.36 [Epilog]

3.9K 176 37
                                    

Kini suasana di ruang tengah itu menegang. Tatapan introgasi dari ayah dan ibu Tzuyu pada mingyu yang sedang memainkan jari untuk mencari jawaban yang tepat.

"Sekarang bagaimana?" Suara serak yang dikeluarkan ayah tzuyu terdengar berwibawa. Membuat mingyu semakin gugup untuk menjawab pertanyaannya yang bertubi tubi.

"Saya janji akan membahagiakan Tzuyu lagi, Saya janji akan merawat anak kami dengan baik, Saya mohon berikan saya kesempatan satu kali lagi!" Mingyu membungkuk 90 derajat, lantas orang tua Tzuyu saling tatap dan tersenyum.

"Nak, kami tahu kamu pria yang baik, hanya saja hati mu mudah ragu, tapi sekarang sudah tidak lagi kan?" Suara lembut ibu Tzuyu membuat mingyu kembali tenang.

Pria itu berjongkok dihadapan orang tua tzuyu.
"Izinkan saya menikahi Tzuyu lagi, secara resmi." Mingyu menunduk, meminta izin.

Tentu saja, kedua orang paruh baya itu mengangguk antusias, senyum bahagia terukir diwajah mereka.
Melihat menantu mereka yang begitu menyayangi putrinya.

Mingyu benar benar tidak mau melewatkan kesempatan sekecil apapun, maka dia memutuskan untuk menggelar pernikahan dengan Tzuyu lagi setelah dipastikan dirinya sudah sembuh total.

Kini perut Tzuyu yang semakin besar pun sudah memasuki bulan ke 8 yang artinya tinggal beberapa minggu lagi bahwa sang malaikat yang telah dinanti akan lahir ke dunia.

Mingyu menghampiri Tzuyu yang berdiri didepan pintu dengan senyum terharu, mencium kening wanita hamil tersebut, lantas memeluknya dengan erat.

"Terima kasih," Mingyu tak henti henti mengucapkan dua kata tersebut berulang kali, tanda ia sangat bersyukur bisa diberi kesempatan kedua oleh wanita yang pernah ia sakiti.

Tzuyu membalas pelukannya erat. "Sama sama," Jawabnya tepat di telinga mingyu, laki laki itu bergidik geli karena telinga nya memerah.

Sesi pertemuan orang tua itu berakhir, untuk sementara mingyu tinggal di Taiwan, dirumah orang tua Tzuyu, namun berada dikamar terpisah.

Awalnya Mingyu menolak, minta sekamar. Tapi ayah Tzuyu menolak dengan keras, berkata. "Mana ada orang tua mengizinkan pengantin pria satu kamar dengan pengantin wanita sebelum pernikahan?"

Mingyu hanya menghela nafas panjang, terserah. Walaupun bukan di kamar, ia bisa mesra-mesraan dengan Tzuyu ditempat lain, pikirnya.

Kini Tzuyu tengah menikmati angin malam yang begitu sejak menerpa nya di balkon, tiba tiba seseorang memeluknya dari belakang, membuatnya tersentak dan menoleh kesamping.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Mingyu saat dagunya sudah bertengger indah diatas bahu Tzuyu.
Wanita itu tersenyum kecil.

"Hanya menikmati angin,"

"Nanti kamu sakit,"

"Tidak akan,"

Tzuyu terkekeh melihat mingyu yang kesal karena di protesnya. Tzuyu mengelus rambut mingyu dengan tangannya dari samping, menyenderkan kepalanya pada kepala pria itu.

Tanpa permisi mingyu mengecup pipi Tzuyu dari samping, membuat rona merah disekitar pipinya memerah karena panas.

"Yak! Apa yang kau lakukan?" Omel Tzuyu seraya memukul lengan mingyu yang melingkar di pinggang nya.

"Kenapa? Tidak boleh? Aku hanya merindukan sentuhanmu." Suara mingyu mengecil, pria itu mengusap usap perut Tzuyu yang membesar.

"Laki laki atau perempuan?" Tanya mingyu disertai senyum kecil yang mengembang, ingin tahu.

Tzuyu ikut tersenyum, mengecup pelipis mingyu sebelum menjawabnya, "Laki laki."

Mata mingyu berbinar, pancaran matanya seperti anak anjing yang baru saja mendapat tulang besar, mingyu berjongkok di hadapan Tzuyu, mengelus pelan perut besar tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Tsundere Husband [Mintzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang