Gagal Romantis

3.9K 341 20
                                    

"Bukti cinta yang paling besar adalah di saat kita saling mengingatkan untuk taat dan mengajak untuk lebih dekat kepada-Nya."

"With You Until Jannah"

🕊🕊

Fisya masih memandangi mobil yang membawa Rafan. Setelah mobil itu benar-benar menghilang dari penglihatannya barulah Fisya hendak masuk kembali ke dalam rumah.

"Aduh Non ... kayaknya ada yang salah deh Tuan muda pergi," ucap bi Ijah.

"Maksudnya?" tanya Fisya bingung.

"Non Fisya sama Tuan muda 'kan masih pengantin baru ... jadi, kayaknya nggak mau berjauhan walau hanya sebentar, tadi aja nempel terus," Bi ijah terkekeh dengan ucapannya.

"Ah, Bibi bisa aja," Fisya menjawab dengan malu." Udah ah, masuk yuk Bi," lanjutnya mengajak.

Fisya dan bi ijah berjalan masuk kembali ke dalam rumah, sudah sampai di ruang tamu Fisya mendudukan bokongnya di sofa single.

"Non, Bibi izin ke dapur lagi ya, di dapur masih banyak kerjaan."

"Iyah, Bi. Makasih ya," Fisya berucap dibalas anggukan kepala oleh bi Ijah, setelahnya bi Ijah bener-bener tidak terlihat lagi di depan Fisya.

Fisya mengecek handhponenya berharap Rafan menghubungi.

"Di mana nalarmu Fisya, Mas Rafan baru saja berangkat jadi tidak mungkin kalau suami kamu memberi kabar kalau dia sudah sampai." Fisya merutuki kebodohannya sendiri.

Membuka-buka semua acount sosmednya berharap rasa bosan itu hilang, namun tetap saja Fisya merasa bosan.

"Aduh ini rasa bosan atau rasa rindu sih?" katanya. Bodoh Fisya bodoh, barusan itu ngomong apa coba?

"Jadwal kampus hari ini jam sembilan. Daripada bosan mendingan aku main ke rumah Mamah aja dulu kali ya?" Fisya bermonolog sendiri.

"Aku kangen sama Mamah, yaudahlah aku ke sana dulu aja," lanjutnya lagi.

Akhirnya Fisya memutuskan untuk berkunjung ke rumah keluarganya terlebih dahulu sebelum dirinya berangkat ke kampus.

Namun sebelum itu ia teringat ucapan Rafan bahwa jika seorang istri hendak pergi kemana-mana harus meminta izin terlebih dahulu pada sang suami.

Begini perkataan Rafan saat menasehati Fisya, yang dipelajari dari Syaikhul islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan, "Tidak halal bagi seorang istri keluar rumah kecuali dengan izin suaminya." Beliau juga berkata, "Bila si istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti ia telah berbuat nusyuz (pembangkangan), bermaksiat kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya. Serta pantas mendapatkan siksa." (Majmu' Al-Fatawa, 32:281)

Kecuali dalam kondisi terpaksa, yang mengharuskan wanita keluar rumah tanpa harus meminta izin suami karena kesulitan jika harus meminta izin kepada suaminya. Musthafa Ar-Ruhaibani mengatakan, "Seorang istri diharamkan untuk keluar tanpa izin suami, kecuali karena alasan darurat. Seperti membeli makanan, karena tidak ada yang mengantarkan makanan kepadanya." (Mathalib Ulin Nuha, 5/271)

Kembali ke Fisya. Ia mengirim chat kepada Rafan.

Mas aku izin ke rumah mamah ya, boleh kan?

With You Until Jannah √ || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang