The Good papa 12

4.7K 263 7
                                    


"Maaf" untaian kata tersebut menyentak Ali. Shit! Kenapa ia begitu ceroboh sampai berkata demikian! Ah! Lihat sekarang Ali! Akibat ucapan mu kau sukses membuat istri mu murung..

"Hey, Tak perlu minta maaf seperti itu bunda... Lupakan yang lalu ya. Maaf tai aku gak sengaja bilang gitu"

"Sayang..." Panggil Ali kala prilly tak merespon ucapannya. Ali sungguh merasa laki laki paling bodoh di dunia ini karena sudah membuat istrinya bersedih!

"I-iya" jawab prilly terbata dengan kepala yang masih menunduk serta tangan yang mengusap rambut halus athi. Ali yang mendengarnya menghela nafas..

" ya sudah, yuk buruan masak. Ayah udah lapar. Pengen makan masakan bunda.. Athi juga kan?" purus Ali pada akhirnya. Setelah melayangkan satu kecupan di pipi Putrinya, Ali mengulurkan tangan kearah prilly. Meminta wanita itu untuk bangkit..

Melihat prilly yang mengapai tangannya, Senyum Ali terukir indah..

"Kita masak sekarang!" ujar Ali bersemangat. Yang di balas prilly dengan anggukan mantap.

🎬🎬🎬🎬

"Dad, kenapa memanggil ku? " tanya Ali tanpa basa basi saat dirinya sudah memasuki ruang kerja milik Ayahnya. Nampak disana bukan hanya ada ayahnya, melainkan juga ada ibu serta beberapa orang yang Ali yakini bukan berasal dari dunia bisnis.

"Wah, ramai ternyata" ujar Ali sedikit sinis.

"Axel, Mommy mohon jangan turuti Daddy mu! Jangan mau masuk lagi ke sana.. " pinta sang ibu dengan suara memelas tangannya menangkup di depan dadanya dengan mata dam.hidung yamg memerah. Sepertinya ibunya ini habis menangis. Ada apa sebenarnya, kenapa ibunya sampai menangis seperti ini?

" Bisa jelaskan Dad?" ujar Ali menatap sang ayah dengan kilat membunuh.

" Tuan, anda ingat bukan saat mr.D menelfon anda"

"Ya" balas Ali singkat. Ali sidah paham sekarang.

"Dalang dari peledakan pesawat yang di naiki Alex telah berhasil di identifikasi" Ali menyeringai. Ah,akhirnya.. Akhirnya ia bisa mencingcang halus pelaku itu! Ali berjanji akan mencincang halus tangan pria itu kemudian menjadikan daging tangan itu senagai pakan Anjing penjaga..kemudiN menjual seluruh organ tubuhnya!

"Bagus, ku Rasa tak sia sia aku mengambil banyak orang dari "bawah" ."

"Mantan kemasih Alex lah yang melakukannya. vania, dia pelakunya"

"Sudah ku duga" Ali sama sekali tak kaget mendengar fakta itu, pasalnya.. Ali sudah begitu lama curiga dengan Wanuta serigala berbulu domba itu!

"Dia salah sasaran Dad, Dia malah membunuh pujaan hatinya. Seharusnya aku yang ada disana. Seharusnya aku yang mati bukan Alex"

"Axel! jangan berkata demikian, ini takdir! " bentak Andreas Hudson pada putranya . tangannya menepuk pundak putra sulungnya itu.

" Ini takdir Axel. Ikhlas kan Alex. Kita sudah tau siapa pelakunya. Daddy akan segera melaporkamnya agar dia mendapat hukuman yang setimpal"

"Tidak ayah, hukuman seumur hidup pun tak akan pernah cukup untuknya. Bawa dia kehadapan ku! Aku sendiri yang akan menghukum Bedebah itu" Vanessa terperangah. Buru buru ia mengejar Putranya yang setelah mengucapkan kalimat itu langsung melenggang pergi

"Tidak Axel, tidak. Mommy tidak ingin kamu seperti ini.Cukup Axel cukup.. Mommy gak mau kamu kotorin tangan kamu lagi.. Mommy mohon" pinta Vanessa pada putranya dengan air mata yang berderai. Dia sudah begitu hafal dengan apa yang akan di lakukan Axel pada wanita itu.

"Tidak ada ampun untuk oramg yang berani mengusik keluarga ku mom" ujar Ali dingin kemudian menyentak tangan sang ibu sebelum benar benar pergi dari Ruangan sang ayah..

"Andreas, ku mohon hentikan Axel. Aku mohon.. Hentikan putra kita! Aku tak mau putra kita membunuh lagi.. Aku tak mau axel seperti dulu lagi.. " histeris Vanessa menguncang tubuh Sang suami yang tak bisa berbuat apa apa jika sudah menyangkut putra bungsunya..

"Andreas, aku mohon" Lirih Vanessa yang hanya bisa di balas dengan gelengan oleh andreas.


🎬🎬🎬🎬

"Loh,li.. Kamu mau kemana? Kok sampai bawa baju segala? " Ujar prilly terkejut kala ali yang baru masuk ke kamar mereka langsung menuju lemari pakaian dan memasukan beberapa pakaian ke dalam tas ransel.

"Li" panggil prilly menyentuh Pundak Ali dengan satu tangannya. Sementara tangannya yang lain mengendong putri mereka yang nampak sudah mengantuk.

"Dapet kerjaan, jadi aku akan pergi beberapa hari. " jawab Ali sembari masih sibuk memasukan beberapa baju ke dalam tas ramsel yang sudah ia siap kan.

"Kok tiba tiba gini, biasanya kamu gak gini li.. Apalagi kamu perginya malem gini, biasanya juga kamu pergi pagi.. Dan apa kamu bilang kamu bakalan pergi beberapa hari? Ini bukan kamu banget li" Ali menghela nafas kemudoan berbalik. Di pegangnnya pundak prilly yang memasang raut wajah curiga pada dirinya.

"Sayangnya Ayah... Ayah gak bohong. Ayah tadi dapat telfon jadi dadakan gini. Client tadi telfon ayah minta ayah untuk datang kesana ada sedikit kendala dengan gambar yang ayah rancang "

"Bukan karena Kamu di panggil Daddy tadi kan ? Sumpah, aku gak nyaman banget.. Kenapa kamu perginya dadakan dan Harus pas setelah kamu di panggil Daddy.. ? Aku rasa semua ini berhubungan.." Ali tersenyum kecut mendengarnya, sepertinya ia harus semakin menambah ke hati hatiannya.. Bisa bisa semua terbingkar sebelum waktunya. Ia tak menyangka istrinya akan se-peka ini

"Hey, lihat aku..lihat aku prill"

"Ini sama sekali gak ada hubungannya sayang, aku pergi karena urusan pekerjaa. Real.. Gak ada yang lain jadi jangan mikir aneh aneh.. " Ucap Ali berusaha meyakinkan prilly dengan mendongakan kepala prilly agar mau menatapnya..

"Aku janji aku kan pulang, dengan selamat.. Aku pamit.. Jaga Athi" pamit Ali lalu mengecup sayang dahi prilly kemudian di susul dengan mengecup pipi Athi yang sudah tertidur pulas di gendongan prilly.

"Hati hati.. " Ali tersenyum menaggapinya keudian keluar dari kamar dengan mengenakan ransel miliknya..

"Istirahat yang cukup dan makan yang teratur. Aku pergi "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc...

The Good Papa |Tamat| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang