Present

18.2K 1.1K 152
                                    

^_^ Happy Reading ^_^

.

.

.

Lead male POV

.

.

.

Kalau rasa benci memberimu ribuan alasan untuk meninggalkannya, maka rasa cinta yang kumiliki untuknya, memberiku ribuan alasan untuk tetap bertahan disisinya meski banyak yang mengatakan aku bodoh karena perasaan itu.

Hai!

Aku Park Chanyeol, pria yang sangat menggilai seorang perempuan bernama Byun Baekhyun.

Menggilai?

Mungkin terdengar konyol. Tapi memang seperti itulah keadaannya.

Aku berusia di awal tiga puluhan, euhm lebih tepatnya tiga puluh dua.

Dengan usia sematang itu, tentu bukan kali pertama ini aku mencintai seorang perempuan. Sebelum dengan Baekhyun, aku sudah pernah jatuh cinta sebanyak tiga kali. Tapi dari ketiga perempuan sebelum Baekhyun itu, tak ada yang membuatku memiliki sebuah rasa seperti ketika aku jatuh cinta pada Baekhyun.

Baekhyun sosok perempuan yang berbeda. Dia berani menyuarakan apa yang di rasa kurang tepat untuknya.

Saat aku memutuskan menikahinya karena alasan sebuah perjodohan padahal sebenarnya itu adalah hanya siasat yang dilakukan orang tuaku atas permintaanku, Baekhyun langsung mendatangiku, marah padanya dan berkata kasar.

Well!

Aku hanya diam, tak berniat membantahnya sama sekali karena disini aku yang bersalah.

Dia sudah memiliki kekasih dan berencana menikah dengan kekasihnya itu kemudian hari, tapi kedua orang tua kami sepakat menjodohkan kami dan aku tak berniat menolak hal itu.

Itu yang membuatnya sangat marah padaku.

Dia mengatakan padaku, harusnya aku bisa menolak atau kalau memang ada pilihan lain selain dia, aku bisa memilih yang lainnya.

Tapi....

Jatuh cinta itu ternyata tak bisa direncanakan. Ingin mencintai siapa, juga tak bisa di atur.

Aku jatuh cinta padanya dan aku ingin memilikinya, itu fakta yang melukai kami.

Saat kami menikah, aku pikir seiring berjalannya waktu, perasaannya akan berubah padaku.

Kenyataannya sama sekali tidak.

Dia tetap sama dan semakin hari, semakin terlihat kebencian dimatanya untukku.

Kami tinggal satu atap, tapi dia membangun tembok tinggi agar aku tak bisa menyentuh urusan pribadinya.

Itu salah satu alasan yang membuat orang dekatku mengatakan aku bodoh.

Karena apa? Karena aku bertahan dengan perempuan yang sama meski di luar sana, banyak perempuan yang mengantri untuk mendapatkan kasih sayangku.

Mereka yang mengatakan itu, belum pernah merasakan yang namanya cinta buta.

Iya buta, saking butanya sampai tak melihat keburukan yang bahkan terlihat jelas di depan mata.

Hah!

Aku menyadari apa yang kurasakan sudah lebih dari sekedar budak cinta.

Aku membutakan mata dan menuliskan telingaku atas kenyataan dirinya yang masih menjalin hubungan dengan kekasihnya.

The Best Ending [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang