Y┆Yes, Sir!

1.3K 191 188
                                    

a/n:
bukan lanjutan yang kemarin, ya, sayang-sayangku. dan ini panjang banget, 4000 kata, semoga kalian gak enek. terus aneh, dahlah, aku sendiri bingung. happy reading!

* *

"Pak Sehun? Ganteng sih, tapi errrr-jutek."

"Masih muda, ganteng, kaya, paket komplit mah, Pak Sehun. Sayang banget, kaya tembok berjalan."

"Ya, kali lo gak kenal Pak Sehun. Demi apa?" cetusan Seulgi membuat Irene memutar kedua bola matanya gerah.

"Emang gak kenal gue." Irene menyahut malas.

"Wajar sih. Lo kan mahasiswi kupu-kupu. Terus Pak Sehun itu Dosen baru." Seulgi mengangguk-angguk maklum. "Terus, kenapa lo tiba-tiba nanyain Pak Sehun?"

"Dosen pembimbing gue yang baru, tuh." Irene berkata santai lalu menyeruput jus alpukatnya.

"Hah? Serius lo? Pak Baekhyun gimana?" seru Seulgi kaget. Kedua mata sipitnya mendadak terbuka lebar.

"Cuti mendadak. Rahangnya cedera karena ketawa berlebihan."

"Anjir. Gue mau ngakak tapi kasihan juga. Padahal lo udah enak banget dapat Pak Baekhyun, udah lucu, baik hati pula," ujar Seulgi lalu mendecak sendiri.

"Itu makanya gue rada kesel. Apalagi pas anak-anak yang lain bilang 'mampus' mulu ke gue!" keluh Irene. Dia jadi bertanya-tanya, separah apa sih Pak Sehun-Sehun itu.

"Ya, iyalah. Pak Sehun aja bentukannya kaya gitu. Lo napas aja dia kesel." Seulgi bercerita menggebu-gebu.

"Sial bener gue. Terus gimana, nih, nasib gue? Mana sendirian anjir," keluh Irene, lagi.

"Loh? Si Lucas juga bukannya anak bimbing Pak Baekhyun? Dia dilempar ke mana?"

Irene mendecak pelan. "Dia dapat Pak Chanyeol."

"Gila! Seru banget si Lucas dapat Pak Chanyeol. Iri gue, Ren!" cetus Seulgi penuh antusias.

Fyi, sifat Pak Baekhyun dan Pak Chanyeol itu sebelas-duabelas. Keduanya adalah dosen yang digemari anak-anak fakultas mereka. Selain ramah, hobi melucu, mereka juga pintar bersahabat dengan mahasiswa tanpa membuat mahasiswa menghilangkan rasa hormat dan segan.

"Ya, gue apalagi, Seul. Terus kalian semua malah nakut-nakutin gue. Makin parno nih gue."

Seulgi tertawa lepas melihat ekspresi nelangsa Irene.

Nama Pak Sehun memang sudah awam bagi mereka. Dosen baru yang jutek, sinis, dingin, muka tembok, sayangnya ganteng. Poin terakhir jadi kelebihan utama. Baik mahasiswa atau mahasiswi selalu menghindari beliau karena tidak mau terjebak masalah. Karena Pak Sehun bisa membuat masalah sepele jadi viral. Lumayan kalau viral terus jadi artis dadakan, kalau sama Pak Sehun yang ada jadi kriminal.

"Udah, temuin aja dulu. Lo belagak jadi anak baik-baik. Semua orang jahat pasti ada baiknya juga," kata Seulgi menyemangati.

"Ah, lo mah enak bisa ngomong gitu karena udah nyampe bab dua. Gue judul aja masih gonta-ganti karena Pak Baekhyun melucu mulu tiap bimbingan."

Seulgi lagi-lagi melepas tawa. "Itu sih masalah lo, Ren."

Irene mendengkus jengkel karena respons kurang ajar Seulgi. "Bodo ah! Gue ke ruangan Pak Sehun dulu."

"Hati-hati dimakan buaya!"

"Diem lo, Seul!"

* *

AftoíTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang