.28

2K 187 75
                                    

Setelah mendobrak pintu dengan keras, Tzuyu menangis sekencang kencangnya dari balik pintu kamar.
Perlahan sandaran nya merosot, kakinya tak bisa menahannya untuk tetap berdiri karena lemas.

Tangannya juga meremas dadanya yang sesak dan sakit sekali.
Tangisnya makin keras, karena dengan bodohnya ia masuk kedalam Kamarnya dengan kamar mingyu, yang jelas jelas terpampang sebuah bingkai foto besar berisi potret mereka berdua memakai pakaian pengantin.

Tzuyu memukul mukul dadanya yang masih sesak, sesekali menatap langit langit kamar sambil meremas rambutnya menahan sakit dikepalanya yang kian menyerang.
Dalam batinnya ia terus bertanya tanya, Kenapa harus selalu dia yang disakiti disini?

Tuhan sangat tidak adil padanya. Kenapa hanya dirinya saja yang mengalami penderitaan seperti ini? Sedangkan gadis jalang itu sangat beruntung daripada dirinya.

Tzuyu tersenyum miris, air matanya masih mengalir deras. Suara isak annya menggema sangat menyedihkan.

Kakinya mulai bergerak, hingga badannya sedikit terseok seok untuk menggapai lemari pakaian sebagai penumpu untuk membantunya berdiri.

Setelah berhasil berdiri, ia berjalan perlahan menuju kasur, badannya terbaring lemas diatasnya.

Biarkan hatinya tenang dulu, biarkan rasa sesaknya hilang karena tidur. Biarkan dirinya beristirahat dulu, ia sangat lelah pada beban penderitaannya sampai merasa membuka mata pun sangat menyakitkan.

Perlahan netranya mulai tertutup, nafasnya belum teratur, dan isakannya masih terdengar pilu.

Biarkan malam ini saja bintang gemintang mendengar seluruh keluh kesahnya, karena ia akan menceritakannya di mimpi yang mulai menyambutnya ketika suara nafasnya mulai teratur, dan matanya telah terpejam sempurna.

•'•

Pagi pagi sekali tzuyu sudah membersihkan diri, memakai pakaian yang rapi, serta menguncir rambutnya yang tergerai berantakan.

Blus biru muda dan rok biru laut terlihat senada dengan flat shoes nya yang juga berwarna biru agak tua.
Tzuyu mulai membuka lemari, mengemas pakaian. Mengingat dirinya harus cepat cepat pergi dari sini karena pria itu tak lagi menginginkan kehadirannya disini.

Sejak tadi malam, Mingyu bahkan tak ada niatan melihatnya. Bahkan sekedar membuka telinganya untuk mendengar isak pilunya. Tzuyu tersenyum miris, Koper yang berada diatas lemari sangat sulit digapai.
Ia harus berjinjit untuk mengambilnya.

Ia mulai memilih milih bajunya dan melihatnya dengan telaten dan menyusunnya didalam koper miliknya. Selesai mengemas baju, tzuyu mengambil barang barang miliknya yang berada di nakas dan beberapa yang ada didalam laci.

Ia juga membasmi semua berkas berkas kuliahnya dari dalam lemari yang berbeda, sebagain ia simpan dan sebagian ia buang.
Hampir semua barangnya ia bawa, butuh satu koper besar dan satu tas besar untuk membawanya.

Namun karena tzuyu pandai menyisakan ruang, akhirnya satu koper pun muat untuk semua baju dan barang barangnya.

Setelah memastikan bahwa semuanya telah rapi dan bersih, tzuyu bergegas, merapikan sisa debu yang menempel pada pakaian nya dan bersiap pergi.
Langkahnya berat, bahkan satu langkah butuh 5 detik saking beratnya.

Langkahnya terhenti didepan nakas, tatkala mendapati sebuah bingkai foto kecil yang terdapat potret romantis dirinya dan mingyu saat kala itu pergi liburan bersama junwoo. Disebelahnya, Bingkai foto yang dihias dengan keras kecil, terdapat dirinya yang terkejut karena kedua pipinya dicium oleh mingyu dan junwoo masing masing.

Tzuyu terkekeh kecil, mengambil dua bingkai foto tersebut dan memasukkannya kedalam tas jinjing yang terlampir di bahunya.

Setidaknya, bawa satu dua kenangan dirinya dengan pria itu, kalau kalau dirinya tiba tiba tak ingat siapa itu mingyu, mungkin foto tersebut akan membantu.

My Tsundere Husband [Mintzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang