Pencarian Yang Tak Kunjung Mendapat Jawaban

2.7K 245 23
                                    

"Seperti nafas yang tidak pernah berhenti di setiap detiknya. Begitu pun penantian dan harapan, ini tidak akan pernah berhenti sampai menemukan titik jawaban."

"With You Until Jannah"

🕊🕊

Keinginan bertemu membuat bertahan, menerima segala jawaban walau jawaban itu tak kunjung mendapat kepastian. Tapi semua sudah terjadi, andai saja dulu mereka tidak berpisah, mungkin keadaan tidak akan menjadi seperti ini.

Hari demi hari terasa begitu sangat cepat berlalu. Sampai saat ini juga Fisya menjalin ikatan pertemanan dengan Amanda.

Di kala ada waktu luang Fisya selalu bersedia menemani Amanda untuk mencari keberadaan sang calon suami.

"Jadi bagaimana? Sudah ada kabar tentang calon suami Mbak?" tanya Fisya pada Amanda. Saat ini mereka tengah mengobrol santai di sebuah kafe.

Amanda menggeleng pelan. "Sampai saat ini belum, Sya," balasnya sendu.

Sudah hampir tiga minggu Amanda mencari, namun sampai saat ini usahanya belum juga mendapatkan jawaban. Jangankan jawaban tanda-tanda keberadaan pun Amanda tidak pernah merasakan.

"Apa Mbak tidak berusaha untuk menghubunginya lagi?" Lagi Fisya bertanya.

"Sebenarnya waktu dulu baru-baru aku pindah ke Jogja, kita masih saling menghubungi. Namun, setelah satu bulan kemudian nomor handphonenya tiba-tiba tidak aktif, dan itu sampai sekarang. Jadi aku sulit untuk menghubunginya." Lagi Amanda membalas dengan suara yang sendu.

"Aku sudah lama menanti kedatangan dia ke Jogja." Cerita Amanda parau. "Dia sudah berjanji akan menemuiku, dia juga sudah berjanji akan menikahiku. Sampai saat ini aku masih menunggu kehadirannya dalam hidupku. Namun, sampai saat ini juga aku tidak tahu mengenai kabarnya."

"Tapi aku yakin dia masih mencintaiku dan menyayangiku. Karena, pasti tidak mungkin mudah melupakan cinta yang sudah singgah dalam hati selama bertahun-tahun," sambung lagi Amanda bercerita.

"Cinta selama bertahun-tahun? Memangnya selama berapa tahun Mbak Amanda menjalin kisah cinta?" tutur Fisya bertanya.

"Yang pasti sudah sangat lama, Sya," jawabnya. " Dan melupakan cinta yang sudah singgah dalam hati selama bertahun-tahun tidaklah mudah, aku yakin laki-laki itu juga pasti tidak mudah melupakan rasa cintanya padaku."

Fisya mengangguk percaya. Membahas cinta selama bertahun-tahun Fisya jadi teringat Farel. Bagaimana kabarnya dia? Fisya jadi penasaran. Apakah Farel sudah melupakan hubungan cintanya yang selama satu tahun bersama Fisya?

"Andai saja Bunda tidak memaksaku untuk segera menikah, mungkin aku tidak akan melakukan ini." Lagi Amanda bercerita.

Fisya mengangguk pelan. Ia jadi merasa kasihan pada Amanda. Bagaimana mungkin wanita ini bisa tetap bertahan? Tidak pernah terpikirkah dalam dirinya, bahwa bisa saja calonnya sudah melupakan dirinya? Tapi Fisya merasa salut pada Amanda. Amanda masih bisa tetap bertahan dengan keadaan.

"Uhm ... maaf sebelumnya, Mbak," sergah Fisya. "Apa Mbak tidak curiga? Bisa saja 'kan calon Mbak itu sudah melupakan cintanya untuk Mbak,"  Fisya berucap dengan hati-hati.

"Aku juga dulu pernah berpikir seperti itu," balas Amanda. "Tapi kita sudah lama berpacaran, dan aku menjadi tahu siapa dia, dia tidak mungkin mudah melupakan cinta lamanya. Apalagi dia sudah berjanji, kedatanganku ke sini untuk menjemput janjinya. Dan aku percaya dia adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab."

With You Until Jannah √ || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang