Part 11

14.3K 1.1K 138
                                    

^_^  Happy Reading  ^_^

.

.

.

Note : Makasih atas dukungan kalian di cerita ini.
Marhaban Ya Ramadhan untuk yang menjalankannya.
Semoga kita menjadi umat yang lebih baik lagi tahun ini.

.

.

.

Prak

Baekhyun terduduk di atas kloset, kepalanya tertunduk dalam, mimik wajahnya terlihat sedih.

Untuk kesekian kalinya, dia kecewa dengan hasil test pack. Dia berharap ada garis dua di test pack itu, tapi nyatanya, masih satu.

Padahal, sudah hampir empat bulan dia berada di New York. Dan selama itu, dia dan sang suami sudah sering melakukan hubungan intim, tapi hasilnya...

Baekhyun mengusap kasar wajahnya. Tak lama, air matanya jatuh tanpa permisi.

Perempuan itu terisak lirih.

"Bee!"

Chanyeol membuka pintu kamar mandi dan menghampiri istrinya. Pria itu kemudian duduk berjongkok di depan sang istri.

"Sayang!" panggilnya, namun Baekhyun masih terisak.

"Kalau aku benar-benar tak bisa memberimu keturunan bagaimana?" Baekhyun menatap sang suami dengan mata basahnya.

"Apa yang kau katakan?"

"Lihat! Bulan ini pun hasilnya masih sama dengan bulan sebelumnya. Padahal aku sudah senang karena telat sekitar dua minggu."

Chanyeol kemudian meraih tangan istrinya dan menggenggamnya erat. Mata besarnya menatap lembut sang istri.

"Tuhan tahu yang terbaik untuk kita Bee, lebih dari diri kita sendiri."

"Tapi aku ingin hamil." sahut Baekhyun gusar.

Chanyeol menangkup pipi sang istri dengan kedua tangannya. "Tuhan ingin memberi kesempatan pada kita untuk lebih saling mengenal. Kita nikmati waktu kita saat ini, euhm."

"Tapi..." Baekhyun tertunduk, air matanya tiba-tiba leleh.

Sejak hubungannya membaik dengan Chanyeol, dia sangat berharap memiliki anak dari pria itu. Bukan tanpa alasan, banyak alasan kenapa dia demikian dan salah satu alasan terbesarnya adalah karena dia tak ingin kehilangan pria itu.

Ya. Dia masih berpikir bahwa anak bisa membuat ikatan pernikahan mereka lebih kuat.

Baekhyun tak tahu, bahwa landasan dan alasan untuk memperkuat ikatan pernikahan dan juga cinta, bukan hanya karena kehadiran anak.

Buktinya, di luar sana banyak pasangan yang sudah menikah dan sudah memiliki anak, berpisah hanya karena sebuah ego.

"Kenapa? Kenapa menangis?"

"Aku hanya takut kau mencari perempuan lain kalau aku tak bisa memberikan keturunan."

Chanyeol menghela nafas perlahan, dia tahu apa yang dirasakan istrinya.

Pria itu berdiri dari duduknya, lalu mengangkat tubuh istrinya dan mendudukkannya di atas wastafel.

"Kau masih ragu dengan semua perasaanku padamu?"

Baekhyun menggeleng perlahan.

"Kalau tidak, kenapa kau takut aku mencari orang lain?"

"Beberapa orang mungkin melakukannya."

The Best Ending [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang