Kin Dhananjaya
Bagian 9
Adinata William Matteo***
Dua lelaki itu saling pandang sebelum bertanya lewat sorot mata. Apakah aku memanggilnya?
Buru-buru aku melangkah mendekat tak menghiraukan panggilan Talita. Peduli apa jika Talita menganggapku sudah gila. Karena setelah enam bulan berlalu tanpa bermain sosial media, aku masih saja memikirkan tentang Kin. Kin yang membuatku malas menanggapi para lelaki yang hendak mendekati.
Aku berdiri tepat di hadapan pemilik wajah tak asing itu. "Kamu Kin Dhananjaya?" tanyaku sedikit ragu ditambah rasa malu yang berusaha kututupi sekuat tenaga.
"Kin?" Teman di sampingnya yang menyahut? Sedangkan lelaki pemilik wajah tak asing itu justru mengernyitkan dahi menatapku dalam-dalam.
"Kamu … Azzura?"
Anggukan cepat kuberikan dengan senyuman lebar. Hatiku sungguh berdebar. Dia benar-benar Kin.
"Oh benar ternyata. Aku ingat sekarang." Dia tertawa renyah. "Bener-bener gak nyangka bisa ketemu."
"Kamu kenal, Di? Siapa?" Temannya bertanya.
"Iya. Ini lho yang dulu pernah aku ceritakan. Ada cewek tiba-tiba DM terus tanya apa aku Kin. Kin siapa tadi namanya?"
Senyumku memudar seketika. Dia … "Adinata William Matteo?"
"Benar, Nona. Ternyata masih ingat juga. Lucu ya, gak menyangka bisa bertemu di sini. Sebuah kebetulan yang luar biasa."
"Siapa sih, Ra?" Talita menyusul, bertanya di sampingku. "Kamu …?" Dia menatap lelaki di hadapan, seolah mengenal.
"Oh ya, bolehlah kita kenalan. Aku Adinata William Matteo. Panggil saja Adi." Lelaki itu megulurkan tangan padaku terlebih dahulu.
Talita menutup mulut dengan ekspresi terkejut.
Lemah aku membalas uluran tangannya. "Azzura."
"Aslinya lebih cantik ternyata."
Aku hanya tersenyum tipis.
Lelaki itu ganti mengulurkan tangan pada Talita yang dibalas dengan antusias. Dia juga memperkenalkan temannya. Namanya Arya. Talita yang lebih mendominasi pembicaraan. Bertanya banyak hal.
"Kami bertiga sedang liburan. Oh ya jangan tanya di mana teman kami yang satunya. Dia sudah berjalan duluan. Maklum pecinta alam."
"Gak apa-apalah. Jadinya kan pas gini. Sepasang kita." Talita cekikikan. Aku hanya memutar bola mata. Sudah tidak berniat meneruskan obrolan.
"Mau bergabung?" Adi menawarkan. Sebenarnya dia tipe orang yang menyenangkan. Senyum dan raut wajahnya terlihat sangat bersahabat. Namun entah mengapa, aku tidak berniat untuk mengenalnya semakin jauh. Maka jawaban yang kuberikan adalah gelengan kepala.
"Gabung aja kenapa sih, Ra. Kan enak gitu kalau banyak temennya." Talita protes.
"Kita harus pulang."
"What?!"
"Gak apa-apa jika gak mau. Saya hanya menawarkan saja. Sepertinya Nona Azzura merasa tidak nyaman ya denganku?"
"Hm enggak kok." Buru-buru aku menjawab. "Aku cuma belum terbiasa saja jalan sama orang yang gak dikenal."
"Kan barusan udah kenalan," celetuk Talita. Aku melotot padanya untuk diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kin Dhananjaya (Cinta dari dunia maya)
General FictionSiapa yang pantas disalahkan pertama kali ketika hati ini terluka? Diri sendiri! Siapa lagi? Aku yang membiarkannya datang dan singgah. Padahal ia hanya bertamu sedangkan aku menganggap lebih dari itu. Hati ini yang merasakan kenyamanan dengan keba...