'Changmin' Part 4

1.5K 145 12
                                    

Annyeong Reader-nim semua. Part ini agak pendek krn Hime potong jadi 2 bagian

Hime kasih klue lagi kalau ada yang mau tebak-tebak an di part ini

Jadi Jangan lupa Vote, Coment and Share this Story If U Enjoy it

Dan Mohon maaf Hime ngga balesin komentar kalian satu-satu. Tapii Hime baca semua komentar kalian.

 Gomawo buat yang udah komentar di chapter chapter sebelumya....... :) :)


.

.

Keesokan paginya Ahra terbangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya ia saat melihat sang putra tidur dalam posisi duduk disampingnya.

Ia elus pelan puncak kepala Changmin.

Changmin pun mulai membuka matanya pelan.

"Eomma?"

"Kenapa kau tidur disini heum? Jangan bilang kau semalaman menunggu eomma." Tanya Ahra mengelus pelan puncak kepala Changmin.

"Mianhae eomma. Seharusnya aku tidak bersikap buruk padamu selama beberapa bulan ini. Maafkan aku." Ucap Changmin meras bersalah

"Gwenchana. Eomma tidak marah padamu. Ini semua salah eomma." Ucap Ahra mengungkapkan penyesalannya.

"Ania. Aku benar-benar egois dan tidak memikirkan perasaan eomma. Ada banyak hal yang ingin aku ketahui dan dengar dari eomma."

"Geurae. Semua salah eomma karena kau tumbuh tanpa seorang ayah."

"Gwenchana. Aku bahkan tidak bisa mengingat wajah appa. Eomma pasti sangat membenci appa."

Deg. Ahra terkejut, ia mulai terlihat panik dan sempat hilang kendali. Selama ini ia tidak pernah memajang foto sang Appa di rumah. Ia hanya pernah 1 kali menunjukkan foto wajah Yunho saat Changmin kecil bertanya padanya tentang sang appa.

 Ia hanya pernah 1 kali menunjukkan foto wajah Yunho saat Changmin kecil bertanya padanya tentang sang appa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tahu, appa mu adalah orang yang baik. Ia begitu tampan dan bisa diandalkan. Eomma selalu merasa beruntung bisa menikah dengan appa mu."

"Lalu, bagaimana appa meninggal? Kenapa kita tidak pernah melakukan upacara peringatan selama ini dan bahkan eomma tidak pernah memajang foto appa. Apa eomma masih menyimpan foto appa?"

"Untuk apa membicaran seseorang yang sudah meninggal lagi. Biarlah appa mu tenang, eomma tidak ingin mengungkit kembali rasa sakit di masa lalu." Terang Ahra bangun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar. Menghindari percakapan lebih dalam dengan Changmin. Tapi mungkin ini saatnya Changmin mengetahui lebih dalam tentang appanya?

'Andwee. Ini bukan saat yang tepat. Aku tidak ingin Changmin bersikap dingin lagi padaku.' Batin Ahra. Katakanlah ia menjadi egois sekarang.

 Katakanlah ia menjadi egois sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cih. Sampai kapan ia akan berpura-pura menjadi sosok ibu yang baik dan penuh kasih heoh * batin author

Changmin hanya memandang ibu nya keluar seolah ada puluhan pertanyaan dan rencana yang mungkin berputar di otaknya.

Ia rogoh ponsel disaku celananya dan menelepon Kyuhyun.

"Aku ingin bertemu hari ini. Temani aku ke suatu tempat." Ucap Changmin singkat di panggilan telepon.

.

.

.

"Kita mau kemana? Kau tiba-tiba menelponku tadi di pagi buta." Tanya Kyuhyun terus berjalan di belakang Changmin, matanya memandang ke sekeliling hingga ia merasa mulai tidak asing.

"Chakkaman. Jalanan ini. Apa kau ingin pergi kerumah itu lagi? Yaakkk. Jung Changmin." Panggil Kyuhyun menari tangan Changmin hingga membuatnya berbalik.

"Wae?' ucap Changmin.

"Wae?' ucap Changmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau gila. Aku tidak mau ketempat itu lagi. Aku benci harus berdiri seperti orang bodoh di depan rumah besar itu. Kumohon ayo kita pulang saja." Racau Kyuhyun tidak ingin pergi.

"Hari ini kita akan masuk ke dalam rumah itu."

"Mwo? Apa kau yakin?" tanya Kyuhyun melongo.

"Berdiam diri tidak akan membuatmu mendapatkan apapun."

"Geunde? Sebelum itu kau harus mengatakan padaku alasan kenapa kau sangat terobsesi pada rumah itu?"

"Aku merasa ada seseorang yang selalu memandangiku dari arah rumah itu."

"Ya Tuhan. Changmin-ah, ini sungguh tidak masuk akal. Itu mungkin hanya perasaanmu saja. Tidak ada bukti nyata apapun."

"Aku tahu, hanya saja perasaanku mengatakan seperti itu."

TBC

Halo, Gimana nih part ini?

Apa rasa penasaran dan tebakan-tebakan kalian akan sesuai dengan alur Hime?

Yuuk Koment dibawah ya Reader-nim tercinta

 Hime akan update kelanjutannya secepatnya, karena memang Hime potong ceritanya di sini. *walau agak tanggung

Jadi jangan Lupa Vote, Comment and Share This Story if U Enjoy It


I'm Not The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang