Bagian 17

12 5 1
                                    

Menyesal sempat menyimpan rasa padanya? Jangan.
Jadikan itu sebagai pelajaran agar kamu tidak jatuh untuk kedua kalinya.

---------------------

Althaf membanting tasnya di atas kasur milik davlin dengan sembarang arah. Lalu berjalan melewati ruangan luas yang dominan cat berwarna hitam putih seperti papan catur, untuk menuju balkon kamar davlin.

Lelaki jangkung itu duduk di kursi balkon yang sudah disediakan. Mengabaikan sikap yang seharusnya bertamu di rumah orang. Bodo amat dengan sang pemilik. Karena rumah davlin memang selali sepi.

Lagi. Tindakkan tadi pagi yang gagal ia lakoni, sekarang dilakukan lagi. Althaf merokok, sambil menatap jalanan lenggang di komplek perumahan davlin.

Berbeda dengan sang pemilik yang cepat-cepat membersihkan tubuhnya karena lelah seharian membuang keringatnya di sekolah.

"Gue mandi!" teriak davlin dari dalam kamar.

Namun, althaf sama sekali tidak mendengarnya. Lelaki yang masih mengenakkan seragam itu sudah terbuai dengan pikirannya sendiri.

Hanya satu-satunya kejadian tadi malam yang memenuhi otaknya sejak tadi. Ia sendiri tidak mengerti dengan keberaniannya tadi malam terhadap ailve. Pastinya ia tidak sadar dengan apa yang telah dilakukannya terhadap perempuan itu.

Ketika melihat air mata ailve yang terus-menerus mengalir, althaf merasa tidak terima. Apalagi ketika ailve dengan ringannya berucap untuk menjaga jarak dengannya. Hati althaf benar-benar enggan untuk menelannya dengan mentah. Yang justru membuat althaf berani untuk melakukan itu tadi malam.

Althaf akui, memang semua kesalahan dirinya dari awal hingga ia yang tidak menepati janji. Membuat ailve  menunggu lama, sendiri, di lasket. Namun itu bukan keinginan althaf. Ia sudah berusaha cepat untuk tidak mengingkari janjinya.

Kirana, mama althaf, terkena musibah kemarin sore, tepat saat althaf akan pergi menemui ailve. Taksi online yang kirana tumpangi, tanpa sengaja menyenggol pengendara motor yang membawa satu anak balita.

Kirana yang tidak membawa dompet --karena usai bertemu desainer baru dibutiknya --lalu menelepon alzarn, kakak althaf, untuk mengantarkan dompet milik kirana yang tertinggal.

Dan kebetulan yang tidak diharapkan, alzarn sedang ada pertemuan dengan distributor barang otomotif untuk usaha bengkelnya. Begitu pun dengan algam yang saat siang nya sebelum kirana pergi bertemu desainer, menyatakan bahwa ia ada jadwal kuliah sore. Hingga ujungnya, berakhir dengan alzarn menghubungi althaf untuk mengantarkan dompet milik mamanya.

Tidak ada pilihan lain bagi althaf. Ia harus memprioritaskan keadaan mamanya, yang menunggunya di rumah sakit terdekat dengan tempat kejadian kecelakaan itu.

Akibat dari insiden itu, sang pengendara motor mendapat luka jahitan sepanjang 4 cm di punggung kaki kirinya, sama halnya dengan anak balita yang juga mendapat luka, 3 jahitan di pipi, bawah mata kanannya.

Memang seharusnya tanggung jawab si pengemudi taksi online untuk membayar kerugian yang di alami si pengendara motor. Namun, karena kerendahan hati kirana, ia ikut membantu membayar biaya rumah sakit korban juga mengganti rugi kerusakan motor korban.

Meski sang pengemudi sudah berkata "Sudah bu, biar saya saja yang bertanggung jawab untuk mengganti kerugiannya. Sudah seharusnya tanggung jawab saya, ibu kan penumpang"  ujar sopir taksi online.

Dan kirana tidak membiarkan hal itu terjadi. Ia tidak mungkin setega itu untuk memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada bapak sopir taksi online. Mengingat perlu berapa hari bapak ini menarik taksinya agar sebanding dengan biaya ganti rugi itu, yang belum lagi terbagi untuk keluarganya.

ALTEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang