DILARANG PLAGIAT!!!
DILARANG COPY!!!
~~~
Takdir pasti mengambil bagaiannya dalam pertemuan Sienna dan Aland. Dua orang yang tidak seharusnya bertemu dan jatuh cinta. Dua orang yang larut dalam ego mereka masing-masing menunggu salah satunya pergi da...
"I wait with silent passion for one gesture one glance from you"
~~~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hal yang identik dengan perkotaan adalah gedung-gedung tinggi, kendaraan yang ramai, rumah mewah, mall, café, dan masih banyak lagi. Terkadang kalian tidak melihat sisi lainnya dari sebuah perkotaan. Rumah kuno yang berarsitektur khas zaman kolonial Belanda dimana peradaban pribumi tidak dihiraukan dan diskriminasi dimana-mana. Seperti sekarang rumah itu dengan cat putihnya yang kusam dan telah mengelupas dibeberapa bagiannya. Matahari senja membuat rumah itu berkilau dengan warna jingga cukup terang karena matahari masih cukup bersinar. Seorang gadis dengan tas ranselnya membuka gerbang yang menimbulkan bunyi decitan. Gadis itu cantic dengan rambut panjangnya yng digelung berantakan ke atas. Gadis itu masuk ke dalam rumah itu.
"Sienna?"
"Astaga, bunda membuatku terkejut." Gadis itu berucap sedikit memekik tekejut.
Seorang wanita paruh baya tampak tersenyum menghampiri gadis itu. "Maaf um, bunda tidak sengaja."
"Tidak biasanya, bunda tidak menemani Raka dan Andre belajar?" gadis itu duduk di kursi coklat yang ada disana.
"Mereka sedang belajar, bunda tinggal sebentar kemari." Wanita itu duduk disamping gadisnya, setelah itu mengeluarkan sebuah amplop coklat Panjang dan diberikan pada Sienna. "Datang lagi seperti biasanya." Perempuan itu tersenyum lembut.
Mata gadis itu diam melihat amplop coklat disana dan menghela nafasnya. "Bunda pakai saja, Sienna masih ada uang dari beasiswa lagi pula sebentar lagi kuliah Sienna selesai." Tapi sepertinya wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya dan meletakan amplop itu ditangan gadis itu.
"Bunda!Bunda!" teriakan terdengar ramai berasal dari kamar. Sepertinya mereka yang belajar tadi sudah selesai. "Bunda datang!" wanita itu menjawab dan tersenyum lebut pada Sienna lalu segera menghampiri suara-suara yang memanggilanya.
Sienna menghela nafasnya dan beranjak memasuki kamarnya. Gadis itu meletakan tasnya dan berbaring diranjang menatap langit-langit kamar itu. Amplop coklat itu dipandanginya, tidak ada pengirim atau pengenal yang tertera. Sienna memejamkan matanya, gadis itu hanyalah satu dari 20 anak yang tinggal di panti asuhan ini sejak usianya baru beberapa bulan. Sienna memiliki kulit putih bersih dengan rambut yang panjang sebahu. Rambutnya berwarna hitam setelah Sienna memutuskan mengecatnya sejak memasuki SMP. Hidungnya yang mencung ditambah ia memiliki iris grey-green. Tentu semua orang tidak ada yang percaya dia orang Indonesia bukan setidaknya mereka akan menyebutnya anak blaseteran. Dia datang ke panti ini hanya dengan nama, kalung, dan tanggal lahirnya. Sejak ia mulai memasuki SMA tiba-tiba amplop itu mulai rutin datang padanya dengan jumlah tidak sedikit. Tapi Sienna tidak pernah memakainya sama sekali, itu uang entah milik siapa.
~~~
"Bagaimana?Revisi lagi?" seorang gadis menepuk bahu Sienna dari belakang dan berjalan disebelahnya. Sienna menoleh dan tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. Gadis itu menatap Sienna dan menyeringai kecil.