Toko Buku

25 2 0
                                    

Sesampainya di toko buku, Ui membelalakkan matanya karena melihat banyak buku yang berbaris dengan rapi, mulai dari buku agama, novel, komik, buku gambar, sketsa, pengetahuan, filsafat, sains dan masih banyak lagi lainnya. Ui hampir saja menganga jika tidak ditegur Perseus, "bagaimana? Kau sudah ku antar ke sini, jadi pilih-pilihlah sana," ujar Perseus dengan muka datarnya.

"Iya iya, aku pergi dulu ya, sebentar kok" kata Ui sambil melemparkan senyuman.

'Huh.... biasanya sebentar itu berarti tiga jam untuk perempuan,' batin Perseus sambil membuka sekaleng cola dan meminumnya.

"Hei, kau! Kan sudah sering kubilang untuk tidak makan dan minum disini" jawab seorang petugas disitu.

"Ah! Kau selalu mengagetkanku, Airin! Lagian kalian kan tidak menyediakan makanan dan minuman untuk pengunjung yang cuma menunggu disini," jawab Perseus dengan cuek.

"Oooh... tumben-tumbenan kau tidak beli buku ke sini, jadi, kau menunggu siapa?" tanya petugas bernama Airin itu dengan nada mengejek.

"Yah, kecuali kalau kalian punya comic detektif conan yang baru. Nah, ada tidak?" tanya Perseus balik.

"Kau kan baru beli yang terbaru 2 hari kemarin, yah... mana mungkinlah sudah keluar lagi yang baru," jawab Airin dengan kesal.

"Ya pastilah. Bagaimana keadaanmu setelah peristiwa itu?" tanya Perseus sambil menatap buku-buku sejarah.

"Yah... cukup membaik," jawab Airin dengan pipi memerah "terimakasih ya, sudah menolongku waktu itu".

"Tidak masalah" jawab Perseus sambil menghabiskan colanya dan membuangnya ke tong sampah, kemudian berjalan melihat-lihat buku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Airin berjalan mendekati Ui yang sedang melihat-lihat frame lukisan. Airin menatap Ui dan berusaha menyapanya, "halo," sapanya dengan ramah.

"Oh, halo juga... hehe," jawab Ui.

"Sedang melihat-lihat frame lukisan ya? Suka melukis?" tanya Airin.

"Mmmm... iya. Sekali-sekali kalau sedang mood aku melukis," jawab Ui singkat memilih salah satu frame.

"Dia temanmu ya?" tanya Airin kepada Ui yang beranjak memilih-milih buku.

"Hm... bagaimana bilangnya ya? Aku baru kenal dia hari ini, jadi aku belum bisa menyebutnya teman, begitu." Setelah mengambil salah satu buku, ia berjalan menghampiri Perseus yang berdiri melihat-lihat buku sejarah.

"Hm... sebentar sekali, hampir 3 jam ya?" ujar Perseus yang mengetahui Ui datang lewat ujung matanya.

Ui datang dengan senyum lebar di mukanya, "hehe, lama ya?"

"Yah, cukup lama, sampai aku lapar lagi jadinya," jawab Perseus dengan muka bosan.

"Ya maaf... soalnya aku bingung memilih frame untuk lukisanku, banyak yang bagus." Ui menyerahkan frame dan buku yang dipilihnya tadi kepada kasir.

"Hmmm... syukurlah, kukira bakal lebih lama lagi," jawab Perseus yang mengikuti Ui ke meja kasir.

Kasir telah selesai mentotal "total harganya 480π," ujar kasir ke Ui.

"Hehe, maaf ya, aku bayar dulu" kata Ui dengan malu mendengar kata-kata Perseus. Ia pun membuka tasnya mencari dompet, namun tak lama kemudian ia berkata dengan muka panik "astaga, aku lupa bawa dompet, bagaimana ini?" tanyanya kepada Perseus dengan wajah panik.

Perseus hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dan membuka dompetnya untuk membayar buku buku Ui, "haaaah... maksudmu? Aku harus bayar?".

"Ya habis bagaimana dong? Tolong ya, nanti ku ganti kok. Ya? Ya? Tolong ya?" Ui meminta kepada Perseus dengan muka panik dan bingungnya.

Tidak tega dengan pemandangan imut dan menggemaskan, ia dengan terpaksa merelakan uangnya untuk dimakan mesin kasir itu.

"Terimakasih, kau baik sekali ya rupanya," ujar Ui riang sambil menenteng belanjaannya.

"Kenalkan, namaku Airin, Airin Purnama," ucap Airin yang memperhatikan mereka dari tadi menyodorkan tangannya kepada Ui untuk berkenalan.

"Oh, iya, aku temannya, namaku Ui, Wimala Ui Frans," jawab Ui sambil membalas jabatan tangan Airin.

"Ngomong-ngomong, kalian kelihatan akrab sekali, kalian sedang kencan ya?" canda Airin tiba tiba, seketika Perseus menyemburkan cola yang ada di mulutnya ke lantai, "maaf".

Ui juga sama terkejutnya dengan Perseus, "dengan orang gila ini? Mana mungkin aku akan kencan dengannya, lihat dia, dia membasahi lantai dengan semburan colanya itu" jawab Ui dengan nada agak jengkel.

"Aku juga tidak akan kencan dengannya, lagipula aku tidak kenal dia? Hei, kau siapa? Aku Perseus Chord Thycon, namamu siapa?" Tanya Perseus pura pura tidak kenal.

"Kau lihat kan? Orang bodoh seperti dia ini tidak akan ada yang mau sama dia" kata Ui dengan kesal dan menjitak kepala Perseus.

"Hehe, memang dia seperti itu, menjengkelkan, tapi kau akan terkejut nanti kalau tahu siapa dia sebenarnya" jawab Airin dengan senyuman melihat tingkah Ui dan Perseus.

"Begitu ya? Tunggu dulu, Perseus Chord Thycon? Kau? Penulis novel detektif-detektifan dan misteri itu?" tanya Ui kepada Perseus memuntahkan rasa tak percayanya.

"Hah? Kau tidak sadar dari tadi kalau kau sedang bersamanya?" tanya Airin tak kalah herannya dengan Ui.

"Ku-kukira Perseus C. T. itu orang yang tampan, tenang, misterius, cool atau semacamnya. Tapi ternyata... orang ini? Orang aneh ini? Yang membuntuti orang lain?" ceracau Ui tanpa bisa dikontrol.

"Hei, coba ingat siapa yang aneh! Matamu itu kan..." ujar Perseus kesal karena dikatai begitu, tapi segera menelan kata-katanya begitu melihat raut muka Ui berubah. Ia seperti tersentak, tiba-tiba air matanya mengalir dan ia berusaha menahan emosi yang akan dikeluarkan lewat mulutnya.

"Dasar jahat!" bentak Ui kepada Perseus dan dengan segera ia berlari keluar.

"Sialan! Apa yang kulakukan! Aku membuat dia marah, dan dia meninggalkan barangnya begitu saja. Dan dompetnya kan ketinggalan, mau pakai apa dia pulang nanti," gumam Perseus sambil menyambar barang-barang belanjaan Ui yang ketinggalan dan berlari mengejar Ui.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ui berlari, menangis dengan mata memerah dan berusaha menghapus air matanya. Saat lelah dan halte bis sudah akan dekat, ia menurunkan kecepatan berlarinya menjadi berjalan. Sesampainya di halte bis, ia masih menangis dan berusaha menghapus air matanya, "dasar jahat! Dugaanku benar, ia hanya pura-pura baik."

Ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. Ia berusaha melupakan kejadian tadi, namun ia merasa ada yang terlupakan olehnya, "astaga, bagaimana aku akan membayar bisnya, aku lupa bawa uang. Belanjaan saja tadi Perseus yang bayar, dan... ASTAGA!!! BARANG-BARANGKU TERTINGGAL!!!" Ui pun berteriak hingga menarik perhatian banyak orang.

DifficultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang