10. Heartbeat (2)

4.3K 885 148
                                    

Lima menit sebelum berangkat Jisoo menghabiskan segelas susu lalu pamit mencium bergantian punggung tangan dan pipi kedua orangtuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima menit sebelum berangkat Jisoo menghabiskan segelas susu lalu pamit mencium bergantian punggung tangan dan pipi kedua orangtuanya.

“Gak bareng Ayah?”

“Sama Ong, Yah.” Jisoo mengambil tas ranselnya melesat keluar sambil berteriak, “Assalammualaikum,” yang langsung dibalas bunda, “waalaikummusalam.”

Semalam Ong berjanji akan menebenginya ke sekolah. Biasanya Jisoo ke sekolah bareng ayah, jarang-jarang dia nebeng teman kecuali pulang sekolah dan urgent. Tetapi sampai di depan rumah bukannya Ong yang dia temukan malah Jaewon duduk di atas motor maticnya. Lelaki itu segera menyapanya setelah menyadari kedatangan Jisoo. Seperti biasa. Jaewon punya senyuman sejuta rasa yang menghanyutkan. Jisoo sempat dibikin terlena sesaat sebelum suara husky Jaewon menyadarkannya pada kenyataan.

Perlahan dia mendekat dengan alis menukik tajam. “Kok ...” Kalimatnya menggantung bingung sendiri.

“Mau berangkat sekolah ‘kan?” Dengan bingung ia menganggukkan kepala. “Aku anterin.”

Heh ... Aku? Aku?

“Jaewon gak kuliah?” Ah sial! Jisoo mendadak bego. Lagian ngapain juga Jaewon mendadak ‘aku’ kan Jisoo bingung mau ‘gue-lo’ atau apalah daripada ‘Jaewon gak kuliah?’ miris.

Melihat ekspresi bingungnya, Jaewon tertawa geli. “Nanti siang.” Penuh perhatian ia menarik Jisoo mendekat dengan telaten memasangkan helm ke kepala Jisoo. Jisoo mendadak buyar. Sepagi ini dapat serangan combo. Anjir.

Saat Jisoo menatap Jaewon saking dibikin ambyar, mendadak salting ketika mata bertemu mata dan Jaewon dengan manisnya menyelipkan sehelai rambutnya ke dalam helm, masih dengan senyum sejuta rasanya tersebut.

Ya, Gusti!

“Ayo naik.” Jisoo lalu tersadar akan kebodohannya pagi-pagi ini. “Jisoo,” suara husky Jaewon terdengar amat merdu dan memabukkan. Jisoo baru tersadar ketika Jaewon menyentuh lengannya.

“Eh, i-iya iya.” Ketahuan melamun seperti tadi membuat Jisoo malu, jadi dia merutuk selagi mencari posisi ternyaman membonceng di belakang.

“Pegangan.”

“Udah,” balasnya sangat pelan.

Jaewon berdecak lantas berbalik melihat gadis di belakangnya ini menunduk malu. Kedua tangannya terlihat memegangi behel di belakang motor. Jaewon yang mengamati bergeleng sambil tertawa geli.

“Kamu itu ya,” gumamnya. Lantas menarik tangan Jisoo, meletakkan di pinggangnya. “Lama-lama nanti terbiasa.”

“Cieeeee pagi-pagi udah mesra aja.”

Brengsek!

Dari arah belakang ada tiga pengguna motor. Tim sendirian ada Bobby dan Ong, tim berpasangan ada si kembar. Bobby jelas sehabis ini akan menjemput Sowon berbeda dengan Ong forever alone. Mereka berempat serempak menggodai Jisoo yang terpegok sedang bermesraan bersama Jaewon.

[1] Girlforent | taesoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang