Cut and Run (18+)

3.5K 170 3
                                    

TW: SEXUAL ASSAULT (YOU CAN SKIP IT)
NAME AND CHARACTERS
ARE ONLY FICTIONAL.


Sudah seminggu ini Tay makan telur mata sapi gosong dan nasi sisa kemarin. Nafsu makannya benar-benar hilang. Semenjak pindah di kos eksekutif di wilayah Kuningan dari hotel sementara, seluruh kehidupan malam dan hiruk pikuknya sama sekali tidak menarik minat Tay. Dia lebih memilih berdiam di kamar dan bermain game. Dengan bermain game, dia bebas melontarkan berbagai umpatan.

Cara itu berhasil membuatnya menghilangkan rasa sakit hatinya.

Dia sudah mulai terbiasa bangun di pagi hari tanpa New di sampingnya, makan tanpa New di depannya, dan menceritakan keluh kesah tanpa New menyenderkan kepala di pundaknya. Perasaannya seakan sudah mati. Jiwanya mengembara, entah ke mana. Yang pasti, kali ini hanya menjalani hidup bagai mayat hidup.

Malam itu, Tay benar-benar mulai merasa kehilangan arah. Dia membutuhkan pengalihan lain selain bermain game. Ditelponnya Arm dan Gunsmile, teman berpestanya.

"Arm? Kamu di mana? Boleh join? Oh, klub Fable? Okay, aku akan ke sana."

Kali ini, dia berharap berpesta bisa mengembalikan jiwanya yang sudah terlanjur mengembara jauh.

Sesampainya di klub, Tay disambut oleh Arm dan Gunsmile.

"Eh! Udah lama nggak liat lo? Abis dari Bristol, lu kayak ditelan Segitiga Bermuda tau, gak?" seru Gunsmile.

Tay hanya membalas dengan singkat, "Aku sibuk sekali! Maaf, seharusnya aku menghubungi kalian."

"Nope, it's fine. Lo masih minum sama kita sekarang aja udah gak papa. Ayo! Pada mau minum apa? Gue traktir." ajak Gunsmile.

Tay dan Arm sama-sama memesan gin Bombay Sapphire. Tay sendiri butuh minuman dengan kadar alkohol yang tinggi untuk membuatnya senang. Saat Gunsmile menanyakan alasan Arm meminum minuman yang sama dengan Tay, Arm hanya menjawab karena dia tiba-tiba ingin minum Bombay Sapphire. Mendengar alasan Arm yang cukup aneh, Tay hanya diam saja meskipun ia penasaran. Dia tidak mau memikirkan hal lain.

Saat sebotol gin sudah tiba di meja, Tay langsung menuangkan segelas penuh dan meminumnya dalam satu tegukan.

"Wait, wait... Tay, apa nggak panas?" tanya Arm yang khawatir.

"Segar. Boleh tolong tuangin?" pinta Tay.

"Okay..."

Arm menuangkan gelas kedua dalam jarak yang tak begitu lama. Tay kembali meminumnya dalam satu kali tegukan.

"Tuang lagi.." pinta Tay lagi.

Gunsmile menyodorkan camilan ke hadapan Tay, "Nggak, makan dulu ini."

"Nggak mau!"

"Tay?!" bentak Gunsmile.

Dengan cepat, Tay melempar piring berisi camilan di depannya. Raut wajah Gunsmile mendadak berubah. Dia tidak suka jika Tay sudah mulai tidak terkontrol. Karena ada ketegangan antara Tay dan Gunsmile, Arm diam-diam memindahkan botol gin ke depan Tay.

"Minum sepuas lu, Tay. Jangan peduliin Gunsmile." suruh Arm.

"Arm!" bentak Gunsmile sambil menarik kerah baju temannya.

"Gun! Udah! Biarin aja!"

"Gue nggak mau tanggung jawab! Gue pergi dari sini!"

Pandangan Tay mulai kabur saat Gunsmile bangkit dari tempat duduk dan pergi ke meja lain. Diambilnya botol untuk menuangkan gelas ketiga. Diteguknya lagi tanpa henti.

We Used to be in Love | TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang