Ayo kembali menikmati cerita gadis gugup ini🤗
***
"Selamat Pagi anak-anak."
"Selamat pagi, bu." jawab semua murid serempak.
Bu Asih selaku wali kelas X IPS 2 itu menarik tangan gadis berkulit putih pucat dengan pelan agar mendekat.
"Hari ini kita kedatangan murid baru. Dulu dia homeschooling, jadi buat kalian yang nakal-nakal atau jahil, jangan sekali-kali ngajarin anak ini, ya? Terutama kamu, Arion." kata Bu Asih dengan menunjuk Arion.
Cowok bermata hitam dan berkulit kuning langsat itu memelotot kesal.
"Loh? kok saya, sih, bu? Saya ini anak baik-baik, loh." protes Arion.
Sementara itu anak-anak lain hanya mencibir kesal dengan sikap Arion. Mana ada orang yang sering menjahili hingga seorang anak masuk rumah sakit di sebut anak baik-baik?
"Mulut lo anak baik-baik!"
"Cari muka, ya, emang dasar!"
"Untung ganteng,ya, Ar."
"Arion edan."
Bu Asih menggeleng kan kepala pusing harus mengurus anak didik nya ini dengan cara apalagi. Arion termasuk murid yang baru masuk,namun, sudah membuat beberapa anak lainnya menggeram kesal.
Tidak semua anak geram dengan tingkah nya, mereka yang telah di jahili oleh Arion, tetap saja mengidolakan manusia setengah alien itu. Alasannya sederhana, Arion itu tampan, anak konglomerat, bahkan semenjak Arion masih duduk di menengah pertama dia sudah memiliki Cafe yang ia dirikan sendiri dengan susah payah. Walaupun, otak dan kelakuannya minus tapi dia masih bisa menghormati orang yang lebih tua. Berbeda lagi kalau orang yang lebih tua itu kurang ajar, baru lah dia akan melawan.
"Baik, kamu silahkan perkenalan. Tenang aja, kamu tidak akan kenapa-kenapa,kok." kata Bu Asih tersenyum dengan mengelus pundak Dira.
Dira kini sudah gugup setengah mati, dia takut. Dia tidak berani menatap ke depan. Dari tadi dia hanya menatap sepatu putih nya yang terdapat sedikit bercak kotor karena tadi dia jatuh.
Bu Asih yang masih melihat Dira menunduk, kini membelai rambutnya perlahan agar Dira lebih tenang. Benar saja, Dira yang tadi hatinya sangat cemas dan berdegup dengan kencang sudah lumayan lebih baik.
Gadis itu perlahan mendongakkan kepala menghadap depan, menatap satu persatu anak kelas baru nya itu. Dia meneguk ludah perlahan yang sudah mulai kering karena saking gugupnya.
"H-ai, a-ku Anin-dira. Kalian bisa panggil aku Dira. Sa-lam kenal." ucap Dira tersenyum walaupun tidak terlihat. Dia masih menggunakan masker yang dia gambar bersama kakaknya.
Semua orang yang berada di kelas kini menatap Dira dengan aneh, penasaran, terkejut, heran. Mengapa dia memakai masker hingga ke dalam kelas? Tidak, bukan hanya masker. Namun, juga sweater rajut berwarna cream juga masih melekat di tubuhnya. Padahal cuaca hari ini panas, dan dua kipas yang ada di atas anak-anak pun tak dapat di rasakan.
"Hoi, nggak panas apa pake itu mulu?"
"Bisa napas nggak? Nggak pengap pake masker?"
"Cantik nya mana? nggak kelihatan, nih."
"Jangan terpengaruh cuma separuh muka, siapa tahu di balik masker dia burik?"
Beberapa celetukan para siswa cowok itu membuat Dira ingin menangis. Dia tidak kuat mendengar omongan mereka, walaupun tidak ada yang salah. Dia juga berpikir, pakaian dia saat ini aneh. Semua anak tidak ada yang memakai sweater di cuaca panas, apalagi memakai masker.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARRA--
Fiksi RemajaJadi diri sendiri itu perlu. Tidak usah mengikuti gaya atau perilaku orang lain guna mendapat pujian. Gadis cantik ini juga sangat malu terhadap wajahnya, dia juga sangat malu berinteraksi terhadap semua orang. Namun, seseorang telah membuat hidupn...