DILARANG PLAGIAT!!!
DILARANG COPY!!!
~~~
Takdir pasti mengambil bagaiannya dalam pertemuan Sienna dan Aland. Dua orang yang tidak seharusnya bertemu dan jatuh cinta. Dua orang yang larut dalam ego mereka masing-masing menunggu salah satunya pergi da...
"Kau pernah bertemu pria brengsek?" Pertanyaan tiba-tiba dari Sienna terasa aneh baginya.
"Kenapa kau menanyakan hal tidak penting. Banyak laki-laki brengsek didunia ini."
"Aku harus pergi, kau bisa pulang duluan Lu."
" I'll take you? Where are you going?"
" Nothing, you go first." Sienna tersenyum, dia hanya tidak tau harus bercerita bagaimana nanti pada Lucy.
"Really?" Lucy mengenggam tangan Sienna. "Ada apa-apa hubungi aku?" Sienna hanya menganggukan kepalanya.
~Happy Reading~
"Eyes so transparent that through them the soul is seen."
~~~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pada akhirnya ia tetap kembali ke mansion ini. Gadis itu menarik kopernya masuk para pelayan tampak sibuk dengan pekerjaan mereka. Kepala pelayan sudah mengatakan padanya jika kamar kemarin adalah kamar yang akan ditempatinya. Rumah ini ramai dengan pelayan tapi terasa sepi. Sienna masuk ke dalam kamar untuk menata alat-alatnya. Ia tetap harus fokus pada studinya jika tidak beasiswanya akan bermasalah. Ponselnya berdering mempelihatkan sebuah pesan baru.
From : XXX
Besok apakah sudah siap belajar? Ini aku, Hugo.
Gadis itu tersenyum, tentu saja ia siap waktunya tidak banyak untuk belajar. Beruntung dirinya bertemu senior seperti Hugo.
To : Hugo
Tentu saja bisa, katakana saja tempat dan jamnya. Setelah makan siang aku tidak ada kelas.
From : Hugo
Diperpustakaan? Setelah makan siang, bagaimana?
Bahagia, dia bersemangat sekarang. Tentu saja dia bisa dan bayangan mengenai tempat praktik impiannya terasanya semakin nyata.
To : Hugo
Tentu saja, aku akan datang senior.
From : Hugo
Jangan panggil aku senior aku terlihat tua, akan kutunggu.
Sienna sudah berguling-guling diatas ranjang karena senangnya. Rasanya ia ingin berteriak atau berlarian sekarang. Ia bahkan menahan untuk tidak memekik terlalu keras. Otaknya masih sadar bahwa ini bukan tempatnya.
Hanya ada waktu kurang lebih 3 hari sebelum ujian untuk penentuan. HMN Hospital, ia sangat menantikannya. Kakinya sudah menghentak-hentak lantai karena senangnya.
~~~
"Apakah dia sudah datang?" Aland memberikan mantelnya kepada kepala pelayan saat memasuki mansionnya.