14. Connecting Flight

3.2K 594 68
                                    

Update yang bikin senang hati dulu, besok baru yang nyebelin kek Russell.

Apa kabarmu hari ini?
Mudah2an kamu selalu bahagia, yah.
I purple you 💜



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



Seharusnya, Eun-Hye menerima tawaran makan malam dari Lee-Shin Ahjussi dengan anak lelakinya, Zayn. Bukan menolak dengan sangat halus dan menyusul Jin-Wook karena merasa cemas dengan pria gila itu, yang akan muntah-muntah jika tidak mendapatkan makanannya dengan benar. Tentu saja, Eun-Hye tidak harus merasa dongkol melihat bagaimana egoisnya pria itu saat mendominasi makan malam mereka.

Membuat nasi goreng kimchi dan menyajikannya langsung dengan panci bulat, Jin-Wook makan dengan lahap seperti orang yang kelaparan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membuat nasi goreng kimchi dan menyajikannya langsung dengan panci bulat, Jin-Wook makan dengan lahap seperti orang yang kelaparan. Eun-Hye berpikir jika bisa mendapatkan porsi yang sama dengan pria itu tapi ternyata tidak. Dengan tidak tahu dirinya, Jin-Wook mendominasi panci dengan takaran yang jauh lebih banyak.

Satu sendok Eun-Hye adalah tiga sendok Jin-Wook. Satu panci yang harusnya bisa dinikmati untuk lima orang, nyatanya tidak cukup untuk mereka berdua. Ralat. Untuk Eun-Hye sendiri, karena Jin-Wook yang hampir menghabiskan satu panci nasi goreng itu, sementara dirinya baru menikmati beberapa suap.

"Oppa! Kau sangat keterlaluan! Tidakkah kau tahu jika kau yang menghabisi semua nasi goreng ini?" seru Eun-Hye sambil menunjuk panci yang hanya tersisa beberapa butir nasi di sana.

Jin-Wook masih asik mengunyah sambil menatap Eun-Hye dengan ekspresi tak berdosa. "Badanmu kecil, asupan makanan tidak perlu sebanyak diriku. Lagi pula, kau harus senang jika masakanmu yang biasa-biasa saja seperti ini, bisa dihabiskan olehku."

"Masakan yang biasa-biasa saja seperti ini, tidak perlu sampai dihabiskan tanpa memberi porsi bagianku! Kau sangat egois!" sembur Eun-Hye tidak terima.

Satu tangan besar Jin-Wook sudah mendarat tepat di kening Eun-Hye yang berkerut, lalu mengusapnya dengan gerakan naik turun sambil menyamakan posisi kepala mereka. "Jangan terlalu banyak cemberut. Lihat, banyak kerutan di kening lebarmu ini."

Dengan kasar, Eun-Hye menepis tangan Jin-Wook dari kening. Sudah tidak merasa bersalah, pria itu masih menghina dirinya. Benar-benar tidak tahu malu, pikir Eun-Hye geram. Enggan untuk meladeni pertengkaran yang tak berujung seperti biasa, Eun-Hye beranjak sambil membawa panci kosong dan peralatan makan yang sudah kotor untuk segera dibersihkan.

Untungnya, Jin-Wook tidak menjadi menyebalkan dengan terus mengejek ketika Eun-Hye menghindar, padahal dirinya sudah menyiapkan rapalan dan makian yang ingin dilemparkan pada pria itu jika masih ingin berulah.

Sebab, Jin-Wook segera bergerak ke arah pintu ketika mendengar bel berbunyi. Eun-Hye tidak ingin melihat siapa pun yang datang karena memang tidak pernah sekali pun, pria itu kedatangan tamu. Eun-Hye sama sekali tidak heran jika pria itu tidak memiliki teman karena sikapnya yang aneh dan tidak beretika.

From Incheon With Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang