15. Check In

3.5K 603 84
                                    

Setiap kali tulis lapak ini, hatiku tuh seneng banget!
Meski gak banyak yang nungguin, tapi aku tetep setia dan akan menulisnya sampai akhir 💜


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Jin-Wook mengerutkan alis sambil membaca peta yang membuatnya semakin bingung saja. Semenit sudah berlalu tapi Jin-Wook masih bergeming dan enggan untuk bergerak. Bagaimana tidak? Semua wahana permainan yang ada di situ tampak mengerikan.

Di Sabtu yang cerah, tepat pukul sebelas siang, Jin-Wook sudah berada di sebuah taman bermain yang bernama Dunia Fantasi. Seperti taman hiburan pada umumnya, area itu memiliki banyak permainan yang membuat Jin-Wook mual sebelum sempat menaikinya. Tentu saja dirinya begitu menyesal telah menjadi pria tolol yang sok mengajak Eun-Hye untuk menghabiskan akhir pekan bersama.

Omong-omong soal Eun-Hye, wanita gila itu masih berdiri tepat di hadapan Jin-Wook sambil mengipasi wajah dengan tangan. Tampak begitu kesal dan terus mendengus, memakai topi bucket yang membuatnya lebih kerdil, dan seperti anak yang tersesat lewat pakaian yang sudah ketinggalan zaman.

Kesal melihat betapa pendeknya celana yang dikenakan Eun-Hye, juga betapa longgarnya atasan rajut yang bisa memperlihatkan tali bra berwarna hitam jika Eun-Hye tidak membetulkan posisi leher atasannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesal melihat betapa pendeknya celana yang dikenakan Eun-Hye, juga betapa longgarnya atasan rajut yang bisa memperlihatkan tali bra berwarna hitam jika Eun-Hye tidak membetulkan posisi leher atasannya. Belum lagi ada banyak pria-pria kotor yang melirik ke arah Eun-Hye dengan tatapan nakal.

"Oppa, mau sampai kapan kita berdiri di sini?" keluh Eun-Hye sambil terus mengipasi wajahnya yang semakin memerah karena panasnya terik matahari.

"Apa kau tidak melihat ada banyak orang melihatmu?" celetuk Jin-Wook dengan nada ketus.

Alis Eun-Hye berkerut bingung dan mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Siapa yang melihatku? Untuk apa mereka melihatku?"

"Karena kau seperti orang gila yang tidak memiliki pakaian yang layak untuk dipakai! Lihat! Celanamu robek di bagian bawah, bajumu terus terjatuh dari bahu, dan kau seperti pengemis yang memakai pakaian compang camping! Memalukan!" sewot Jin-Wook seperti ayah yang memarahi anak perempuannya.

"Ini namanya fashion, Oppa! Aku tidak mungkin memakai pajama di siang terik seperti ini."

"Justru jika di rumah, kau diperbolehkan memakai pakaian kurang bahan, tapi di luar tid...OUCHH! Kenapa memukul kepalaku?" seru Jin-Wook sambil mengusap kepala yang dipukul oleh Eun-Hye.

"Selain mulutmu, otakmu juga kotor! Perlu sekali menerima pukulan untuk membuang semua sisi kotormu itu, Oppa! Kembali pada pertanyaanku tadi, mau sampai kapan kita berdiri di sini? Apa kau tidak sadar jika kita menjadi pusat perhatian karena berdiri di tengah-tengah area ini? Dan penampilan kunomu yang menyempurnakan kekonyolan kita!"

"Heh? Tidak ada masalah dengan pakaianku!" pekik Jin-Wook tidak terima.

Eun-Hye memutar bola mata sambil bertolak pinggang. Menatap naik turun penampilan Jin-Wook dengan ekspresi tidak suka. "Kau memakai atasan putih dan celana bahan berwarna hitam, jangan lupakan satu balon foil yang kau pegang dengan selembar map itu sedaritadi. Juga ransel hitam yang entah berisi apa di dalamnya. Kau sangat kuno sekali."

From Incheon With Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang