Kecewa

3.2K 235 17
                                    

"With You Until Jannah"


🕊🕊

Keesokan harinya seperti biasa Fisya akan berangkat ke kampus, bersama Rafan yang akan mengantarinya.

Sebenarnya saat ini Fisya merasa tidak enak diantar oleh sang suami. Ia takut Rafan akan kecapean jika harus mengantarnya dulu ke kampus sebelum berangkat bekerja. Sebab, sudah dua hari ini pak Jaya tidak masuk bekerja menyetir untuk sang majikan, sopir pribadi Rafan ini sedang demam, jadi ia tidak masuk bekerja dulu sampai waktu yang belum ditentukan.

Pernah saat itu Fisya menolak, inginnya ia menyetir mobil sendiri tanpa perlu diantarkan. Tapi ini keinginan Rafan, selagi dirinya tidak terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan ia akan tetap menjemput dan mengantarkan kekasih halalnya.

"Nanti kalau pulang aku jemput ya? Jangan pergi kemana-mana dulu kalau aku belum datang," ucap Rafan Setelah sampai di kampus Fisya.

"Iyah, Mas," Fisya menjawab sembari tersenyum.

"Lho, Mas mau ngapain?" Fisya bertanya sebab bingung melihat Rafan yang tiba-tiba akan membuka pintu mobilnya.

"Mau bukain pintu buat kamu," jawabnya santai.

Rafan keluar dari kursi kemudinya. Kemudian ia membukakan pintu mobil untuk Fisya.

"Makasih." Fisya tersenyum simpul. "Kalau gitu aku mau masuk dulu ya, Mas."

"Iyah, sayang."

"Assalamu'alaikum," Fisya mengucap salam kemudian menciumi punggung tangan kanan suaminya.

"Wa'alaikumussalam," balas Rafan. "Semangat belajarnya sayang!"

"Iyah, Mas. Kamu juga yang semangat kerjanya." Rafan membalas dengan senyuman.

Kemudian Fisya melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

"Sya!" panggil Rafan setelah beberapa kali Fisya melangkah dan belum jauh darinya.

Fisya berbalik melihatnya. Kemudian Rafan berjalan mendekat.

Cup  ...

Satu kecupan dari Rafan mendarat di pipi Fisya tanpa permisi. Fisya terpegun di tempatnya.

"Mas ...," lirihnya. "Malu!"

"Kenapa harus malu?" tanya Rafan sembari tersenyum lebar.

"Di sini banyak orang yang lewat, kalau mereka liat gimana? 'Kan malu."

Rafan malah terus tersenyum lebar mendengar ucapan Fisya, kemudian untuk yang keduan kalinya ia menciumi pipi sang istri tanpa permisi. Seketika pipi Fisya memanas, sudah pasti blushing pipinya bak kepiting rebus.

"Udah dong, Mas ih, malu tahu." Fisya mengerutu. Baiklah dirinya sangat malu, entah apa yang merasuki suaminya, tumben-tumben Rafan bersikap seperti ini.

Lain halnya dengan Rafan, ia malah terkekeh kecil mendengar ucapan Fisya. Ia menyukai warna pipi Fisya yang merona sebab ulahnya. "Aku sayang kamu," ucapnya tulus sembari tersenyum.

Hati Fisya menghangat mendengar ucapan itu, walau sudah sering ia mendengarnya. Tapi entah kenapa, ucapan yang saat ini sangat jauh lebih menyenangkan didengarnya.

Baiklah entah ada dorongan dari mana, tiba-tiba Rafan membawa Fisya ke dalam pelukannya. Fisya jadi merasa sangat dicintai dan disayangi, ia pun membalas pelukan itu. Seakan dunia hanya milik berdua, mereka lupa dengan keadaan di sekitar. Namun detik-detik berikutnya Fisya melepaskan pelukan. Ia jadi merasa malu dengan orang-orang di sekitar yang lalu lalang dan tidak sedikit pula dari mereka yang melihat kemesraan pasangan halal ini.

With You Until Jannah √ || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang