Unclaimed || Week(end) 2 || Nine

26 3 0
                                    

Last at part eight...

"Enjoy it, besok akan lebih ramai." Aland berucap sebelum pria itu kembali ke kamarnya. Pekerjaannya sudah menunggunya. Sienna hanya menganggukan kepalanya.

Dia akan menikmatinya walaupun dia sendiri tidak yakin tapi tempat ini tidak bisa dilewatkan begitu saja. Dirinya kembali ke kamar, duduk di depan kamarnya tepat dipinggiran kolam. Yunani, bagaimana dia bisa disini dengan cara seperti ini.

Sienna menatap pantulan dirinya di kolam, remang namun ia masih bisa melihatnya dari pantulan cahaya. Rahasia kelahiranya bahkan masih menjadi misteri bagi dirinya sendiri.

~Happy Reading~

"Help me get to know you until I can't breathe if you disappear."

~~~

Langit malam yang indah dengan bintang-bintang yang bertaburan diangkasa, mata gadis itu bahkan belum lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit malam yang indah dengan bintang-bintang yang bertaburan diangkasa, mata gadis itu bahkan belum lelah. Menatapi langit malam sesekali memainkan kakinya yang tenggelam di kolam renang. Suara deburan ombak menjadi tambahan malam yang menenangkan ini. Dia memang sudah terbiasa dengan orang-orang yang mempertanyakan jati dirinya, tapi kenapa saat Aland menanyakannya sekarang dia terganggu dan terus memikirkannya. Dia belum pernah bertemu orang tuanya, seperti apa mereka bahkan dia sama sekali tidak tau.

"Belum tidur?" Suara tampak memecah keheningan malam. Sienna menoleh ke arah sumber suara. "Kau sendiri?"

"Pekerjaan tidak akan selesai sendiri." Pria itu duduk ditepi kolam renang di sisi seberang gadis itu. "Apa bekerja menyenangkan?" gadis itu berucap sambil memandangi langit.

Aland mengangkat sebelah alisnya mendnegar pertanyaan aneh gadis itu. "Tergantung dari sisi mana kau melihatnya."

"Bagiku mendapatkan pekerjaan bagus dan menghasilkan uang yang banyak adalah tujuan utama." Gadis itu sadar dia juga perlu membantu panti asuhan dan mungkin bisa menyekolahkan adik-adik panti yang lain.

Gadis itu tersenyum lembut lalu tertawa "Tenang, aku tidak sematerialistis itu." Kali pertama dimana Aland melihat gadis itu tersenyum dan tertawa.

"Aku akan megang, Aku perlu untuk menyelesaikan studiku. Jadi bisakah kita selesaikan urusan utang-utang baju dan sepatumu?" Sienna hanya tersenyum, dia hanya ingin menyelesaikan studinya dengan baik dan bekerja. Aland, pria itu hanya diam. Dia tidak menyukai ide itu entah kenapa.

Tidak ada jawaban dari Aland, Sienna menghela nafasnya dan memandang ke arah pantai. Bermain di pantai tentu menyenangkan, saat merasakan kakimu bersentuhan dengan dinginnya air laut. Mereka berdua hanya diam.

~~~

Gadis itu mendengar suara berisik dari luar kamar, beberapa orang berjalan dan ada langkah berlari. "Akhirnya..."

"Wajahmu menjijikan Aaric, lagipula ini milikmu."

Dua orang perempuan dan seorang laki-laki datang bersama koper-koper mereka. "Ayolah Lilian, aku tetap perlu kabur dari pekerjaan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UnclaimedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang