih kalian?" Gadis dewasa dengan rambut sebahu itu duduk di ban area latihan Agen.

Jendral Zyn dan kepala pimpinan MATA memerintahkan Agen Alicia dan Agen Ali untuk melatih kami setelah mendengar kekacauan di kantor para ilmuwan yang kami buat, meski berujung kemenangan. Agen Alicia bilang,itu hanya keberuntungan saja.

Aku dan Ray berdiri bersebelahan,di depan kami ada Agen Alicia. Agen Ali yang juga ditugaskan melatih kami, sudah pergi entah kemana. Membuat Agen Alicia ingin memakannya hidup hidup.

"Baiklah,kita langsung mulai saja" Agen Alicia menjeda,dia berdiri,memiringkan kepala. Menambah kesan'keren'nya. " Kalian berdua berkelahi,menggunakan skill dan kemampuan bertarung yang kalian punya. Anggap kalau saat ini kalian tengah berhadapan dengan musuh di suatu Misi."

Aku dan Ray saling tatap. Aku bersorak riang,di latihan ini bisa ku pergunakan untuk memukul habis Ray. Menghabisinya sampai rasa kesalku selama ini yang tidak kesampaian terbalaskan.

"Yang kalah ! Akan menerima hukuman. Kalian berdua satu sekolah bukan?"

Kami mengangguk.

"Bagus,yang kalah harus rela menjadi pesuruh yang menang selama satu hari. Karena kalian satu sekolah itu mempermudah pelaksanaan hukuman"

Kali ini kami saling lirik. Hukuman yang kalah membuat aku bersemangat untuk menang.

"Bersiap. Dua kali terjatuh,kalian dinyatakan kalah."

Aku sudah mundur dua langkah memasang kuda-kuda. Begitu juga dengan Ray.

"Okey. Pertarungan dimulai. Jika kalian curang. Senjata yang kalian gunakan akan ku ambil"

Ray maju memberi serangan pertama. Dengan bantuan Ires aku tahu pergerakan Ray sebelum dia melakukannya. Aku lincah menghindar.

Bum !

Pukulan berdentum. Mengenai bahu kanannya. Dia memegang bahu,kesakitan. Tapi pukulan itu tidak membuat dia terjatuh.

Ray menginjak ban. Berguling,berlari kencang. Gerakannya terlalu cepat aku tidak bisa membacanya . Instruksi daru Ires membuat kepalaku sedikit pusing. Instruksi Ires terakhir,Ray akan meninju ku,tapi batal,dia akan menendang kakiku. Bagus !. Aku segera berlari jauh,Ray menendang rerumputan palsu yang seperti asli menggunakan tekhnologi.

Aku berlari kearahnya. Meninju,Ray menghindar bas memukul.

Lima menit yang terlewat kami sedari tadi asik saling memukul. Aku seorang perempuan dan Ray seorang lelaki,pukulannya jauh lebih bertenaga. Aku berkali-kali hampir terjatuh . Meski aku tahu pergerakan Ray sebelum dia melakukannya,tentu itu tidak mudah gerakannya sangat cepat bagaikan Agen senior.

"BERHENTI !" Agen Alicia berteriak kencang. Tanganku mengudara,tipis mengenai pelipis Ray. .

"Hah ! Aku jengah sekali,pertarungan kalian membosankan. Raika, sekarang kamu lepaskan Ires. Benda itu membantumu melihat pergerakan lawan dua detik sebelum lawan bergerak. Itu tidak adil dengan Ray yang tidak memakai benda yang sama."

Aku hendak protes,tapi mata tajam Agen Alicia membuat nyaliku ciut.Dengan berat hati mengangguk,mengedipkan mata. Kacamata berubah menjadi jam merah.

Agen Alicia memberi aba-aba. Pertarungan kembali dimulai. Kali ini lebih sulit,tanpa Ires aku hanya bisa melawan dengan kemampuan yang aku miliki. Ray maju,dia memutar badan cepat . aku pikir dia akan meninjuku,salah!! Dia mendorong kuat bahu kiriku . Aku mundur.

Brukkk ..

Astaga ada kayu besar yang menghalangi aku jatuh di rumput lembab.

Ray tertawa keras.

Aku berdiri kostum Agen yang ku gunakan banyak menbantu,termasuk tidak akan bisa robek . Ini kostum baru yang aku dapat setelah pertempuran melawan Unok di sekolah.

Memasang kuda-kuda. Berlari berguling melewati kolong kaki Ray yang terbuka lebar,lantas menariknya kuat. Dia terjatuh. Masih terkejut melihat aku meluncur di bawah kakinya.

Aku terpikal keras. Agen Alicia tersenyum,Ray menggeram kesal.

Satu sama. Dan satu kesempatan lagi.

Ray mengeluarkan pedangnya, menusukkannya pada perutku,aku terkejut bukan main,kukira pedang itu akan menebas perutku,ternyata pedang Ray bisa berubah menjadi pedang yang terbuat dari plastik,pedang Ray menoel-noel perutku . aku menepisnya. Mengirim pukulan berdentum. Ray meringis,pukulan mengenai perut bagian kanannya. Dia maju balas memukul,aku gesit menghindar.

Jarak kami berdua semakin dekat,Aku mengepalkan tangan,bersiap mengirim pukulan berdentum setelah Ray dengan jahat memukul kepalaku dengan pedang plastiknya . Tidak berdarah tapi sakit. Ray memegang kepalan tangan kananku,menghentikan pukulan. Aku melihat tangan kanannya yang memegang pedang yang sudah berubah menjadi belati ingin menusuk perutku. Sebelum itu terjadi ,tangan kiriku dengan gesit menahan pergerakan,aku memegang tangannya. Jarak wajah kami hanya satu setengah jengkal. Kami saling tatap,nafas kami berderu,seirama.

Tiba-tiba suara tawa Agen Alicia tetdengar keras. Kami kompak menatapnya. Aku tergugu pelan,cantik sekali. Ini tawa pertama yang aku dengar dari Agen Alicia yang judes. Eh ? Omong-omong kenapa dia tertawa.

Masih disisa tawanya. Agen Alicia menatap kami berdua. "Dilihat dari sini,kalian seperti berpelukan. Belum lagi tangan saling menggenggam tangan lainnya,Hahaha" .

Ucapan Agen Alicia sontak menbuat aku dan Ray saling tatap. Lantas dengan cepat saling berjauhan,tidak sadar sedari tadi masih di posisi yang sama.

"Kalian disini berlatih,bukan berdansa." Agen Alicia tersenyum lebar,berusaha agar tawanya tidak lepas lagi.

Wajahku memerah,malu sekaligus menahan kesal.

Sebelum Agen Alicia semakin bersemangat menggoda kami berdua,aku sudah maju menyikat leher Ray dengan kayu yang aku ambil dari bawah kakiku. Dia kembali maju,kami saling adu pukulan . Sampai aku lompat menjauh,hampir saja terjatuh. Ray berlari mengejar,sebelum sampai didekatku dia sudah jatuh tergelincir,menginjak ban yang berlumuran minyak.

Aku terpingkal,saking lucunya mataku sampai berair. Dan satu hal yang membuat aku senang bukan main. Aku menang. Meski dari gerakan saja aku kalah hebat dari Ray. Hampir terjatuh berulang-ulang kali. Ray sekali pun tidak goyang ketika aku memukulnya kuat. Tapi keberuntungan memihak padaku.

Agen Alicia mendekat.

Ray berdiri dengan muka memerah padam,menahan kesal sekaligus malu. "Agen Alicia aku pemenangnya" kataku bangga.

Agen Alicia menangguk,dia menatap Ray yang masih kesal."Ray kamu kalah,meski pun bukan Raika yang membuatmu terjatuh tapi tetap saja kamu jatuh. Dan besok kamu harus menjalankan hukuman kalau tidak,selama seminggu tidak akan di libatkan dalam misi apa pun. "

Aku tersenyum,dari wajahnya saja Ray hendak protes tidak terima. Tapi mendengar 'Misi' dia tidak bisa menolak. Kata Yuri bertahun-tahun lamanya Ray ingin ikut dalam misi. Tapi baru tahun ini dia dilibatkan.

"Okey ! Latihan selesai. Dua hari lagi kita kembali latihan. Dan Raika? Jangan panggil aku Agen Alicia lagi,cukup Alicia saja. Itu lebih menyenangkan didengar. Tentu aku tidak akan keberatan"

Aku mengangguk,tersenyum.

Setelah itu Ray lebih dulu keluar ruangan yang sudah berganti menjadi ruangan luas yang kosong. Alicia pamit pergi. Aku juga kembali pulang kerumah. Dengan suasana hati begini aku jadi rindu Ayah.








.
.




Jangan lupa Vote,koment yan Gaiss.
Followw aku biar semangat nulisnya. Heheee. Makasi yg udah sampe sini bacanya :)

RaikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang