Flash kamera Digital memenuhi sebuah Ruangan di salah satu gedung pemotretan..
Prilly, Yang sekarang sedang mengenakan Gaun pernikahan berpose dengan begitu apik dan begitu menjiwai.. Senyumnya begitu menawan selayaknyaGadis bahagia yang akan melaksanakan pernikahan dengan kekasih tercintanya..
"Satu kali lagi.. Lebih lebar senyumnya.. "
Jepret!'
Bunyi kamera tersebut mengakhiri kegiatan prilly untuk pemotretan hari ini.. Senyum yang semula mengembang perlahan luntur di gantikan dengan raut wajah datar , Dengan segrra ia pergi dari sana di bantu oleh beberapa orang untuk mengangkat gaun yang tengah ia kenakan. Besar kisaran gaun tersebut kurang lebih 3,5 - 4 kg... Terlebih lagi ia mengenakan High heels yang tingginya 15 cm..
🎬🎬🎬
Usai mengganti gaun yang ia kenakan dengan baju biasa.. Prilly menghempaskan diri di kursi khusus yang di siapkan untuk dirinya. Di sesapnya Air lemon yang tadi ia bawa dengan nikmat..
Mata prilly terpejam erat ketika kenangan 3 tahun lalu terngiang di kepalanya.. Terutama tentang ucapan sang ayah yang dengan begitu tega menjadikan dirinya sebagai Alat pnebusan jasa. Siapa yang tak kesal jika di perlakukan sepeeti itu.. Terlebih harus menikah dengan orang yang sama sekali tak ia kenal! Berbagai cara sudah prilly lakukan untuk menolak perjodohan ini.. Semua bahkan ia sampai kabur dari rumah.
"Nona.. Mobil anda sudah siap" mata prilly perlahan tebuka kala suara sang asisten menyapa gedang telinganya.. Perlahan prilly berdiri dan mulai berjalan menuju pintu keluar
🎬🎬🎬
Sesampainya dirumah, tepatnya di kamar prilly segera melepas pakaian
yang ia kenakan tadi kemudian mengguyur tubuhnya di bawah Siraman Shower. Matamya terpejam erat menikmati setiap tetesan iar yang mengalir dari atas dan menimpa tubuhnya. Perlahan tubuhnya yang mula mula terasa sedikit kaku mulai melemas dan Rileks..Sampai...
Tangingan bayi dari kamar sebelah terdengar begitu nyaring memekakan telinga. Prilly yang sudah mulai Rileks kembali tersulut rasa amarah dan kesal. Dengan segera ia menyudahi acara mandinya, di sambarnya handuk yang tergantung di sebelahnya..
"Bayi keparat! Tak bisakah aku tenang barang sejenak di rumah ini! " Ujar prilly kesal kemudian keluar dari kamr mandi dengn kaki terhentak.
Seusai memakai pakaiannya prilly keluar dari kamar dengan amarah yang siap ia lampiaskan.
Dan begitu menemukan sumber penganggu itu..""LO! BISA BIKIN ANAK LO DIEM GAK SIH! PUSING TAU GAK DENGER DIA NANGIS MULU! LO KALO EMNG GK SANGGUP URUS TITIP KE PANTI ASUHAN AJA DEH! GK USAH SOK BISA NGURUS!" Teriak prilly ketus. Wajah miliknya merah padam akibat rasa kesal yang ia rasakan.
"Ya Allah prill, wajar bayi rewel dan kerap menangis.. Karena cuman itu yang bisa di lakukan saat ia butuh sesuatu.." mendegar ucapan Ali, prilly berdecih.
"Makanya kalau di bilangin jangan ngeyel. Jadi ribet ginikan?! Mending bayi itu di gugurin se-"
"Prill! Demi Tuhan! Kamu kok tega banget ngomong gitu Athi juga anak kamu prill, Athi lahir dari Rahim kamu!"
"Dia hadir cuman karena kesalahan satu malam gua sama lo! Bayi itu gak ada artinya buat gue!" Ujar prilly sengit. Membuat Ali yang berada di hadapannya menatap nya dengan nanar..
"Kamu sadar, Kamu sadar sama apa yang kamu ucapin? Banyak perempuan di luaran sana yang ingin memgandung dan ngelahurin anak dari rahim mereka, tapi Allah belum mengabulkanmya.. Sedangkan kamu? Yang jelas jelas sudah di beri amanat malah mau menyia nyiakannya? " ujaran lirih penuh geraman dari Ali membuat prilly terdiam. Namun ke 2 tangannya nampak mengepal erat di sisi tubuh
"LO HARUS TAU! GARA GARA LO IMPIAN GUA HANCUR! GARA GARA LO JUGA GUA HARUS KEHILAGAN PACAR GUA! DAN GARA GARA LO KARIR GUA HAMPIR HANCUR! SEMUA GARA GARA LO DAN KEKUARGA LO! " balas prilly dengan suara yang nyaring. Tangis bayi yang semula terdengar lirih kini semakin kuat seiring semakin tingginya nada bicara prilly.
"CUMAN GARA GARA HUTANG BUDI BOKAP, GUA HARUS NANGGUNG SEMUANYA! Padahal dia sama sekali gak pernah perhatiin gue..gak pernah nganggep gue ada.. Tapi kenapa jika ada masalah kayak gini gue yang jadi korban!"
'Brak!
Usai mengucapkan kalimat itu prilly pergi dengan membanting pintu.
🎬🎬🎬🎬
Seusai kepergian prilly, Ali mengehela nafas panjang.. Berusaha menghilangkan segala rasa sesak yang menumpuk di dadanya hingga sedikit menganggu fungsi paru paru miliknya. Di pandangnya wajah sang putri yang masih betah menangis di dekapanya.. Perlahan ia ayunkan tubuh kecil tersebut sementara satu tangan memegangi botol Susu formula yang ia buat tadi . Berharap dengan begitu bayi kecil nya mau diam..
Jujur...Ali sebenarnya juga tak menyangka takdirnya akan seperti ini.. Dan ia juga tak menginginkan pernikahan ini.. Tapi apa daya.. Bagaiman ia bisa menolak permohonan orang tuanya?
"Sstss... Cup.cup.diem ya nak.. Tidur lagi.. Bunda tadi capek makanya marah marah .. Bunda gak marah sama Athi.. Bunda sayang sama Athi.."
🎬🎬🎬🎬
Perlahan tangis athi mulai mereda, kini bayi mungil tersebut menyedot susu dari botol drngan begitu lahap. Membuat Ali yang berada di sampingnya tersenyum senyum sendiri melihatnya..
"Laper banget ya nak.. Sampai semangat banget minumnya. Pelan pelan aja ya.. Gak ada yang ambil kok.. Ini punya athi semua" ucap Ali gemas sembari mengecupi pipi gembil sang putri yang masih asik dengan makanannya. Sebenarnya dalam hati ,Ali sedikit merasa miris dengan keadaan putrinya yang harus memenuhi kebutuhan perutnya dengan susu Formula. Padahal ada sang ibu di sekitarnya. Tapi mau bagamana lagi, lebih baik begini dari pada Ali harus meminta Prilly untuk memberikan Asi kepada athi. Bukannya mendapat Asi tapi mungkin malah Athi di banting oleh Prilly.
Beberapa menit berlalu, susu yang berada di botol nyaris tandas di hisap olah sang putri yang kini sidah terlelap kembali..
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Good Papa |Tamat|
Fanfic"Karier yang udah gue bangun lagi dan berusaha gue jaga hancur gara gara lo! Semenjak kabar gue nikah sama lo kesebar, Hidup gue yang baik baik aja jadi acak acakan kayak gini... " "Maaf .." "Akh! Udah udah minggir lo sekarang!" Alixprilly