5. Azzura Dhananjaya

1.1K 196 13
                                    

Kin Dhananjaya
(Cinta dari dunia maya)

Bagian 5
Azzura Dhananjaya

***

Rasa haru dan malu menjadi satu, sebab banyak sekali komentar, 'Cieee uhuk!' Lalu mention nama facebookku.

'Daeng.' Aku mengirimkan pesan lewat messenger. Ingin ikut berkomentar tapi malu sekali rasanya.

'Ya?' Cepat sekali dibalas, karena Kin memang sedang online.

'Aku malu.'

'Kenapa?'

'Itu kok tumben kamu nulis namaku?'

'Kenapa? Keberatan?'

'Eh nggak. Tapi tumben aja. Jadi pada salah paham mereka sama kita.'

'Haha saya hanya berharap suatu saat kamu beneran duduk di sini.'

Aku mengulum senyum.

'Di mana?'

'Malino. Tempat biasa saya nongkrong sama kawan kalau tidak ada pekerjaan.'

'Oh. Eh tapi, bukannya kuliah? Kok kerja?'

'Memangnya tidak boleh kalau kuliah sambil kerja?'

'Haha iya, ya. Ah, sepertinya aku yang kelewat manja. Hanya mengandalkan uang dari orangtua.'

'Tidak masalah selagi ada. Saya hanya belajar meneruskan bisnis Papa.'

'Wah. Bisnis apa?'

'Perhotelan. Tahu hotel Aryaduta?'

'Iya tahu. Temen suka cerita banyak kalau abis liburan ke Makassar, ke Pantai Losari, pasti nginepnya di hotel Aryaduta. Keren katanya. Itu punya Papa kamu?'

'Bukan. Punya keluarga temen saya sih hahaha.'

'Yeee terus ngapain kamu tanya tentang hotel itu?'

'Hahaha. Kamu, nggak pengen liburan ke sini?'

'Hm pengen sih, tapi ntar deh kalau udah kerja. Nggak enak kalau minta ortu.'

'Anak yang baik. Nanti kalau ke sini, saya ajak jalan-jalan ke Pantai Losari. Senja di sini indah sekali. Biasanya saya suka memainkan harmonika saat malam-malam di tempat yang sedikit sepi.'

'Manis.' Hanya kata itu yang kukirimkan. Bingung harus menulis apa lagi. Karena imajinasi telah melayang tinggi memikirkan hari itu tiba. Aku datang ke Makassar dan Kin mengajakku jalan-jalan. Berdua menyusuri pantai Losari sambil bergandengan tangan. Lalu saat malam, duduk berdua mendengarkan Kin memainkan harmonikanya. Ya Tuhan, ini manis sekali.

***

Bahagia itu sederhana. Saat melihat titik hijau di sudut messengernya saja, bahagianya tak terkira. Ibaratnya, kau melihat seseorang yang disuka sedang berada di dekatmu. Walau tanpa sapa, cukup bagimu untuk merasakan kedamaian. Saat ia pergi, kau akan merasa kehilangan. Padahal, entah berapa jam atau esok hari ia akan kembali. Rasanya tetap berbeda ketika kau memiliki rasa.

Rasa apa ini? Bagaimana bisa hati berdebar-debar hanya karena berbalas pesan. Bagaimana mungkin, bisa merasakan kenyamanan pada orang yang dikenal melalui jejaring sosial media saja. Tanpa tahu rupa aslinya atau kehidupan kesehariannya.

Mustahil! Tapi ini sungguh nyata. Rasaku kian menggila setiap harinya. Hanya saja, saat aku mulai menyukai seseorang, yang ada dalam benakku adalah kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi nantinya.

Apalagi ditambah omongan Talita yang selalu saja menggunakan logika. "Inget, Ra, dunia maya itu ibaratnya panggung sandiwara. Penuh dengan drama. Lo jangan sampai pakai perasaan dalam menjalin pertemanan dengan akun lawan jenis, apalagi sampai percaya sepenuhnya. Tanpa bukti nyata atau bertemu langsung dengannya."

Kin Dhananjaya (Cinta dari dunia maya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang