Unclaimed || Step || Three

85 3 0
                                    

Last at part two...

Suara ketukan terdengar dari pintu kamarnya. Sienna membuka pintu dan melihat perempuan berambut pirang berdiri memegang kotak. "Ada paket untukmu."

"Dari siapa, Jane?"

"I don't know." Gadis itu menggelengkan kepalanya dan berjalan kembali ke kamarnya.

Sienna kembali masuk ke dalam, ia sedang belajar pagi ini sampai suara ketukan tadi terdengar. Gadis itu menimbang-nimbang isi kotak itu. Seingatnya ia belum memiliki teman dekat, lalu siapa yang mengirim paket untuknya.

Ia akhirnya membuka kotak yang terbungkus rapi itu. Sampai Sienna membuka tutup kotaknya dan berteriak melempar kotak itu. Shit.

Kotak itu terlempar ke sudut kamar dengan sepasang sepatu yang terlempar keluar dari kotak. He got her.

~Happy Reading~

"Sometimes the person you fall for isn't ready to catch you."

~~~

Hari ini merupakan hari pertamanya kuliah. Tetapi moodnya bahkan masih sangat buruk hingga saat ini. Bagaimana tidak, pria itu tiba-tiba mengirimkan sepatu sialannya yang kotor itu seolah menunjukan ia tau dan mengawasi gadis itu. Sienna sebenarnya tidak perlu mencemaskan apapun karena ia sudah berusaha dengan sangat keras mengubah dua benda itu kembali seperti baru. Bahkan cara manual rasanya lebih efektif.

Tapi sepertinya gadis itu sama sekali tidak bisa tenang. Saat bayangan pria itu menciumnya serta berbisik, bahkan membuatnya merinding. Bagaimana jika pria itu benar-benar menuntut ganti rugi dan Sienna tau harga kedua barang itu bahkan tidak bisa dijangkaunya walaupun bekerja part time selama setahun penuh.

"Ada apa dengan wajahmu, Sienna? Kau bahkan tidak fokus pada meteri Prof. Ethan?" gadis disebelah menatapnya penuh minat. Ia adalah Lucy teman barunya, gadis itu juga seorang pelajar asing dari Perancis. Sienna hanya menggelengkan kepalanya, gadis itu harus segera sadar karena ia harus fokus pada pelajarannya.

~~~

Library | University of Amsterdam , 10:00 AM

Sienna memilih pergi ke perpustakaan saat waktu senggang sebelum kelas selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sienna memilih pergi ke perpustakaan saat waktu senggang sebelum kelas selanjutnya. Gadis itu menyimpan tasnya, tempat yang nyaman, tenang, dan luas untuknya belajar. Lucy sebenarnya mengajaknya untuk mencari tempat yang lebih santai seperti kantin atau café tapi dirinya harus memikirkan isi sakunya.

Gadis itu memilih menuju kumpulan rak yang berisi buku-buku yang sesuai dengan departemennya. Ia menuju ke lantai dua setelah bertanya kepada penjaga perpustakaan. Bangku di dekat jendela menjadi pilihannya. Lucy berkata akan menghampirinya kesini sebelum kelas dimulai.

Sienna berjalan menuju rak-rak berisi buku yang ia cari. Gadis itu sedang mendalami spesialisasi saraf dan minggu depan jadwal praktiknya akan keluar. Headphone sudah terpasang ditelinganya, lagu yang mengalun menemaninya membaca buku-buku tebal itu. Matanya terpejam sejenak, helaan nafas keluar dari mulutnya. Kenapa bayangan pria itu selalu mengusiknya. Sienna hendak mengembalikan buku itu kembali ke raknya yang paling atas tapi sepertinya ia perlu berjinjit untuk membuat buku itu bisa masuk ke rak. Cukup sulit memasukan buku tebal itu sampai sebuah tangan menyentuh tangannya dan membantu memasukan buku it uke dalam rak. Seseorang berada dibelakangnya dan sangat dekat.

UnclaimedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang